Tindak Tutur Tidak Langsung Literal

18 sebagai tuturan langsung literal karena bertipe imperatif dan digunakan untuk meminta. Tipe imperative dapat dilihat dari tuturan yang tidak menggunakan subjek. Pemarkah leksikal dalam tuturan “donne-moi tes boucles d’oreilles.” adalah kehadiran verba infinitif « donner » yang telah dikonjugasikan sesuai dengan subjek orang kedua tunggal « tu » menjadi « donne » . Tuturan 15 “donne-moi tes boucles d’oreilles.” berarti “berikan anting-antingmu padaku”, makna tuturan 15 menunjukkan bahwa Julien ingin Aurelié memberikan anting-antingnya. Tuturan 15 disebut literal karena makna tuturan sesuai dengan maksud yang ingin diungkapkan Julien.

2. Tindak Tutur Tidak Langsung Literal

Tindak tutur tidak langsung literal adalah tindak tutur yang diungkapkan dengan modus kalimat yang tidak sesuai dengan maksud penutur, tetapi makna- makna penyusun kalimat sesuai dengan ada yang dimaksudkan penutur. Contoh tindak tutur tidak langsung literal: 16 “Dimana handuknya?” Konteks yang ada pada tuturan 16 yaitu seorang suami yang lupa membawa handuk saat mandi bertutur pada istrinya untuk mengambilkan handuk. Permintaan tersebut diungkapkan dengan menggunakan kalimat introgatif namun maksud penutur masih dapat dipahami sebagai perintah oleh mitra tuturnya. Tuturan 16 disebut literal karena makna kata-kata yang menyusunnya sama dengan maksud yang dikandung, yaitu penutur menyuruh istrinya untuk mengambilkan handuk. Tindak tutur tidak langsung literal dapat dilihat pada contoh berikut: 19 17 Le Client : “Vous pouvez recompter, s’il vous plait ? il y a une eurreur d’addition?” Le receptionaire: “C’est possible, monsieur. Je verifie tout de suite. Elle recompte tout de suite.” Klien : “Bisakah anda menghitung ulang? Ada kesalahan pada tagihannya.” Resepsionis : “Bisa pak. Saya cek langsung.” Resepsionis langsung menghitung ulang tagihannya. Français de l’hôtelerie et du tourisme, ___:50 Tuturan 17 berlangsung di hotel antara klien hotel dengan resepsionis. Klien hotel mengira ada kesalahan pada tagihan yang diberikan padanya. Klien tersebut kemudian meminta resepsionis hotel untuk menghitung ulang tagihan yang diberikannya. Tuturan 17 “Vous pouvez recompter, s’il vous plait?” merupakan tuturan direktif yang bertipe introgatif, hal ini dapat diketahui dari tuturan yang diakhiri oleh tanda tanya ?. Tuturan 17 disebut tuturan tidak langsung karena penutur klien menggunakan kalimat bertipe introgatif untuk meminta mitra tutur resepsionis menghitung ulang tagihannya. Tuturan “Vous pouvez recompter, s’il vous plait?” yang berarti “bisakah anda menghitung ulang?” disebut literal karena makna kata-kata yang menyusun tuturan 17 sesuai dengan maksud yang ingin diutarakan oleh klien hotel yaitu supaya tagihannya dihitung ulang. Berdasarkan penjelasan di atas tuturan 17 dikategorikan sebagai tindak tutur tidak langsung literal.

3. Tindak Tutur Langsung Tidak Literal