Manfaat Penelitian 1. Manfaat Bagi Pembuat Program MI Pembangunan UIN Jakarta
                                                                                membutuhkan  asupan  gizi  yang  lebih  banyak  dari  usia  sebelumnya. Makanan  untuk  usia  sekolah  harus  serasi,  selaras  dan  seimbang.  Serasi
artinya  sesuai  dengan  tingkat  tumbuh  kembang  anak.  Selaras  adalah sesuai  dengan  kondisi  ekonomi,  sosial,  budaya,  serta  agama  dari
keluarga. Sedangkan seimbang artinya nilai gizinya harus sesuai dengan kebutuhan berdasarkan jenis bahan makanan seperti karbohidrat, protein,
dan lemak Yanti, 2013. Sering  dijumpai  bahwa  konsumsi  makan  sehari-hari  pada  anak
sangatlah  kurang  kandungan  zat  gizi  yang  seimbang,  karena  masa sekolah  dasar  selera  makan  anak  berubah-rubah  dan  tidak  tentu.
Terkadang  selera  makan  baik  namun  terkadang  selera  makanya berkurang  atau  bahkan  tidak  ada  selera  makan.  Hal  ini  membuat  orang
tua terutarna ibu sering mengalami kesulitan dalam memberi makanan pada  anak-anak  sesuai  dengan  seleranya.  Tidak  sedikit  orang  tua  yang
memilih  memberikan  uang  jajan  kepada  anaknya  untuk  membeli makanan  yang  disukai  anaknya  tampa  berpikir  tentang  kecukupan  gizi
yang dibutuhkan Yanti, 2013. Hasil  wawancara  pada  anak  Sekolah  Dasar  Batesda  Kabanjahe
bahwa rata-rata anak mengungkapkan sering makan tidak teratur karena tidak suka makan-makanan yang disajikan di rumah, tidak selera makan
pagi  dan  tidak  mau  membawa  bekal  kesekolah.  Anak-anak  sering tergesa-gesa  berangkat  kesekolah  sehingga  anak  meminta  uang  jajan
kepada orang tua untuk membeli makanan jajanan di sekolah. Sedangkan
saat  di  sekolah  anak  melakukan  aktivitas  lebih  aktif  dan  membutuhkan energi yang lebih besar dibanding dengan usia dewasa. Saat anak tiba di
rumah  setelah  melakukan  aktivitas  di  sekolah  atau  di  luar  sekolah  anak merasa letih sehingga menolak untuk makan di rumah dan memilih untuk
istirahat Yanti, 2013. Analisis  data  Riskesdas  2010  pada  35.000  orang  anak  sekolah
dasar,  diketahui  bahwa  sebanyak  26,1  anak  hanya  sarapan  dengan minum air putih, teh atau susu dan sebesar 44.6 anak sarapan hanya
memperoleh  asupan  energi ˂ 15  dari  Angka  Kecukupan  Gizi  AKG Hardinsyah,  2012.  Hasil  analisis  data  Riskesdas  2013  pada  17.756
anak sekolah dasar, sebesar 48.4 anak yang sarapan hanya memperoleh asupan  energi ˂ 15,4  dari  Angka  Kecukupan  Gizi  AKG  Sinaga,
2012.
                