Penelitian Tahap 3 : Pengembangan Proses
media ditambah air hingga 1.000 ml untuk setiap volume satu liter. Setelah dilakukan inokulasi maka kemudian diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37
C. Selama fermentasi dihitung jumlah sel bakteri dan penimbangan bobot sel kering, kadar asam laktat, gula
reduksi, protein dan asam linoleat pada jam ke-0, 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36, 39, 42, 45, dan jam ke 48.
Pengujian proses fermentasi curah dengan media ekstrak jagung pada skala pilot
plant 75 L.
Proses fermentasi menggunakan isolat Lactobacillus sp. yang diperoleh dilakukan dengan tahapan peremajaan isolat Fardiaz, 1989, pembuatan starter Lactobacillus sp.
modifikasi Sulandari dkk., 2001 dan proses fermentasinya. Prosedur peremajaan isolat dan pembuatan starter Lactobacillus sp. disajikan pada Lampiran 4.
Pada proses fermentasi diperlukan ekstrak jagung dan ekstrak mengkudu serta susu segar. Susu segar dipasteurisasi pada suhu 121ºC selama 5 menit dan suhu diturunkan
sampai mencapai 37 – 40ºC yang merupakan suhu optimum untuk pertumbuhan starter. Kemudian campuran ekstrak jagung dan ekstrak mengkudu, lalu diinokulasi dengan starter
5 dari volume media dan diinkubasi pada suhu 37 ºC selama 48 jam. Selama inkubasi dihitung jumlah sel bakteri bobot sel kering, kadar asam laktat, gula reduksi, protein dan
asam linoleat pada jam ke-0, 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36, 39, 42, 45, dan jam ke 48.
Pada percobaan dengan menggunakan medium kompleks perbandingan ekstrak jagung dengan ekstrak mengkudu 8 : 2 sebagai medium. Selanjutnya medium ditambahkan
susu murni dengan perbandingan 8 : 2. Komposisi media dengan kandungan unsur mikro diantaranya : 5 gl Sodium asetat, 2 gl Amonium asetat, 2 gl Na2HPO4, 1 gl Tween 80,
0,1 gl MgSO4.7H2O dan 0,05 gl MnSO4.5H, selanjutnya media ditambah air hingga 1.000 ml untuk setiap volume satu liter.
Dari hasil perhitungan sel bakteri asam laktat, kadar asam laktat, gula reduksi, protein dan asam linoleat, selanjutnya ditentukan periode yang paling baik untuk
dilanjutkan pada proses pembuatan formulasi krem. Data-data yang diamati selama fermentasi adalah menghitung jumlah sel Lactobacillus sp. dengan cara standar plate count
SPC, mengukur pH, kadar asam laktat, kadar asam linoleat, gula reduksi, kadar nitrogen
dari media kultivasi selama inkubasi 48 jam dengan suhu 37 C.
Prosedur kerja yang digunakan untuk pengukuran kadar asam linoleat seperti pada Lampiran 2, sedangkan prosedur kerja pengukuran gula reduksi Miller, 1959 dan asam
35
laktat seperti pada Lampiran 3. Prosedur kerja pengukuran kadar protein metode Kjelhdal Sudarmadji et al., 1996 yang selanjutnya dikonversi menjadi kadar nitrogen, perhitungan
jumlah sel bakteri secara SPC Fardiaz, 1989 yang dikonversi menjadi bobot sel gl dan pengukuran kadar total asam AOAC, 1970 serta pengukuran pH Fardiaz, 1989 seperti
pada Lampiran 5. Desain dan formulasi produk probiotik krem
Desain dan formulasi produk probiotik krim dilakukan dengan tahapan pembuatan krim probiotik modifikasi Susilorini, 2006 Prosedur kerja desain dan formulasi produk
probiotik krem disajikan pada Lampiran 6.
Karakterisasi produk dengan pengujian in-vivo Lactobacillus sp. Uji aktifitas asimilasi kolesterol
Pengujian asimilasi kolesterol dengan metode yang digunakan oleh Usman dan Hasono 1999. Adapun prosedur kerja secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 7.
Pengujian in-vivo Lactobacillus sp. terhadap penurunan kolesterol
Tahap adaptasi Tikus jantan putih galur Wistar yang digunakan sebanyak 20 ekor masing-masing
ditempatkan pada kandang. Untuk menghindari agar tikus tidak stres maka selama 7 hari tikus hanya diberikan pakan standar dan air minum secara ad libitum. Diharapkan setelah 7
hari tikus jantan putih galur Wistar telah menyesuaikan kondisi fisiologis, nutrisi dan
lingkungan maka selanjutnya tikus diberikan perlakuan sesuai rancangan. Tahap perlakuan pengujian penurun kolesterol
Pada tahap perlakuan pengujian penurun kolesterol sebanyak 30 ekor tikus dikelompokkan menjadi 6 kelompok perlakuan seperti pada Lampiran 8. Pakan standar,
pakan kolesterol, larutan PTU dan sampel probiotik diberikan setiap hari secara oral selama masa perlakuan. Penimbangan sisa-sisa pakan dilakukan setiap hari, sedangkan
pengambilan darah tikus dan penimbangan bobot badan dilakukan setiap 7 hari selama 35 36
hari perlakuan. Prosedur penyiapan asupan konsentrat sel probiotik dan kaldu fermentasi
seperti yang ditunjukkan pada Lampiran 8.
Pengamatan terhadap hasil pengujian in vivo Lactobacillus sp. untuk penurunan kolesterol dilakukan terhadap kadar kolesterol total, trigliserida, HDL dan LDL. Dilakukan
juga analisa proksimat penentuan kadar lemak dalam feses tikus Winstar yang digunakan. Prosedur pengujian tersebut disajikan pada Lampiran 9.
3.3.4. Penelitian Tahap 4 : Kelayakan finansial perancangan teknologi proses produksi probiotik basis data hasil percobaan skala pilot plant
Pada tahap perancangan proses produksi probiotik menggunakan data fermentasi Lactobacillus
sp. pada skala 75 L dengan membandingkan substrat standar Glukosa dan substrat kompleks ekstrak jagung. Penentuan medium fermentasi terbaik dihitung secara
garis besar berdasarkan keuntungan yang diperoleh. Dengan data skala pilot 75 liter yang diperkirakan memberikan keuntungan selanjutnya dilakukan analisis kelayakan finansial
secara detail berdasarkan : data bahan baku media fermentasi skala 75 L,
data kinetika biokonversi untuk menghitung neraca masa,. data penggunaan peralatan alur proses PEFD. dan
data tenaga kerja. Kajian terhadap kelayakan finansial meliputi NPV, IRR, Net BC ratio, PBP dan BEP.
Analisis sensitivitas dilakukan dengan asumsi terjadi 1 kenaikan harga bahan baku yaitu jagung dan mengkudu; 2 penurunan kapasitas proses produksi akibat keterbatasan
ketersediaan bahan baku berupa mengkudu, jagung dan susu; dan 3 penurunan harga produk probiotik yang dapat disebabkan semakin banyaknya produk sejenis dengan harga
yang lebih murah. 37