42 menemukan dan memahami suatu konsep jika dilakukan dengan saling
berdisuksi dengan teman yang lain. Oleh karena itu, pada proses pembelajaran IPS ini memilih
menggunakan model pembelajaran kooperatif karena di dalamnya terdapat kegiatan diskusi kelompok yang dapat memupuk rasa gotong royong antar
siswa, selain itu dapat membentuk hubungan positif, mengembangkan rasa percaya diri, serta dapat meningkatkan kemampuan melalui aktivitas
kelompok. Hal tersebut sesuai dengan kajian IPS yang membahas tentang interaksi sosial, masalah-masalah sosial, dan peristiwa sejarah. Melalui
model pembelajaran kooperatif, siswa dapat meningkatkan kegiatan interaksi sosial ketika diskusi kelompok dan pembelajaran yang berpusat pada siswa
dapat meningkatkan aktivitas selama proses pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif memungkinkan semua siswa dapat menguasai pada
tingkat penguasaan yang relatif sejajar.
2. Prinsip pembelajaran kooperatif
Menurut Nur Asma 2006:14, dalam pembelajaran kooperatif terdapat lima prinsip yang dianut, yaitu:
a. Belajar siswa aktif
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
pengetahuan yang dibangun dan ditemukan adalah dengan belajar bersama-sama dengan anggota kelompok. Dengan belajar kelompok,
43 siswa dapat lebih memahami materi pembelajaran dan mengakhiri
dengan membuat laporan kelompok. b.
Belajar kerjasama Prinsip pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan bekerja
sama dalam kelompok dapat melandasi keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif. Siswa saling berdiskusi untuk menggali
informasi dan menemukan konsep pembelajaran. Seluruh siswa aktif dan terlibat dalam melakukan diskusi, memecahkan masalah, menguji,
sehingga terbentuk pengetahuan baru dari hasil kerjasama yang dilakukan.
c. Pembelajaran partisipatorik
Pembelajaran parisipatorik berarti melakukan sesuatu secara bersama-sama untuk menemukan pengetahuan dan membanguan
menjadi tujuan pembelajaran. Hal tersebut dilakukan dengan pengujian- pengujian, membuktikan kebenaran teori bersama teman sekelompok,
dan mendiskusikan secara bersama-sama. Setelah melakukan diskusi kelompok, siswa menuliskan hasil diskusi kemudian mempresentasikan
di depan kelas. Pada kegiatan tersebut, guru memberikan kebebasan kepada siswa lain untuk memberikan tanggapan serta pendapat.
d.
Reactive teaching
Penerapan model pembelajaran kooperatif memerlukan strategi yang tepat bagi seluruh siswa. Guru perlu menciptakan strategi agar
seluruh siswa mempunyai motivasi untuk belajar. Siswa akan lebih
44 mudah menerima pengetahuan apabila dari dalam diri siswa terdapat
motivasi yang tinggi untuk belajar. Seorang guru juga perlu meyakinkan kepada siswa akan manfaat pelajaran untuk masa depan.
Apabila guru mengetahui siswa kurang tertarik dengan proses pembelajaran, maka guru harus mencari cara agar siswa kembali
mempunyai semangat untuk mengikuti proses pembelajaran. e.
Pembelajaran yang menyenangkan Pembelajaran menggunakan model kooperatif dilaksanakan dengan
menggunakan prinsip suasana yang menyenangkan. Guru harus menerapkan suasana menyenangkan pada diri siswa di luar maupun di
dalam kelas. Suasana yang menyenangkan akan membuat pembelajaran kooperatif berjalan dengan dengan efektif.
Penelitian yang dilakukan menggunakan kelima prinsip yang sudah dikemukakan di atas. Guru melakukan prinsip belajar siswa aktif dengan
membentuk kelompok-kelompok diskusi pada proses belajar. Prinsip belajar kerjasama dilakukan dengan menugaskan siswa untuk kerjasama mencari
pasangan kartu. Pembelajaran partisipatorik dilakukan dengan meminta siswa untuk memprsentasikan hasil diskusi. Guru menggunakan prinsip
reactive teaching
dengan memberikan motivasi kepada siswa selama proses pembelajaran. Pembelajaran yang menyenangkan dengan melakukan
kegiatan apersepsi yang dapat menumbuhkan semangat belajar siswa.
45
3. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif