Tingkat Pendidikan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Tambak

produksi, biaya tetap tambak polikultur setiap tahun rata-rata sebesar Rp 4.912.450,00 atau 20,03 dari total biaya produksi, dan biaya variabel tambak polikultur setiap tahunnya rata-rata sebesar Rp 17.948.325,00 atau 73,15 dari total biaya produksi. Seluruh lahan tambak polikultur yang berstatus sewa diasumsikan berproduksi, maka total biaya investasi yang dikeluarkan selama satu tahun oleh tambak polikultur adalah Rp 66.887.650,00, total biaya tetap tambak polikultur selama satu tahun adalah Rp 196.498.000,00, dan total biaya variabel yang dikeluarkan oleh tambak polikultur selama satu tahun adalah sebesar Rp 717.933.000,00. Pada biaya investasi tambak polikultur yang paling besar proporsinya adalah pompa air, dengan proporsi sebesar 2,51 dari total biaya produksi atau Rp 615.417,00. Hal ini dikarenakan pompa air merupakan salah satu alat produksi yang sangat penting keberadaannya bagi petani tambak untuk mengisi atau mengeluarkan air kolam pada saat musim panen tiba atau sebelum panen. Pada biaya tetap sewa lahan memiliki proporsi terbesar dari pengeluaran biaya tetap yaitu sebesar 8,56 dari total biaya produksi atau Rp 2.099.500,00. Biaya variabel sangat mempengaruhi jumlah produksi budidaya polikultur. Biaya variabel terdiri atas biaya pembelian benih ikan bandeng, pembelian benih udang windu, pembelian pakan, pembelian obat, pembelian pupuk, bensin, dan upah tenaga kerja panen. Pembelian pakan memiliki proporsi yang cukup besar dalam biaya variabel, yaitu sebesar 34,10 dari total biaya produksi atau sebesar Rp 8.366.325,00. Biaya pembelian benih udang windu memiliki proporsi yang juga cukup besar dalam biaya variabel yaitu sebesar Rp 3.748.500,00 bagi pembelian benih udang windu atau 15,28 dari total biaya produksi dengan harga pembelian benih udang windu seharga Rp 50,00. Selain membeli benih udang windu, petani tambak polikultur juga membeli benih ikan bandeng dengan harga Rp 300,00 kurang lebih sebanyak 2.000 ekor dan benih udang windu sebanyak 20.000 ekor. Pada Tabel 18 diketahui bahwa jumlah biaya investasi tambak monokultur bandeng setiap tahun rata-rata sebesar Rp 2.567.786,00 atau sekitar 13,04 dari total biaya produksi, biaya tetap tambak monokultur setiap tahun rata-rata sebesar Rp 5.532.143,00 atau 28,09 dari total biaya produksi, dan biaya variabel tambak monokultur setiap tahunnya rata-rata sebesar Rp 11.595.429,00 atau 58,87 dari total biaya produksi. Seluruh lahan tambak monokultur yang berstatus sewa diasumsikan berproduksi, maka total biaya investasi yang dikeluarkan selama satu tahun oleh tambak monokultur bandeng adalah Rp 17.974.500,00, total biaya tetap tambak monokultur bandeng selama satu tahun adalah Rp 38.725.000,00, dan total biaya variabel yang dikeluarkan oleh tambak monokultur bandeng selama satu tahun adalah sebesar Rp 81.168.000,00. Tabel 18 Rataan komposisi biaya faktor produksi per hektar tambak monokultur bandeng di Kelurahan Marunda dalam satu tahun No Jenis Jumlah Rp Presentase 1 Biaya Investasi Bubu 190.476 0,97 Pompa Air 623.810 3,17 Pintu Air dan Laha 764.762 3,88 Jaring 138.571 0,70 Waring 55.179 0,28 Rumah Jaga 738.095 3,75 Cangkul 16.893 0,09 Paralon 40.000 0,20 Total Biaya Investasi 2.567.786 13,04 2 Biaya Tetap Biaya Rehab Tambak 2.314.286 11,75 Upah Tenaga Kerja 1.942.857 9,86 Sewa Lahan 1.275.000 6,47 Total Biaya Tetap 5.532.143 28,09 3 Biaya Variabel Pembelian Benih Bandeng 4.160.000 21,12 Pembelian Pakan 2.859.429 14,52 Pembelian Obat 676.000 3,43 Pembelian Pupuk 780.000 3,96 Bensin 1.745.714 8,86 Upah Tenaga Kerja Panen 1.374.286 6,98 Total Biaya Variabel 11.595.429 58,87 Total Biaya Produksi 19.695.358 100,00 Sumber : Hasil Analisis Data, 2014 Pada tambak monokultur bandeng biaya investasi yang paling besar proporsinya adalah pintu air dan laha, dengan proporsi sebesar 3,88 dari total biaya produksi atau Rp 764.762,00. Pengeluaran biaya tetap terbesar pada tambak monokultur bandeng terdapat pada biaya rehab tambak dengan proporsi sebesar Rp 2.314.286,00 atau 11,75 dari total biaya produksi. Hal ini disebabkan rehab tambak seperti, perbaikan pintu air, atau perbaikan tanggul tambak yang membutuhkan tenaga kerja menghabiskan biaya yang cukup besar. Pembelian

Dokumen yang terkait

DAMPAK SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN LUMPUR LAPINDO TERHADAP PETANI TAMBAK BANDENG DI KABUPATEN SIDOARJO

1 8 17

Pengembangan Kapasitas Komunitas Petani Tambak dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Rumah Tangga : Kasus Komunitas Petani Tambak Kelurahan Laosu, Kecamatan Bondoala, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara

0 3 132

Analisis Nilai Land Rent dan Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Tambak Bandeng di Kelurahan Marunda, Jakarta Utara

1 11 114

Pengaruh Kenaikan Muka Air Laut Terhadap Kerugian Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus: Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara)

1 15 147

Analisis kadar phosfat dan n-nitrogen (amonia, nitrat, nitrit) pada tambak air payau akibat rembesan lumpur lapindo di sidoarjo, jawa timur

1 12 9

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI DAN SOSIAL EKONOMI PETANI TAMBAK DESA SURODADI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK.

1 9 79

STRATEGI PETANI TAMBAK DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN EKONOMI MELALUI USAHA TAMBAK KERANG HIJAU DI DESA CAMPUREJO KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK.

5 20 81

POTENSI EKONOMI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA TAMBAK UDANG WINDU DI KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

0 2 7

Sikap Masyarakat Sekitar Kawasan Marunda terhadap Restorasi Ekologi Hutan Mangrove di Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara - UNS Institutional Repository

0 0 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI TAMBAK IKAN BANDENG MENJADI TAMBAK UDANG VANNAMEI GUNA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Kasus Pada Petani Tambak Desa Muara Gading Mas Kecamatan Labuhan Maringgai

0 2 147