19
17
Le Client : “Vous pouvez recompter, s’il vous plait ? il y a une
eurreur d’addition?” Le receptionaire:
“C’est possible, monsieur. Je verifie tout de suite. Elle recompte tout de suite.”
Klien :
“Bisakah anda menghitung ulang? Ada kesalahan pada
tagihannya.” Resepsionis
: “Bisa pak. Saya cek langsung.” Resepsionis langsung menghitung ulang tagihannya.
Français de l’hôtelerie et du tourisme, ___:50 Tuturan 17 berlangsung di hotel antara klien hotel dengan resepsionis.
Klien hotel mengira ada kesalahan pada tagihan yang diberikan padanya. Klien tersebut kemudian meminta resepsionis hotel untuk menghitung ulang tagihan
yang diberikannya. Tuturan 17
“Vous pouvez recompter, s’il vous plait?”
merupakan tuturan direktif yang bertipe introgatif, hal ini dapat diketahui dari
tuturan yang diakhiri oleh tanda tanya ?. Tuturan 17 disebut tuturan tidak langsung karena penutur klien menggunakan kalimat bertipe introgatif untuk
meminta mitra tutur resepsionis menghitung ulang tagihannya. Tuturan
“Vous pouvez recompter, s’il vous plait?” yang berarti “bisakah anda menghitung
ulang?” disebut literal karena makna kata-kata yang menyusun tuturan 17
sesuai dengan maksud yang ingin diutarakan oleh klien hotel yaitu supaya tagihannya dihitung ulang. Berdasarkan penjelasan di atas tuturan 17
dikategorikan sebagai tindak tutur tidak langsung literal.
3. Tindak Tutur Langsung Tidak Literal
Tindak tutur langsung tidak literal adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus kalimat yang sesuai dengan maksud tuturan, tetapi kata-
kata yang menyusunnya tidak memiliki makna yang sama dengan maksud
20
penuturnya. Contoh tindak tutur langsung tidak literal: 18
“Kalau makan biar kelihatan sopan, buka saja mulutmu” Pada contoh 18 penutur memaksudkan supaya mitra tutur menutup
mulutnya saat makan agar terlihat lebih sopan. Tindak tutur ini diketegorikan sebagai tindak tutur langsung tidak literal karena makna yang menyusun tuturan
tersebut tidak sesuai dengan maksud yang ingin diutarakan oleh penutur. Hal ini dapat dilihat dari penutur yang mengatakan “Kalau makan biar kelihatan sopan,
buka saja mulutmu”. Pada konteks ini penutur menyuruh mitra tutur untuk menutup mulutnya ketika makan. Contoh tindak tutur langsung tidak literal
berbahasa Prancis dapat dilihat pada dialog film À La Folie… Pas du Tout
berikut: 19
Professeur: “Angelique, est-ce que tu trouves ressemblance?”
Angelique: “Non, mais dites-moi qu’il est beau.”
Elle dit en faisant un nouvel dessin. Guru
: “Angelique, apakah kau temukan kemiripannya?” Angelique: “Tidak, tapi katakan padaku bahwa ia tampan.”
Dia berkata sambil membuat lukisan baru. Dialog 19 terjadi di kelas melukis, guru menyiapkan model untuk
dilukis oleh siswa-siwanya, namun Angelique melukis orang yang disukainya, bukan model yang telah disiapkan. Guru
yang mengetahui hal itu menegur Angelique dengan mengatakan
“Angelique, est-ce que tu trouves ressemblance?”. Tuturan 19 merupakan tuturan direktif langsung yang bertipe
introgatif. Hal ini dapat diketahui dari tuturan yang diakhiri dengan intonasi naik
dan adanya « est-ce que » yang menjadi ciri dari kalimat tanya dalam bahasa
Prancis.
21
Tuturan 19 disebut tuturan langsung karena guru menggunakan tuturan ini untuk menanyakan kemiripan antara model di kelas dengan lukisan yang
dibuat Angelique. Secara semantis, tuturan 19 disebut tidak literal karena pertanyaan guru yang ditujukan kepada Angelique tidak hanya berfungsi sebagai
pertanyaan, lebih dari guru menyuruh Angelique mengubah lukisannya sesuai dengan model yang ada. Berdasarkan bentuk dan makna penyusun kalimatnya
maka tuturan 19 dikategorikan sebagai tindak tutur langsung tidak literal.
4. Tindak Tutur Tidak Langsung Tidak Literal