Analisis Risiko Metode Pengolahan Data

27 literatur serta beberapa penelitian terdahulu yang menjadi bahan rujukan bagi penelitian ini.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melibatkan petani sebagai responden dan responden lain yang terkait dengan penelitian ini seperti pengelola Agropolitan Cianjur, pengelola STA Cigombong, Dinas Pertanian Cianjur dan Petugas Penyuluh Lapang. Metode pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi atau pengamatan, wawancara langsung melalui kuisioner, serta membaca dan melakukan pencatatan semua data yang dibutuhkan dalam penelitian.

4.5 Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data dalam penelitian ini mengunakan Microsoft Excel 2007. Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan melalui pendekatan deskriptif. Analisis ini digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai keadaan umum lokasi penelitian, manajemen risiko yang diterapkan di lokasi penelitian, dan alternatif strategi untuk mengurangi risiko produksi. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan melalui analisis risiko yang meliputi variance, standard deviation , dan coefficient variation.

4.6.1 Analisis Risiko

Probabilitas adalah nilai atau angka yang terletak antara 0 dan 1 yang diberikan kepada masing-masing kejadian. Apabila nilai suatu peluang adalah 1, maka hal tersebut merupakan sebuah kepastian, yang berarti peristiwa yang diperkirakan pasti terjadi. Penentuan peluang menggunakan metode subyektif yang diperoleh berdasarkan dari suatu kejadian pada kegiatan budidaya yang dapat diukur dari pengalaman yang dialami petani. Peluang dari masing-masing kegiatan budidaya akan diperoleh pada setiap kondisi yakni tertinggi, normal, dan 28 terendah. Pembagian tiga kondisi ini berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fariyanti 2008 dan Tarigan 2009. Pengukuran peluang P pada setiap kondisi diperoleh frekuensi kejadian setiap kondisi yang dibagi dengan periode waktu selama kegiatan berlangsung. Asumsi yang digunakan dalam menentukan periode waktu proses produksi adalah 10 kali produksi. Asumsi ini digunakan karena masa tanam kedua komoditas berkisar empat bulan dan dalam setahun umumnya petani melakukan tiga kali penanaman. Penggunaan 10 kali musim tanam ini juga diasumsikan agar fluktuasi produktivitas wortel dan bawang daun bisa terlihat. Selain itu utuntuk memudahkan petani dalam mengingat dalam mengingat hasil produksinya. Frekuensi kejadian pada kondisi tertinggi menunjukkan berapa kali petani mengalami produktivitas tertinggi dalam 10 kali produksi. Frekuensi kejadian pada kondisi normal menunjukkan berapa kali petani mengalami produktivitas normal dalam 10 kali produksi. Frekuensi kejadian pada kondisi terendah menunjukkan berapa kali petani mengalami produktivitas terendah dalam 10 kali produksi. Secara sistematis dapat dituliskan : P = fT Keterangan: f = frekuensi kejadian kondisi tertinggi, normal, dan terendah T = periode waktu proses produksi asumsi 10 kali produksi Peluang yang dihitung dari dua komoditas yaitu bawang daun dan wortel. Total peluang dari beberapa kejadian berjumlah satu dan secara sistematis dapat dituliskan sebagai berikut : Penyelesaian pengambilan keputusan yang mengandung risiko dapat dilakukan dengan menggunakan Expected return. Rumus Expected return dituliskan sebagai berikut : Dimana : ERi = Expected return Pi = Peluang dari suatu kejadian 1,2,3,… 1 = Kondisi Tertinggi, 2 = Kondisi Normal, 3 = Kondisi Terendah Ri = Return 29 Aspek risiko diukur dengan melihat nilai return pada setiap kejadian. Return merupakan hasil pada setiap kejadian tinggi, normal, rendah. Return yang digunakan untuk menganalisis risiko produksi wortel dan bawang daun merupakan nilai produktivitas kw1000 m 2 . Penggunaan satuan 1000 m 2 digunakan karena rata-rata luas lahan wortel dan bawang daun setiap persilnya sekitar 1000 m 2 . Namun, untuk menyamakan dengan satuan produktivitas nasional tonha maka perhitungan risiko pada penelitian ini dikonversi menjadi tonha. Mengukur sejauh mana risiko yang dihadapi dalam menjalankan usaha terhadap hasil yang diperoleh digunakan pendekatan sebagai berikut: a. Variance Dari nilai variance dapat menunjukkan bahwa semakin kecil nilai variance maka semakin kecil penyimpangannya sehingga semakin kecil risiko yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha tersebut. σ l 2 2 Dimana : σ l 2 = Variance dari return P i = Peluang dari suatu kejadian 1,2,3,…… 1= Kondisi Tertinggi, 2= Kondisi Normal, 3 = Kondisi Terendah R ij = Return R i = Expected return b. Standard Deviation Risiko dalam penelitian ini berarti besarnya fluktuasi keuntungan, sehingga semakin kecil nilai standars deviation maka semakin rendah risiko yang dihadapi dalam kegiatan usaha. Rumus standard deviation adalah sebagai berikut: σ l = √ σ l 2 Dimana : σ l = Standard deviation σ l 2 = Variance c. Coefficient Variation Semakin kecil nilai coefficient variation maka akan semakin rendah risiko yang dihadapi. Rumus coefficient variation adalah : CV = σ l R i 30 Dimana : CV = Coefficient variation σ l = Standard deviation R i = Expected return

4.6.2 Analisis Pendapatan Usahatani