Deskripsi Hasil Uji Hipotesis Pertama
69 K-W-L-A. Pembelajaran membaca pemahaman teks eksposisi masing-masing
kelompok dilakukan sebanyak empat kali. Kelompok kontrol diberi pembelajaran membaca pemahaman teks eksposisi dengan mengikuti langkah-langkah dalam
strategi konvensional, yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Langkah- langkah yang dilakukan oleh siswa antara lain menerima teks bacaan, membaca,
dan mengidentifikasi kalimat utama dan ide pokok paragraf. Berbeda dengan kelompok kontrol, kelompok eksperimen diberi
pembelajaran membaca pemahaman teks eksposisi dengan menggunakan strategi K-W-L-A. Awalnya, siswa dibagi menjadi kelompok masing-masing
beranggotakan empat orang. Siswa kemudian melakukan langkah prabaca yang terdiri dari Know dan Want. Langkah Know mengajak siswa untuk bercurah
pendapat terkait tema yang akan didiskusikan. Siswa saling menyampaikan pendapat mereka terkait topik yang diajukan oleh guru dengan memanfaatkan
pengetahuan yang siswa miliki. Pengetahuan awal yang siswa miliki digunakan untuk mempermudah
dalam memahami topik bacaan yang dibahas. Menurut Somadayo 2011:10, terdapat tiga hal pokok dalam membaca pemahaman, pertama pengetahuan dan
pengalaman tentang topik, kedua menghubungkan pengetahuan dan pengalaman dengan teks yang akan dibaca, dan ketiga pemerolehan makna secara aktif sesuai
dengan pandangan yang dimiliki. Hal tersebut sejalan dengan teori Ausubel dalam Dahar, 2011: 100 yang menyatakan bahwa faktor yang paling penting
dalam belajar adalah apa yang telah diketahui siswa. Konsep baru yang berupa informasi baru di dalam teks akan diterima siswa kemudian dikaitkan dengan
70 konsep yang telah ada sebelumnya. Tahap ini memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memperoleh pembelajaran membaca yang bermakna. Langkah kedua adalah Want, siswa berdiskusi dengan anggota
kelompoknya untuk mendata pertanyaan berdasarkan minat keingintahuan mereka. Pertanyaan yang disusun siswa pada langkah ini membantu menentukan arah atau
tujuan mereka membaca. Elemen penting pada langkah ini adalah diskusi. Pada saat diskusi, siswa saling memberikan pendapat dan kritik terhadap pandangan
antarteman. Siswa juga dapat menyumbangkan pemikirannya dengan beragam kemungkinan yang relevan terhadap isi teks.
Selesai melakukan langkah prabaca, siswa diberi satu teks bacaan untuk melakukan aktivitas membaca intensif. Siswa membaca secara individu dengan
memperhatikan data pertanyaan yang telah mereka susun pada langkah Want. Ketika proses membaca, siswa menandai ide-ide pokok paragraf sekaligus
menandai hal-hal yang mampu menjawab pertanyaan yang telah mereka susun. Setelah siswa selesai membaca intensif, langkah pascabaca yang dilakukan adalah
Learn. Pada langkah Learn, siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang telah ditentukan pada langkah Want. Siswa juga mendiskusikan informasi baru yang mereka dapat dari kegiatan membaca. Mandeville 1994: 680
menyatakan bahwa “discussion is an important feature of K-W-L-A just as it is with K-W-L.” Diskusi dalam langkah ini dilakukan siswa dengan cara
memberikan opini atau tanggapan sesuai dengan cara pandang mereka sebagai individu yang memiliki pemikiran berbeda-beda. Siswa belajar mengungkapkan,
71 mengumpulkan, dan menghargai berbagai pendapat, kemudian menyusun
kesimpulan terkait informasi baru yang mereka dapatkan dari isi teks. Langkah ini melibatkan siswa untuk aktif dalam diskusi kelompok. Siswa mampu
mempertahankan pandangan, mengoreksi pemikiran, atau menentukan keputusan tentang benar atau salah tentang suatu pendapat yang telah mereka ajukan.
Langkah terakhir adalah Affect, siswa bercurah pendapat kembali tentang pengaruh teks yang mereka baca. Siswa mendiskusikan jawaban dengan
melibatkan perasaan mereka. Langkah ini bermanfaat untuk menemukan nilai moral yang terkandung dalam teks. Mandeville 1994: 680 menyatakan bahwa
kolom A berfungsi untuk membantu siswa menetapkan relevansi, ketertarikan, dan nilai pribadi terhadap pengalaman belajar mereka. Langkah Affect pada strategi ini
dapat dikaitkan dengan tingkat pemahaman apresiasi dalam Taksonomi Barrett. Menurut Supriyono 2008: 4, tahap apresiasi mampu membantu siswa untuk
melakukan apresiasi terhadap maksud penulis dengan melibatkan dimensi afektif. Pembaca diharapkan peka terhadap suatu karya secara emosional dan estetis, dan
memberikan reaksi terhadap nilai-nilai artistik yang ada dalam wacana. Perbedaan kegiatan pembelajaran antara kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen membuat tingkat pemahaman membaca siswa kedua kelompok tersebut juga berbeda. Siswa yang mendapat pembelajaran membaca
pemahaman teks eksposisi menggunakan strategi K-W-L-A lebih aktif dibandingkan pembelajaran membaca pemahaman teks eksposisi tanpa
mengggunakan strategi K-W-L-A. Keaktifan ditunjukkan dengan antusias siswa ketika proses pembelajaran. Wiesendanger 2001: 99 menyatakan bahwa strategi