Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

11 menangkap bahan bacaan secara eksplisit. Selain membaca tingkat literal, Burns dalam Zuchdi, 2012: 9 menguraikan tingkatan membaca menjadi tiga level. Pertama, membaca literal seperti yang telah dikemukakan di atas. Kedua, membaca interpretatif, yaitu membaca dengan memberikan makna implisit. Ketiga, membaca kritis, yaitu membaca dengan mengevaluasi materi dalam teks bacaan, membandingkan ide dalam tulisan dengan pengetahuan yang dimiliki, dan memberi simpulan mengenai keakuaratan, kesesuaian, dan keefektifan bahan bacaan. Selain itu, Nurhadi 2005: 60 menambahkan satu tingkatan lagi dalam membaca, yaitu membaca kreatif sebagai kegiatan membaca yang tidak sekadar menangkap makna tersurat, makna antarbaris, dan makna di balik baris, tetapi juga mampu menerapkan hasil membacanya untuk kepentingan sehari-hari. Berdasarkan tingkat membaca di atas, dapat dikatakan bahwa membaca merupakan sesuatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Menurut Soedarso 2006: 4, membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi penggunaan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat. Membaca sebagai aktivitas yang kompleks dan rumit melibatkan berbagai faktor internal dan faktor eksternal pembaca. Faktor internal berupa intelegensi, minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca, dan sebagainya. Faktor eksternal misalnya sarana membaca, teks bacaan, faktor lingkungan, atau faktor latar belakang sosial ekonomi, kebiasaan, dan tradisi membaca Nurhadi, 2005: 5. 12 Membaca selalu melibatkan pengalaman maupun pengetahuan awal seorang pembaca, kemudian mengambil pesan yang didapatkannya untuk diambil manfaatnya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Spratt, dkk. 2005: 21 yang mengatakan bahwa “reading is a process of understanding the language of the text at world level, sentence level and whole-text level then connect the message of the text to our knowledge of the world”. Membaca merupakan proses memahami makna sebuah bacaan. Pembaca juga menginterpretasikan antara segala pengalaman yang ia miliki dengan teks yang ia baca. Pengalaman yang dimiliki pembaca dapat digunakan dalam memaknai bahan bacaan. Nunan 2003:68 menyatakan bahwa “fluent process of readers combining information from a text and their own background knowledge to build meaning”. Artinya, kegiatan membaca selalu melibatkan pengetahuan dan pengalaman pembaca, yaitu suatu proses di mana pembaca mengombinasikan informasi dari teks dan pengetahuan yang mereka miliki untuk membentuk makna. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Somadayo 2011: 4 bahwa membaca adalah suatu kegiatan interaktif untuk memetik dan memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan. Berdasarkan definisi beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat membaca adalah proses interaktif untuk memetik dan memahami makna atau pesan yang terkandung dalam tulisan. Kegiatan tersebut melibatkan ingatan dan khayalan yang dimiliki oleh pembaca. Kegiatan membaca juga selalu melibatkan pengetahuan dan pengalaman pembaca. Pembaca akan mengambil pesan dari teks yang telah dibaca dan mengaitkan pesan tersebut ke dalam

Dokumen yang terkait

The effectiveness of know want learn plus and jigsaw techniques in the teaching of expository reading texts to the eleventh grade students of sman 8 tangerang selatan in the 2014-2015 academic year

1 28 0

The Effect Of Using Blended Learning Model On Students' Reading Comprehension Of Exposition Text (A Quasi-Experimental Study At The Eleventh Grade Of SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan In The 2015-2016 Academic Year).

0 8 148

PENERAPAN METODE MEMBACA KNOW-WANT TO KNOW- LEARNED (K-W-L) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS EKSPOSISI: Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

1 15 37

PENERAPAN STRATEGI KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED-AFFECT (KWLA) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CERPEN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BANTUL.

0 0 18

PENGARUH STRATEGI KNOW WANT TO LEARN (KWL) DAN MINAT MEMBACA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA SMP NEGERI DI TEMANGGUNG.

0 0 12

KEEFEKTIFAN STRATEGI CLOZE STORYMAPPING (CSM) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS ULASAN PADA SISWAKELAS VIII SMPNEGERI 1 KASIHAN BANTUL.

0 0 182

KEEFEKTIFAN STRATEGI LISTEN-READ-DISCUSS DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPLANASI PADA SISWA KELAS VII SMP.

1 1 228

KEEFEKTIFAN STRATEGI K-W-L PLUS (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED PLUS) DALAM PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS ULASAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA.

0 6 277

KEEFEKTIFAN STRATEGI THINK-TALK-WRITE DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPLANASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PRAMBANAN.

0 0 223

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK K-W-L PLUS (KNOW, WANT TO KNOW, LEARNED PLUS) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS VIII SMPN 3 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH.

0 1 194