42 bertambahnya pengalaman petani akan membuat petani semakin berani
menanggung risiko.
5.2.5 Luas Lahan
Berdasarkan luas lahan yang digarap untuk usahatani wortel dan bawang daun, hampir seluruh petani responden menggarap lahan dengan luas kurang dari
satu hektar. Persentase tertinggi adalah petani responden dengan luas lahan kurang dari seperempat hektar yaitu sebesar 56,67 persen reponden petani wortel
dan 50 persen responden petani bawang daun. Luasan lahan yang dikerjakan oleh petani responden ini menunjukkan
seberapa besar skala usahatani yang dilakukan. Dari sudut pandang tradisional terutama di daerah perdesaaan, luas lahan yang dimiliki seseorang mencerminkan
status ekonomi. Tabel 13.
Persentase Luas Lahan Petani Wortel dan Petani Bawang Daun di
Kawasan Agropolitan Cianjur Tahun 2010 Luas
Lahan Ha
Petani Wortel Petani Bawang Daun
Jumlah Responden Orang
Persentase Jumlah Responden
Orang Persentase
0,25 17
56,67 15
50,00 0,25-0,5
6 20,00
9 30,00
0,5- 1 3
10,00 3
10,00 1
4 13,33
3 10,00
Total 30
100 30
100 Berdasarkan data pada Tabel 13 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
skala usahatani yang dilakukan oleh petani responden masih sangat kecil. Luas lahan relatif kecil yang dimiliki oleh petani wortel dan petani bawang daun di
kawasan agropolitan Cianjur menunjukkan semakin enggan petani wortel dan petani bawang daun dalam mengambil risiko. Pernyataan tersebut juga didukung
oleh penelitian Soekartawi 1993, yang menyatakan terdapat hubungan yang negatif antara luas lahan yang dimiliki dengan keengganan petani pada risiko atau
dengan kata lain petani semakin berani menanggung risiko. 5.2.6
Status Kepemilikan Lahan
43 Berdasarkan status kepemilikan lahan, petani responden dikelompokkan
menjadi petani dengan status lahan milik sendiri, sewa, garapan, gadai, milik dan gadai serta milik dan sewa. Adapun dalam penelitian ini, jumlah responden
terbesar adalah petani dengan status lahan milik sendiri, yaitu sebesar 66,67 persen pada responden petani wortel dan 86,67 persen pada responden petani
bawang daun. Persentase petani dengan status lahan sewa untuk wortel sebanyak 3,33 persen dan petani bawang daun sebanyak tidak ada 0 persen. Persentase
terbesar kedua berdasarkan status lahan yaitu petani dengan status lahan milik sendiri dan sewa. Sebanyak 13,33 persen petani wortel memiliki lahan milik
sendiri dan juga sewa serta petani bawang daun sebanyak 6,66 persen memiliki lahan milik sendiri dan sewa. Adapun status kepemilikan lahan petani responden
dijelaskan pada Tabel 14.
Tabel 14. Persentase Status Lahan Petani Wortel dan Petani Bawang Daun di
Kawasan Agropolitan Cianjur Tahun 2010 Status
Lahan Petani Wortel
Petani Bawang Daun Jumlah Responden
Orang Persentase
Jumlah Responden Orang
Persentase Milik
sendiri 20
66,67 26
86,67 Sewa
1 3,33
Garapan 2
6,67 1
3,33 Gadai
1 3,33
Milik dan Gadai
2 6,67
1 3,33
Milik dan sewa
4 13,33
2 6,67
Total 30
100 30
100 Hasil di lapangan menunjukkan, status kepemilikan lahan yang sebagian
besar dimiliki sendiri oleh petani wortel dan petani bawang daun di kawasan agropolitan Cianjur mempengaruhi keputusan petani mengambil risiko. Beberapa
faktor penyebab yang diduga mendukung pernyataan ini adalah karena adanya jaminan kepastian hukum atas tanah milik dan berusahatani di tanah milik sendiri
relatif lebih sedikit pengeluarannya karena tidak mengeluarkan biaya sewa tanah. Pernyataan tersebut juga didukung oleh Scoot, 1977 dalam Soekartawi, 1993,
44 yang mengatakan petani pemilik meskipun hanya pemilik kecil, petani tersebut
memiliki sendiri sarana subsistensinya dan keleluasaaan yang lebih besar untuk menggunakannya.
5.2.7 Pola Pengusahaan Lahan