Naskah B Kajian Filologis

93 14 Gambuh 47 bait, 15 Durma 48 bait, 16 Pangkur 32 bait, 17 Pucung 57 bait, 18 Maskumambang 52 bait, 19 Dhandhanggula 40 bait, 20 Durma 26 bait, 21 Asmaradana 51 bait, 22 Kinanthi 20 bait, 23 Girisa 4 bait, 24 Kinanthi 40 bait, 25 Sinom 55 bait, 26 Durma 50 bait, Huruf, Aksara, Tulisan : a. Jenis atau macam tulisan Jawa Carik. b. Ukuran huruf atau aksara, sedang. c. Bentuk huruf, miring ke kanan. d. Keadaan tulisan, jelas dan mudah di baca. e. Jarak antar huruf, agak rapat. f. Bekas pena, tipis. g. Warna tinta, hitam. 14. Keadaan Naskah : Keadaan naskah secara fisik baik dan utuh lengkap, tidak ada lembaran- lembaran naskah yang hilang, secara umum naskah dalam keadaan baik. 15. Umur Naskah : Naskah ini berumur 134 tahun lihat kolofon. 16. Ikhtisar TeksCerita : Naskah ini menceritakan tentang perjalanan Sang Hyang Kamajaya yang diutus Bathara Maya untuk menyelamatkan negara Amarta dari serangan Duryudana dan sekutunya Raja Parang Gumiwang Prabu Suryanggana. 17. Catatan lain : -

2. Naskah B

94 1. Judul Naskah : Serat Partadewa tuwin Tugangga Dalam naskah ini tidak terdapat judul naskah secara eksplisit dan tersendiri cover, lembaran naskah tersendiri maupun pada permulaan awal teks. Dengan demikian peneliti menggunakan judul berdasarkan katalog Javanese Literature in Surakarta Manuscripts, volume 2. Manuscripts of The Mangkunegaran Palace . Dimungkinkan pemberian judul oleh Nancy K. Florida 2000 berdasarkan isi naskah. 2. Nomor Naskah : D 41. Tercantum pada pada katalog lokal Perpustakaan Reksa Pustaka Mangkunegaran Surakarta, nomor katalog lokal ini tercantum pada bagian cover naskah. 3. Tempat penyimpanan : Perpustakaan Reksa Pustaka Mangkunegaran Surakarta. 4. Identitas PenyalinPengarang : Anonim 5. Manggala : Naskah B terdapat manggala yaitu pada pupuh I bait 2 Asmaradana sebagai berikut: 95 Saking padhalangan ringgit lampahan Partadewa pinèngêtan panulade Jumngah wolulikur tanggal Sapar Be sinangkalan suci nurun ngèsthi turut bêbuka jêjêring kandha Artinya: Dari pedalangan ringgit cerita Partadewa disalin pada hari Jumat tanggal dua puluh delapan bulan Sapar Be dengan sengkalan suci nurun ngesthi turut dimulainya permulaan cerita. Pada bait di atas terdapat sengkalan yang berbunyi; Suci nurun ngesthi turut 4 2 8 1 Sengkalan di atas menunjukkan angka tahun 1824 Jawa, lebih lengkapnya pada kutipan bait diatas menyebutkan tanggal 28 Sapar1824 Jawa atau tanggal 17 Agustus 1894 Yayasan Sastra Surakarta,2004. 6. Ukuran Naskah : 32,8 cm. x 21,1 cm. 7. Ukuran Teks : 26,8 cm x 16,1 cm. Margin atas : 3 cm. Margin bawah : 3 cm. Margin kanan : 2 cm. Margin kiri : 3 cm. 8. Tebal NaskahJumlah Halaman : a. Jumlah halaman yang di tulisi : 391 halaman Serat Partadewa terdapat pada halaman 1-230. b. Jumlah halaman kosong : bagian depan 11 halaman dan bagian belakang 14 halaman. 9. Jumlah Baris Tiap Halaman : 96 20 baris dan pada halaman 230 hanya 5 baris. 10. Cara Penulisan : a. Penulisan lembaran naskah untuk tulisan, ditulis bolak-balik recto verso, yaitu lembaran naskah yang ditulisi pada kedua halaman, muka dan belakang. b. Penempatan tulisan pada lembaran naskah, dengan penempatan tulisan kearah melebarnya, artinya teks itu ditulis sejajar dengan lebar lembaran naskah. c. Pengaturan ruang tulisan, larik-lariknya ditulis secara berdampingan lurus ke samping diteruskan kebawah dan seterusnya. d. Penomoran halaman dengan menggunakan angka huruf Jawa dan diletakkan dibagian tengah atas oleh penulisnya. 11. Bahan Naskah : a. Jenis kertas, kertas lokal. b. Macam kertas, kertas polos. c. Kualitas kertas tebal, sudah agak rapuh dan mudah patah. d. Warna kertas, putih kecoklat-coklatan disebabkan karena termakan umur, sampul berwarna biru tua dengan jilidan berwarna merah. 12. Bahasa Naskah : a. Klasifikasi bahasa naskah, bahasa Jawa Baru. b. Jenis bahasa naskah, bahasa daerah standar, menggunakan ragam ngoko dan krama. 97 c. Keterpahaman akan bahasa naskah, bahasa naskah dapat dipahami masyarakat pembaca kini, walaupun tidak begitu mudah. 13. Bentuk Teks : Berbentuk puisi Jawa Baru yaitu tembang macapat yang terdiri atas 26 pupuh , dengan perincian sebagai berikut : 1 Asmaradana 49 bait 2 Sinom 36 bait 3 Kinanthi 48 bait, 4 Dhandhanggula 40 bait, 5 Pangkur 44 bait, 6 Mijil 42 bait. 7 Sinom 40 bait, 8 Durma 48 bait, 9 Dhandhanggula 37 bait, 10 Asmaradana 55 bait, 11 Kinanthi 42 bait, 12 Pucung 48 bait, 13 Sinom 34 bait, 14 Gambuh 47 bait, 15 Durma 48 bait, 16 Pangkur 32 bait, 17 Pucung 57 bait, 18 Maskumambang 53 bait, 19 Dhandhanggula 40 bait, 20 Durma 25 bait, 21 Asmaradana 51 bait, 22 Kinanthi 20 bait, 23 Girisa 4 bait, 24 Kinanthi 40 bait, 25 Sinom 55 bait, 26 Durma 50 bait. 14. Huruf, Aksara, Tulisan : a. Jenis atau macam tulisan, Jawa Carik b. Ukuran huruf atau aksara, sedang. c. Bentuk huruf, miring ke kanan. d. Keadaan tulisan, jelas dan mudah dibaca. e. Jarak antar huruf, agak renggang. f. Bekas pena, tipis-tebal. g. Warna tinta, hitam. 15. Keadaan Naskah : 98 Keadaan naskah secara fisik kurang baik, terdapat beberapa halaman teks telah mengalami kerusakan seperti beberapa halamannya tersobek menjadi serpihan-serpihan kecil dimana patahannya itu sebagian terlepas,selain itu juga ada yang berlubang karena mata pena yang tajam serta termakan oleh rengat. Jilidan pada halaman 151-132 terbalik. 16. Umur Naskah : Naskah ini berumur 110 tahun lihat kolofon. 17. Ikhtisar TeksCerita : Naskah ini menceritakan tentang perjalanan Sang Hyang Kamajaya yang diutus Bathara Maya untuk menyelamatkan negara Amarta dari serangan Duryudana dan Sekutunya Raja Parang Gumiwang Prabu Suryanggana. 18. Catatan lain : Isi Serat Partadewa tuwin Tugangga ada dua cerita, yaitu cerita Partadewa dan cerita Tugangga. Cerita Partadewa terdapat pada bagian awal naskah.

3. Naskah C