Pemeriksaan Keabsahan Data Analisis Data

d. Tahap Refleksi Pada siklus II ini kemampuan siswa dalam memahami pelajaran matematika sudah mengalami peningkatan sesuai dengan aktivitas yang diharapkan pada penelitian ini.peningkatan dapat dilihat dari beberapa indicator yaitu memperhatikan penjelas guru, menanyakan materi yang belum dipahami, merespon pertanyaan dari guru dan siswa lain, mencatat materi yang dipelajari, mengerjakan tugas, menggambar pola, memecahkan masalahmenyelesaikan soal yang diberikan. Akttivitas siswa dapat dilihat pada lembar observasi siswa pada lampiran. Berdasarkan hasil observasi pada siklus diperoleh persentase rata-rata aktivitas siswa mencapai 70,24, dengan hasil ini indikator keberhasilan telah tercapai. Dengan adanya peningkatan aktivitas belajar matematika siswa dan indikator keberhasilan sudah tercapai maka penelitian ini dihentikan. Namun ada beberapa aktivitas yang perlu dilanjutkan dan diteliti kembali yaitu aktivitas memecahkan masalah dan menggambar pola. Guru sebagai pembimbing siswa dalam kelas perlu membuat situasi kelas nyaman bagi siswa yang sedang belajar, menyediakan alat evaluasi yang dapat membantu siswa memahami materi yang sedang dipelajari LKS dan menyesuaikan tindakan dalam kelas serta mengantisipasi keadaan kelas yang mungkin terjadi.

B. Pemeriksaan Keabsahan Data

Instrumen yang digunakan untuk melihat aktivitas belajar matematika siswa dalam penelitian ini yaitu lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa. Lembar observasi ini diberikan untuk mengetahui aktivvitas belajar matematika siswa dalam belajar matematika. Selain lembar observasi aktivvitas belajar siswa ini, dalam penelitian ini juga menggunakan interumen tes, lembar observasi guru, dan wawancara sebagai pendukung untuk mencari data-data yang ingin diperoleh. Peneliti mewawancarai guru dan beberapa siswa, wawancara ini dilakukan sebelum dan sesudah penelitian dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan konstruktivisme. Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh valid dan memiliki kepercayaan yang tinggi, dilakukan member chek. Dalam melakukan member chek peneliti memeriksa kembali data-data yang diperoleh dari narasumber selama peneliti melakukan penelitian, sehingga data- data yang diperoleh benar. Selain melakukan member chek, untuk mendapatkan data yang abash dilakukan pula tekni triangulasi melalui pengamatan terhadap aktivitas belajar matematika siswa dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme yang bertujuan menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang berbeda. Di dalam melakukan triangulasi peneliti tidak hanya bertanya dan berdiskusi dengan guru kolabolator tentang hasil observasi yang diperoleh dengan guru-guru lainnya. Peneliti juga membaca berulang-ulang data yang diperoleh dan melakukan reduksi data, yaitu menghilangkan data yang tidak relevan dengan fokus penelitian. Hal ini bertujuan agar data atau infornasi yang diperoleh sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

C. Analisis Data

Tahap analisis data terdiri dari analisis data pada saat dilapangan dan data yang sudah terkumpul. Untuk data dari lapangan diperoleh dari berbagai sumber, sedangkan data yang sudah terkumpul diperoleh dari lembar observasi, hasil tes dan hasil wawancara. Untuk data hasil observasi belajar matematika siswa diperoleh skor awal rata-rata aktivitas belajar matematika siswa sebelum menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran yaitu 50,6 dengan katagori aktivitas belajar matematika siswa rendah. Setelah melakukan penelitian pada siklus I skor rata-rata aktivitas belajar matematika siswa mengalami peningkatan yaitu menjadi 62,26, namun hasil ini belum mencapai indikator ketercapaian yang diinginkan yaitu ≥70, kemudian penelitian dilanjutkan pada siklus II, skor rata-rata aktivitas belajar matematika siswa meningkat mencapai 70,24, hasil ini dikatagorikan aktivitas belajar matematika siswa baik. Dari data yang diperoleh melalui lembar observasi menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar matematika siswa dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam proses pembelajaran. Hasil dari lembar observasi di atas didukung dengan hasil tes akhir siklus atau data berupa nilai siswa yang diperoleh dari hasil belajar siswa. Skor awal siswa sebelum peneliti yaitu 59,58. Setelah dilakukan peneliti pada siklus I, berdasarkan hasil tes akhir siklus I mengalami peningkatan rata-rata tes yaitu 68,8, hasil ini belum mencapai indikator ketercapai rata-rata ≥ 70. Penelitian dilanjutkan pada siklus II. Hasil tes akhir siklus II ini mencapai rata-rata 72,53. Dengan hasil yang telah dicapai, penelitian dihentikan. Selain hasil dari observasi dan tes akhir siklus, peneliti juga memperoleh data dari wawancara pada guru dan beberapa siswa, wawamcara ini dilakukan sebelum dan sesudah penelitian dilakukan. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Hasil wawancara pada guru sebelum penelitian diperoleh bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika rendah, walau sudah diberikan perhatian ekstra, namun setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konsruktivisme guru tersebut berpendapat adanya peningkatan aktivitas belajar matematika siswa, sedangkan hasil wawancara pada beberapa siswa sebelum penelitian, satu siswa mengemukakan,”saya bingung apa yang harus saya kerjain, soalnya gurunya lebih seneng nanyamemperhatian siswa yang lebih pinter ”. Setelah dilakukan penelitian peneliti mewawancarai kembali untuk mengetahui respon siswa terhadap pendekatan konstruktivisme, siswa yang diwawancarai peneliti mengemukakan seneng terhadap pendekatan konstruktivisme, karena banyak waktu yang diberikan untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan dapat tukar pendapat dengan teman yang lebih paham pada waktu pembelajaran.

D. Interpretasi Hasil Analisis