24
mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang sedang dipelajarinya”.
18
Maka dapat disimpulkan bahwa tutor sebaya adalah pembelajaran yang pelaksanaannya dengan membagi kelas dalam
kelompok-kelompok kecil, yang sumber belajarnya bukan hanya guru melainkan juga teman sebaya yang pandai dan cepat dalam menguasai
suatu materi tertentu. Dalam pembelajaran, siswa yang menjadi tutor hendaknya mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan teman lainnya, sehingga pada saat dia memberikan bimbingan ia sudah dapat menguasai bahan yang akan disampaikan.
Strategi tutor sebaya lebih mudah diberikan pada siswa karena biasanya sisw aleih mudah menerima penjelasan dari temannya. Karena
dalam hal ini siswa tidak merasa enggan enggan bertanya, takut dan malu dalam meminta penjelasan dan bantuandari teman sebaya. Dengan strategi
ini diharapkan siswa yang mempunyai kemampuan kurang dapar serta aktif dalam pembelajaran diskusi kelompok.
B. Hasil-hasil Penelitian yang Relevan
1. Fani Prima Ardiana , dalam penelitiannya yang berjudul “Keefektifan
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Pokok Trigonometri di SMA Negeri 15 Semarang kelas X
Semester 2 Tahun Pelajaran 20062007 ”, memberikan kesimpulan
bahwa aktivitas siswa selama pembelajaran juga terus mengalami peningkatan pada setiap pembelajarannya, dan perubahan sikap serta
tanggapan siswa terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan konstruktivis semakin membaik.
2. Palupi, Anteng Retno 2009 Upaya Meningkatkan Keberanian Siswa Mengerjakan soal-soal Latihan di depan kelas Melalui Pendekatan
Konstruktivisme PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Darussalam Surakarta. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Hasil penelitian ini adalah: 1 Adanya peningkatan keberanian
18
Herman Suherman, Strategi Pembelajaran ... , hal. 276
25
siswa yaitu sebelum tindakan 16,1, pada putaran I 30,35, pada putaran II 49,1, pada putaran III 74,1, 2 Adanya peningkatan
prestasi belajar siswa ditunjukkan dengan siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas yaitu sebelum tindakan 25, pada putaran I 28,57, pada
putaran II 50, dan pada putaran III 78,57.
C. Pengajuan Konseptual Hipotesis Tindakan
Diterapkannya pendekatan konstruktivisme dapat membuka ruang yang luas bagi siswa untuk mengalami sebuah pengalaman belajar yang lebih
bermakna, berkesan dan menyenangkan. Pendekatan konstruktivisme lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif, sehingga
siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui
pengalaman langsung, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari asimilasi dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah
dipahaminya akomodasi. Pendekatan Konstruktivisme akan memperdayakan pengetahuan siswa
dengan cara memberi kebebasan untuk mencari pemecahan masalah dengan bantuanpetunjuk guru. Namun tidak menuntut kemungkinan bahwa pemecahan
masalah dapat dilakukan sesama siswa tutor sebaya, hal ini dapat membantu guru dalam mengatasi siswa yang kesulitan saat pembelajaran di kelas.
Berdasarkan pemikiran yang telah dipaparkan di atas, maka diharapkan bahwa pendekatan konstruktivisme dengan menggunakan strategi tutor sebaya
dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa.
26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan bulan Januari sampai dengan April 2011 di SMP YMJ Yayasan Miftahul Jannah yang beralamat di Jl. Limun no. 27 Ciputat
Timur kelas VIII tahun pelajaran 20102011 dengan perincian sebagai berikut.
Tabel 1 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Januari Februari
Maret April
1 Persiapan dan
perencanaan √
2 Observasi Studi
lapangan √
3 Pelaksanaan
Pembelajaran √
√ 4
Analisis Data √
5 Laporan penelitian
√
B. Tahapan Pelaksaan Tindakan Kelas PTK
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas PTK atau yang lebih dikenal dengan Classroom Action Research. PTK adalah
“suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa
”.
1
Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Elliot, penelitian tindakan adalah “kajian tentang kajian sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas
tindakan melalui proses diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan mempelajari pengaruh yang ditimbulkannya
”.
2
1
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007, cet. Ke-7, h. 3
2
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana, 2010, h. 25