Tempat dan Waktu Penelitian Tujuan Penelitian Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang dipilih sebagai lapangan penelitian adalah SMA Daya Utama Bekasi di Jl. Raya Kota Legenda Kec. Mustika Jaya. Penelitian ini dilakukan pada semester genap mulai bulan Januari hingga Februari 2009.

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa dengan model pembelajaran Sains teknologi Masyarakat STM berbasis Imtaq pada konsep lingkungan. C. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian tindakan kelas ini adalah collaboration classroom action research, yaitu bekerjasama dengan guru mata pelajaran biologi di sekolah. D. Populasi dan Sampel Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian peneliti. 29 Populasi target adalah seluruh siswa SMA Daya Utama. Subjek penelitian adalah siswa kelas X IPA SMA Daya Utama.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini terdapat tiga jenis data yang dikumpulkan untuk dianalisis. Jenis data, teknik pengumpulan data dan instrument dapat dilihat pada tabel. 29 Ronny Kountur. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: PPM, 2005 Sumber Data Jenis Data Teknik Pengumpulan Data Instrumen Peserta didik Penguasaan konsep peserta didik sebelum terlibat dalam model pembelajaran STM berbasis Imtaq pada konsep lingkungan Melaksanakan Tes awal Butir soal pilihan ganda Penguasaan konsep peserta didik setelah terlibat dalam model pembelajaran STM berbasis Imtaq pada konsep lingkungan Melaksanakan Tes akhir Sikap peserta didik setelah model pembelajaran STM berbasis Imtaq Mengisi kuesioner Butir pernyataan Proses KBM Observasi Lembar Observasi

F. Instrumen Penelitian

Data yang menunjukkan bahwa nilai imtaq telah berhasil tersampaikan kepada siswa dan respons siswa terhadap model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat STM adalah angket. Angket yang digunakan bersifat tertutup artinya jawaban telah disediakan dan responden hanya memilih salah satu jawaban yang telah disediakan dengan menggunakan skala likert yang telah dimodifikasi terdiri dari empat alternatif jawaban, yaitu : Sangat Setuju SS, Setuju S, Kurang Setuju KS, Tidak Setuju TS. Sedangkan untuk mengetahui proses pembelajaran adalah melalui lembar observasi catatan lapangan dan untuk mengetahui penguasaan konsep domain kognitif adalah melalui pre-tes dan post-tes.

1. Validitas dan Reliabilitas

Validitas yang digunakan adalah validitas konstruk dan validitas butir soal. Suatu tes dikatakan memiliki validitas konstruk apabila mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam dalam indikator pembelajaran. Validitas butir soal diuji dengan menggunakan rumus point biserial 30 : = − √ Keterangaan : r pbi = koefisien korelasi point biserial yang dianggap koefisisen validitas item. Mp = Skor rata-rata hitung yang dijawab benar oleh peserta tes Mt = Skor rata-rata total yang dicapai oleh seluruh peserta tes. SDt = Standar deviasi P = proporsi siswa yang menjawab benar terhadap butir item. q = proporsi siswa yang menjawab salah terhadap butir item. Reliabilitas instrumen penelitian dihitung dengan menggunakan rumus K-R 20 sebagai berikut: 31 r xx =     S S x x K K pq 2 2 1    Keterangan : r xx = reliabilitas untuk keseluruhan tes K = jumlah item dalam tes S 2 = varians semua tes X = rerata skor

2. Uji Taraf Kesukaran

Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan 30 Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 1999, cet. 1. h. 67 31 Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : Bumi Akasara, 2003 tidak terlalu sukar. Untuk dapat mengukur tingkat kesukaran suatu soal digunakan rumus : P : Indeks kesukaran B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria tingkat kesukaran soal : P = … 0,3 adalah soal sukar P = 0,3 sampai dengan 0,7 adalah soal sedang P = 0,7 sampai dengan 1,00 adalah soal mudah

3. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal menurut Arikunto 1996, adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Berikut ini cara mencari daya pembeda soal : 32 D = Daya Pembeda Soal Ba = Banyaknya peserta tes yang menjawab benar pada kelompok atas Bb = Banyaknya peserta tes yang menjawab benar pada kelompok bawah Ja = jumlah peserta tes kelompok atas P atas = Tingkat kesukaran kelompok atas P bawah = Tingkat kesukaran kelompok bawah Adapun Kriteria daya pembeda adalah sebagai berikut : 0,00 – 0,20 = buruk 0,21 – 0,40 = cukup 0,41 – 0,70 = baik 0,71 – 1,00 = baik sekali 32 Ibid, hal. 213 P = BJS D = BaJa-BbJb = P atas - P bawah

G. Teknik Analisis Data

Data dianalisis secara deskriptif dari tes penguasaan konsep dan hasil pengamatan yang didapat dari setiap siklus. Peningkatan penguasaan konsep siswa diambil dari melalui kenaikan selisih pre-tes dan post-tes pada siklus pertama yang dibandingkan dengan kenaikan selisih pre-tes dan post-tes pada siklus kedua dengan menggunakan Normal Gain. Gain menunjukkan peningkatan pemahaman dan penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. 33 Dapat dihitung dengan rumus : 34 = − − Tiga kategorisasi perolehan skor gain ternormalisasi, yaitu : N-g tinggi : nilai g 0,7 N-g sedang : nilai 0,7 g 0,3 N-g rendah : nilai g 0,3 Setelah mengetahui Ngain masing-masing siswa pada setiap siklus maka dilakukan uji t. Pengujian uji t digunakan untuk mengetahui peningkatan yang terjadi antara siklus I dan siklus II. Adapun rumus dengan menggunakan uji t sebagai berikut : = − 1 − 1 Dimana 2 = 1 − 1 1 2 + 2 − 2 2 2 1 + 2 − 1 X 1 = rata-rata hasil belajar siswa dari pretes 33 Yanti Herlanti. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Bogor : 2 Juni 2006 34 David E. Meltzer. “The Realitionship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physic: A Possible “Hidden Variable” in Diagnotic Pretes Scores”, dari http:physics.ia.state.eduperdocsaddendum_on_normalized_gain.pdf. X 2 = rata-rata hasil belajar siswa dari postes n 1 = jumlah sampel pretes n 2 = jumlah sampel pada postes S 1 2 = varians pretes S 2 2 = varians postes t = hasil hitung distribusi S 2 = nilai deviasi gabungan Selain itu data penguasaan konsep siswa dilihat dari ketuntasan belajar siswa yang diambil dari jumlah siswa yang memiliki nilai post tes yang mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM pada setiap indikator pembelajaran. Angket digunakan sebagai data pendukung untuk mengetahui penerimaan siswa terhadap model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat.

H. Indikator Keberhasilan

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran sains teknologi dan masyarakat pada konsep energi bernuansa nilai terhadap hasil belajar siswa

0 9 72

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP ENERGI PANAS.

0 3 51

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) PADA SISWA KELAS V Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Karangkendal Kecamatan M

0 1 17

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP KEGIATAN EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DI KELAS IV SDN JENGGOT 1 KECAMATAN MEKAR BARU KABUPATEN TANGERANG.

0 0 44

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERISTIWA ALAM YANG TERJADI DI INDONESIA DI KELAS V SD.

0 0 28

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DENGAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) PADA KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI:Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri Cipete 2 Kecamatan Curug Kota Serang Provinsi Banten.

0 0 41

PENGGUNAAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SUMBER DAYA ALAM DAN KEGIATAN EKONOMI DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS IV.

0 0 46

PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN.

0 0 13

111 Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMPN 3 Mataram

0 0 5

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 3 MATARAM

0 0 10