ccxxxviii menghadapi suatu masalah sesulit apapun, percaya pada nasib sendiri, dan
berterima kasih kepada Tuhan karena ada kepuasan dalam memenuhi apa yang menjadi bagiannya dengan kesadaran bahwa semuanya telah ditetapkan. Orang
harus mengikuti rel dari takdirnya, yang betapa pun tidak dapat dihindari. Ini tidak berarti bahwa orang tidak harus mencapai yang sebaik-baiknya, sebab orang
hanya dapat mengetahui hasil dan nasibnya akibat dari perbuatan-perbuatannya.
3. Ajaran Berprihatin
Kata prihatin apabila dilihat secara lugas mempunyai makna yaitu, suatu cara ritual yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai sebuah tujuan yang
dicita-citakan. Dalam arti luas prihatin dapat dikatakan menahan sesuatu dengan tujuan dan harapannya.
Hal mendasar dalam pemikiran orang Jawa adalah membangun sikap batin yang sesuai, tetapi segi lahiriah manusia melukiskan kekacauan dan mengikatnya
pada dunia materi, maka dapat menjadi hambatan. Oleh karena itu untuk mengatasinya adalah dengan mencegah bahaya yang disebabkan oleh kebutuhan
segi lahiriah tersebut antara lain hawa nafsu dan pamrih Maria A. Sardjono, 1992 : 19.
Sikap prihatin yang paling utama dan dianjurkan adalah mengurangi makan dan tidur. Sikap mengurangi makan dan tidur bertujuan untuk mengurangi
gangguan hawa nafsu pada sikap batin yang mengutamakan kesadaran penguasaan diri, sehingga sikap ini bermanfaat untuk mengendalikan diri dari
nafsu jahat Subagyo Sastrawardoyo dalam Sulastin Sutrisna,1985. Dalam Serat
ccxxxix
Partadewa
hal ini dapat dilihat dari kutipan pupuh X Asmaradana, bait 44. berikut ini :
44. Dalaning guna myang sekti mung kêrêp matèni badan cêgah suka
sapadhane anyimpar boja lan nendra sukaning aji jaya marga kawiryan pan kudu andhap asor wani ngalah
Terjemahan : 44. Jalan untuk menjadi pandai dan sakti yaitu dengan sering mengendalikan
badan, mencegah kesenangan, dan mengurangi makan serta tidur. Dengan itu maka akan mempeoleh kesaktian dan jalan menjadi mulia harus berani
rendah hati dan mau mengalah.
Nilai yang dipetik dari kutipan bait di atas adalah agar seseorang mau menahan hawa nafsu yang berkecamuk, mencegah kesenangan dan mengurangi
makan serta tidur. Dengan cara itu orang akan banyak dikaruniai ilmu, kelebihan yang melampaui kodrat dan kemuliaan hidup.
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka pada akhir penelitian ini dapat ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut :
Kesimpulan Berdasarkan inventarisasi naskah Serat Partadewa ditemukan enam
naskah yang berada di wilayah Surakarta dan Yogyakarta. Keenam naskah tersebut setelah diteliti lebih lanjut dua naskah diantaranya dieliminasi. Dengan
demikian, ada empat naskah yang diteliti lebih lanjut. Kempat naskah yang berhasil diinventarisasi oleh penulis ternyata disamping menunjukkan persamaan-
ccxl persamaan juga menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan. Berdasarkan
perbandingan umur naskah, jumlah dan urutan bait, perbandingan bacaan, serta perbandingan keadaan naskah. Akhirnya ditentukan satu naskah, yaitu naskah A
dengan nomor katalog 808.543.Kus. koleksi perpustakaan Museum Radyapustaka Surakarta dijadikan sebagai teks dasar dalam suntingan teks. Bacaan pertama yang
digunakan adalah bacaan dari teks dasar, sedangkan ketiga naskah lainnya dijadikan sebagai pendukung. Varian ketiga naskah lainnya dicatat dalam aparat
kritik. Dengan demikian suntingan teks dalam penelitian ini merupakan naskah yang dianggap paling bersih dari kesalahan.
Ajaran moral yang terdapat pada Serat Partadewa yaitu ajaran kasih
sayang. Manusia yang ditakdirkan tidak bisa hidup tanpa orang lain harus saling menyayangi dan mengasihi. Hal ini diharapkan untuk selalu dipelihara sebagai
sikap budi pekerti untuk menyatu dalam kehendak dan niat kebersamaan untuk menjalankan tugas berat manusia, sehingga membuat hidup manusia menjadi
tentram, serasi, dan harmonis. Selain itu terdapat ajaran untuk bersikap pasrah, narima
dan sabar dalam menghadapi segala permasalahan agar dapat menerima hidup apa adanya seperti yang diberikan Tuhan kepada manusia. Hal ini tidak
berarti bahwa manusia pasrah begitu saja akan tetapi harus ada usaha untuk maju. Ajaran untuk prihatin, menekankan pada pencegahan kesenangan dan mengurangi
makan serta tidur, dengan cara itu orang akan banyak dikaruniai ilmu, kelebihan yang melampaui kodrat dan kemuliaan hidup.
Saran-Saran Penanganan awal yang telah dilakukan terhadap Serat Partadewa dalam
penelitian ini adalah secara filologis, sehingga telah dihasilkan edisi kritik naskah. Selanjutnya perlu tindak lanjut dan kerjasama dengan pihak terkait
ccxli
untuk mempublikasikan teks Serat Partadewa dalam bentuk terbitan agar
teks itu mudah dibaca, dipahami, serta dinikmati oleh masyarakat luas.
Naskah Serat Partadewa sebagai salah satu karya sastra lama yang di dalamnya
mengandung nilai-nilai luhur budaya, masih sangat memerlukan perhatian dan penanganan. Oleh karena itu merupakan kewajiban bagi para
cendekiawan, khususnya para filolog untuk ikut menyelamatkan, melestarikan, meneliti, mendayagunakan dan menyebarluaskan. Sehingga
dapat dijadikan tambahan wawasan dan pengembangan ilmu yang berguna bagi masyarakat luas.
ccxlii
DAFTAR PUSTAKA
A. Manuskrip Tulisan Tangan Data Penelitian