B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran sains di sekolah, pada umumnya memiliki sebagian masalah kritis diantaranya: sebagian siswa tidak mampu menggunakan sains yang mereka
pelajari; hal ini menyebabkan kurangnya kepedulian siswa terhadap kebersihan lingkungan membuang sampah sembarangan yang merupakan salah satu bukti
sikap ketidakpedulian siswa terhadap pelestarian lingkungan sekolah yang perlu dijaga. Pembelajaran sains tradisional menyebabkan siswa kurang memiliki rasa
ingin tahu, kurang mampu memberikan penjelasan, kurang mampu melaksanakan pengujian hipotesis, dan kurang mampu meramalkan peristiwa yang akan terjadi
apabila diberikan suatu perlakuan tertentu Yager, 1993. Sistem pengajaran Biologi pada dasarnya bertujuan agar siswa mampu memahami konsep-konsep
pengetahuan alam,
memiliki keterampilan
dalam mengembangkan
pengetahuannya, mempunyai rasa ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, dan mampu menggunakan teknologi dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
dengan tanpa merusak alam sekitar yang merupakan tanda kebesaran Allah SWT. Pada pembelajaran lingkungan yang menggunakan model pembelajaran
STM ini dirasakan memiliki tanggapan terhadap tantangan dalam pendidikan sains. Pembelajaran STM ini dapat membantu siswa dalam menguasai
pengetahuan dan keterampilan untuk membantu siswa memenuhi kebutuhan pelaksanaan perannanya sebagai masyarakat. STM berbasis Imtaq ini merupakan
modifikasi dari pendekatan STM yang ditambah dengan sudut pandang agama, yang penulis gunakan dalam pembelajaran ini adalah sudut pandangan dari agama
Islam yang bersumber pada Alquran dan sunnah rasul. Model pembelajaran STM berbasis Imtaq ini merupakan usaha untuk menjadikan lulusan pendidikan
setidaknya tahu tentang atau bahkan menyukai Sains Teknologi perkembangan serta implikasinya terhadap lingkungan masyarakat serta peningkatan iman dan
ketakwaannya.
Gambar. 2.4 Bagan Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Penelitian Tindakan