Variabel Dependen Definisi Operasional Variabel Penelitian

65 audit, banyaknya pemeriksaan tambahan dan konfirmasi langsung. Instrumen pengukuran variable ini terdiri dari enam pertanyaan lewat kuesioner yang dikembangkan dari Noviyanti dan Bandi 2008.

2. Variabel Dependen

Variabel ini Y sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen, dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu ketepatan pemberian opini audit. Opini auditor merupakan pendapat yang diberikan oleh auditor tentang kewajaran penyajian laporan keuangan perusahaan tempat auditor melakukan audit. Variabel ini diukur antara lain melalui pemberian opini yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam macam-macam opini yaitu Wajar Tanpa Pengecualian Unqualified Opinion, Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjelas Unqualified Opinion with Explanatory Paragraph, Wajar Dengan Pengecualian Qualified Opinion, Tidak Wajar Adverse, dan Tidak Menyatakan Pendapat Disclaimer. Instrumen pengukuran variabel ini terdiri dari sepuluh pertanyaan yang dikembangkan dari Mautz dan Sharaf dalam Sawyer 2006, Mohammadi 1992 dalam Desyanti dan Ratnadi 2006, Nataline 2007, Guy, et. al. 2002, Indah 2010, serta Noviyanti dan Bandi 2008. 66 Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian Variabel Indikator No. Butir Pertanyaan Skala Pengukuran Independensi X 1 Mautz dan Sharaf dalam Sawyer 2006 a Bebas dari intervensi manajerial. 1 Skala Interval b Bebas dari intervensi prosedur audit. 2 c Bebas persyaratan. 3 d Bebas mengakses data. 4 e Bebas bekerja sama. 5 f Bebas dari pengaruh manajerial. 6 g Bebas dari kepentingan pribadi. 7 h Bebas dari keingian pribadi. 8 i Bebas dari tekanan. 9 j Menghindari kata menyesatkan. 10 k Bebas menggunakan judgement. 11 Keahlian X 2 Mohammadi 1992 dalam Desyanti dan Ratnadi 2006 a Komponen penting dalam pengetahuan. 12 Skala Interval b Prosedur-prosedur dalam pengetahuan. 13 c Pengalaman dalam menghimpun dan memberikan kemampuan bagi pengetahuan. 14 d Kemampuan berkomunikasi. 15 e Kreativitas. 16 f Kemampuan bekerja sama dengan orang lain. 17 67 Tabel 3.1 Lanjutan Variabel Indikator No. Butir Pertanyaan Skala Pengukuran Pengetahuan Akuntansi dan Auditing X 3 Nataline 2007, Guy, et. al. 2002, dan Indah 2010 a Pengetahuan akuntansi sangat menunjang ketepatan pemberian opini audit. 18 Skala Interval b Pengetahuan auditing sangat menunjang ketepatan pemberian opini audit. 19 c Pengetahuan dan pengalaman praktik akuntansi mempengaruhi ketepatan pemberian opini audit. 20 d Pengetahuan dan pengalaman praktik auditing mempengaruhi ketepatan pemberian opini audit. 21 e Pengetahuan Auditor berpengaruh terhadap keputusan yang dibuat. 22 f Pengetahuan akuntansi dan auditing dapat membantu auditor mengetahui kekeliruan di suatu perusahaan berikut penyelesaiannya. 23 g Semakin banyak pengetahuan akuntansi dan auditing yang dimiliki auditor, semakin besar kemampuan auditor dalam menganalisis setiap permasalahan yang ada. 24 h Pengetahuan akunatnsi dan auditing membantu auditor dalam mempertajam analisis masalah. 25 i Pengetahuan akuantansi dan auditing membantu auditor dalam memprediksi dan mendeteksi masalah secara profesional. 26 68 Tabel 3.1 Lanjutan Variabel Indikator No. Butir Pertanyaan Skala Pengukuran Skeptisme Profesional Auditor X 4 Noviyanti dan Bandi 2008 a Mengevaluasi temuan audit harus menggunakan sikap skeptis. 27 Skala Interval b Sikap skeptis berpengaruh dalam menemukan pelanggaran dalam laporan keuangan. 28 c Auditor harus menggunakan sikap skeptis dalam mengevaluasi temuan audit. 29 d Tutuntan professional seorang auditor dalam mengaudit mengakibatkan tumbuhnya sikap skeptis. 30 e Akuntan publik diharapkan mempunyai sikap skeptis terhadap temuan audit yang berhubungan dengan wajar tidaknya laporan keuangan. 31 f Bersikap cermat dan seksamadalammelaksanakan tugas audit merupakan faktor sikap skeptis. 32 Ketepatan Pemberian Opini Audit Y a Memiliki sikap independensi merupakan hal yang penting dalam memberikan opini audit. 33 Skala Interval b Memiliki keahlian merupakan hal yang penting dalam ketepatan pemberian opini audit. 34 c Memiliki pengetahuan akuntansi dan auditing merupakan hal yang penting dalam memberikan opini audit. 35 d SkeptismeProfesional mempengaruhi ketepatan pemberian opini audit. 36 69 Tabel 3.1 Lanjutan Variabel Indikator No. Butir Pertanyaan Skala Pengukuran Ketepatan Pemberian Opini Audit Y Mautz dan Sharaf dalam Sawyer 2006, Mohammadi 1992 dalam Desyanti dan Ratnadi 2006, Nataline 2007, Guy, et. al. 2002, Indah 2010, serta Noviyanti dan Bandi 2008 e Memiliki sikap skeptis merupakan hal yang penting dalam memberikan opini audit. 37 Skala Interval f Laporan keuangan telah sesuai dengan standar akuntansi keuangan. 38 g Perlakuan akuntansi yang tepat. 39 h Opini audit harus sesuai dengan bukti dan temuan audit yang ada. 40 i Bukti yang cukup dan kompeten sehingga tepat dalam memberikan opini audit. 41 j Kesalahan yang material dapat mempengaruhi jenis opini yang akan diberikan auditor. 42 70

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik KAP yang berada di wilayah Jakarta. Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi manajer, supervisor, auditor senior, maupun auditor junior yang melaksanakan pekerjaan di bidang auditing. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden dan secara tidak langsung melalui perantara kepada responden yang bekerja pada KAP di wilayah Jakarta dan terdaftar dalam Directory Kantor Akuntan Publik 2012 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI. Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 10 Desember 2012 hingga 9 Januari 2013. Peneliti mengambil sampel sebanyak 14 KAP dari keseluruhan KAP yang berada di wilayah Jakarta. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 110 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 72 kuesioner atau 65,5. Kuesioner yang tidak kembali

Dokumen yang terkait

Pengaruh Keahlian Audit Dan Audit Judgment Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Oleh Akuntan Publik Dengan Pengalaman Sebagai Variabel Moderating

0 11 187

PENGARPENGAL Pengaruh Skeptisisme, Independensi, Situasi Audit Dan Pengalaman Auditor Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Auditor Oleh Akuntan Publik (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Semarang).

0 1 17

HUBUNGAN SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, SITUASI AUDIT, ETIKA, PENGALAMAN SERTA KEAHLIAN AUDIT DENGAN KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR OLEH AKUNTAN PUBLIK.

0 2 8

HUBUNGAN SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, ETIKA, PENGALAMAN DAN KEAHLIAN AUDIT DENGAN KETEPATAN Hubungan Skeptisisme Profesional Auditor, Etika, Pengalaman Dan Keahlian Audit Dengan Ketepatan Pemberian Opini Auditor Oleh Akuntan Publik Di Kota Surakarta.

0 1 12

PENDAHULUAN Hubungan Skeptisisme Profesional Auditor, Etika, Pengalaman Dan Keahlian Audit Dengan Ketepatan Pemberian Opini Auditor Oleh Akuntan Publik Di Kota Surakarta.

0 0 10

Pengaruh Skeptisisme Profesional, Audit, Etika, Keahlian dan Pengalaman terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh Auditor (Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Ernst & Young).

2 11 21

PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, SITUASI AUDIT, ETIKA, GENDER DAN INDEPENDENSI TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR MELALUI SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR

1 1 16

Pengaruh pengalaman auditor dan keahlian Auditor terhadap ketepatan Pemberian opini audit - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

PENGARUH SKEPTISME PROFESIONAL, SITUASI/ RESIKO AUDIT, ETIKA, PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN INDEPENDENSI TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDIT OLEH AUDITOR DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SEMARANG - Unika Repository

0 0 14

Skripsi PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, KEAHLIAN, PENGALAMAN, DAN SITUASI AUDIT TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI

0 0 14