Karakteristik Unit Usaha Terkait

Tabel 21 Rata-rata pendapatan petani tambak polikultur dan monokultur Kelurahan Marunda dalam satu tahun No Jenis Total Hasil Panen Total Penerimaan per Tahun Rp Total Biaya Usaha Rp Total Pendapatan per Tahun Rp 1 Tambak Polikultur 59.868.000 24.532.967 35.335.033 2 Tambak Monokultur Bandeng 33.542.857 19.695.358 13.847.499 Udang 60.516.667 32.333.808 28.182.859 Sumber : Hasil Analisis Data, 2014 Tabel 21 merupakan hasil penghitungan pendapatan yang diperoleh petani tambak polikultur dan monokultur kelurahan Marunda dalam satu tahun. Penghitungan dalam Tabel 21 menunjukkan bahwa petani tambak polikultur Kelurahan Marunda memperoleh pendapatan sebesar Rp 35.335.033,00 dalam satu tahun, yang berarti bahwa setiap bulannya petani tambak memperoleh pendapatan sebesar Rp 2.944.586,00. Pendapatan petani tambak polikultur ternyata lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan pendapatan petani tambak monokultur yang dalam setahun memperoleh pendapatan sebesar Rp 13.847.499,00 atau Rp 1.153.958,00 per bulan untuk tambak monokultur bandeng dan pendapatan per tahun sebesar Rp 28.182.859,00 atau Rp 2.348.571,00 per bulan untuk tambak monokultur udang. Kurva MC Marginal Cost menunjukkan berapa jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani tambak setiap menambah 1 kg produksi ikan bandeng dan udang windu. Surplus produsen atau keuntungan petani tambak dapat dilihat melalui kurva penawaran yang terbentu dari kurva MC Marginal Cost tambak polikultur dan monokultur. Produsen hanya akan berproduksi bila harga output sama dengan biaya marginal untuk memproduksinya. Pada tingkat harga yang lebih besar atau sama dengan biaya, produsen akan memperoleh keuntungan dan output akan di produksi. Pengukuran surplus produsen dan kurva dapat ditentukan dengan mengidentifikasi daerah yang berada diatas kurva penawaran yang dibatasi oleh garis harga. Kurva penawaran menggambarkan jumlah barang yang ditawarkan produsen bila harganya minimal sama dengan tingkat harga pada kurva penawaran. Kurva surplus produsen pada Gambar 7, Gambar 8, dan Gambar 9 belum sesuai dengan kurva teori biaya. Hal tersebut disebabkan karena harga yang terdapat dalam penghitungan menggunakan satu harga saja, adanya keterbatasan dalam data di lapangan, dan kurva biaya marginal yang tidak memiliki bentuk kubik sehingga kurva tidak membentuk U. Kurva marginal cost dari analisis 40 responden petani tambak polikultur dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7 Kurva Surplus Produsen Tambak Polikultur Kelurahan Marunda Pada Gambar 7 terlihat bahwa pada tingkat harga sebesar Rp 19.300,00 petani memperoleh surplus produsen karena tingkat harga tersebut berada diatas kurva penawaran dan dibatasi oleh harga yang lebih tinggi dari harga minimalnya. Tingkat harga tersebut diperoleh dari hasil konversi harga udang windu terhadap harga ikan bandeng hasil produksi tambak polikultur. Harga udang windu terendah sebesar Rp 80.000,00kg setara dengan 5 kali harga ikan bandeng, dimana harga bandeng per kilogramnya ialah sebesar Rp 15.000,00. Konversi tingkat harga dilakukan dengan membagi rata-rata harga udang windu dengan 5 kali harga ikan bandeng sehingga akan diperoleh tingkat harga sebesar Rp 19.300,00 untuk kurva surplus produsen tambak polikultur. Daerah A-B-C pada kurva merupakan surplus produsen yang akan diterima oleh petani tambak polikultur per hektar per tahun bila P=MC, harga berpotongan dengan marginal cost keuntungan maksimum pada titik produksi sebesar 80.569.348 kg yaitu

Dokumen yang terkait

DAMPAK SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN LUMPUR LAPINDO TERHADAP PETANI TAMBAK BANDENG DI KABUPATEN SIDOARJO

1 8 17

Pengembangan Kapasitas Komunitas Petani Tambak dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Rumah Tangga : Kasus Komunitas Petani Tambak Kelurahan Laosu, Kecamatan Bondoala, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara

0 3 132

Analisis Nilai Land Rent dan Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Tambak Bandeng di Kelurahan Marunda, Jakarta Utara

1 11 114

Pengaruh Kenaikan Muka Air Laut Terhadap Kerugian Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus: Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara)

1 15 147

Analisis kadar phosfat dan n-nitrogen (amonia, nitrat, nitrit) pada tambak air payau akibat rembesan lumpur lapindo di sidoarjo, jawa timur

1 12 9

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI DAN SOSIAL EKONOMI PETANI TAMBAK DESA SURODADI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK.

1 9 79

STRATEGI PETANI TAMBAK DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN EKONOMI MELALUI USAHA TAMBAK KERANG HIJAU DI DESA CAMPUREJO KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK.

5 20 81

POTENSI EKONOMI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA TAMBAK UDANG WINDU DI KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

0 2 7

Sikap Masyarakat Sekitar Kawasan Marunda terhadap Restorasi Ekologi Hutan Mangrove di Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara - UNS Institutional Repository

0 0 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI TAMBAK IKAN BANDENG MENJADI TAMBAK UDANG VANNAMEI GUNA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Kasus Pada Petani Tambak Desa Muara Gading Mas Kecamatan Labuhan Maringgai

0 2 147