52 pada kegiatan pengolahan lahan sebelum penanaman. Adapun biaya tenaga kerja
di kawasan agropolitan Cianjur berkisar Rp. 15.000 hingga Rp. 25.000 per HOK untuk tenaga kerja laki-laki, dan Rp. 7.000 hingga Rp. 10.000 per HOK untuk
tenaga kerja perempuan. Namun untuk biaya penyiraman yang dilakukan oleh tenaga kerja laki-laki lebih mahal dua kali lipat dari biaya tenaga kerja pada
proses kegiatan usahatani yaitu berkisar antara Rp. 30.000 hingga Rp. 50.000 per HOK. Upah yang diterima tenaga kerja di kawasan agropolitan Cianjur sudah
merupakan harga kesepakatan yang terbentuk antara petani pemilik dengan para tenaga kerja. Upah minimal Rp 15.000 per HOK juga merupakan upah standar di
Kabupaten Cianjur Dinas Pertanian Cianjur. Jumlah jam kerja petani di kawasan agropolitan Cianjur hanya 5 jam yaitu dari jam 7 pagi hingga 12 siang. Berbeda
dengan jumlah jam kerja HOK umumnya yaitu 8 jam. Perhitungan HOK penggunaan input tenaga kerja menggunakan perhitungan 1 orang x 1 hari x jam
kerja dibagi 5 jam.
5.2.10 Biaya Produksi Usahatani Wortel dan Bawang Daun
Pada kegiatan usahatani wortel dan bawang daun di kawasan agropolitan Cianjur, komponen biaya produksi terdiri dari biaya bibit, biaya pupuk, biaya
obat-obatan, biaya tenaga kerja, biaya panen, penyusutan peralatan, opportunity lahan, dan pengeluaran umum. Dari komponen biaya tersebut tidak
keseluruhannya dikeluarkan secara tunai. Misalnya, biaya bibit wortel dan bawang daun dan biaya tenaga kerja untuk laki-laki. Tidak semua petani membeli
bibit wortel dan bawang daun secara tunai setiap musim tanam. Beberapa petani menggunakan bibit wortel yang dibudidayakan sendiri dan menggunakan bibit
bawang daun yang disimpan dari hasil panen sebelumnya. Biaya tenaga kerja untuk laki-laki yang dikeluarkan merupakan jumlah
dari biaya upah tunai dengan biaya upah natura makanan dan minuman. Biaya opportunity
lahan untuk lahan milik sendiri diperoleh dari harga sewa tanah yang berlaku di kawasan agropolitan Cianjur yaitu Rp 283.333 per 1000 m
2
per tahun. Sedangkan biaya opportunity lahan untuk lahan yang menyewa dan gadai
digunakan harga sewa dan gadai yang diterima petani tersebut. Sementara itu, biaya opportunity lahan untuk lahan yang dibagi hasil diperoleh dari pendapatan
53 kotor yang diterima. Biaya penyusutan diperoleh dari biaya penyusutan peralatan
pertanian seperti kored, cangkul, sabit, parang, semprotan, dan sebagainya. Biaya penyusutan diperoleh dari harga beli dibagi umur ekonomis.
Pengeluaran umum diperoleh dari biaya yang umumnya tetap dibayarkan petani setiap tahunnya seperti pembayaran pajak bumi dan bangunan PBB.
Pembayaran PBB masing-masing petani tidaklah sama. Hal ini disebabkan oleh letak lahan yang berbeda. PBB lahan yang dekat dengan jalan raya akan lebih
mahal dibandingkan lahan yang jauh dari jalan raya. Jika petani tidak memiliki lahan sendiri sewa, gadai, bagi hasil, biaya PBB dianggap nol.
Tabel 19. Rata-rata Biaya Produksi Usahatani Wortel per Musim Tanam di
Kawasan Agropolitan Cianjur Tahun 2009-2010 Rp1000 m
2
Biaya Produksi Musim 1 Rp
Musim 2 Rp Musim 3 Rp
Biaya bibit 137.249,21
66.524,23 90.396,43 Biaya pupuk
451.424,80 450.124,79
434.494,27 Biaya obat-obatan
231.673,40 228.342,49
238.036,93 Biaya tenaga kerja
1.068.344,29 1.293.755,40
1.615.514,30 Biaya panen
311.555,57 255.861,13
155.551,60 Penyusutan
84.870,40 84.870,40 84.870,40
Oportunity Lahan 131.014,80
117.595,00 114.645,00
Pengeluaran umum 30.572,83
30.572,83 30.572,83 Biaya Total
2.446.705,30 2.527.646,27 2.764.081,76
Pendapatan kotor 4.979.444,43
3.677.555,57 2.062.599,20
Pendapatan bersih 2.532.739,14
1.149.909,29 701.482,56
Besarnya biaya produksi yang ditanggung oleh petani wortel dan bawang daun berbeda satu dengan lainnya, seperti terlihat pada Lampiran 7 dan 8. Rata-
rata biaya produksi pada usahatani wortel dan bawang daun per 1000 m
2
lahan di kawasan agropolitan tersebut dijelaskan pada Tabel 19 dan 20.
54
Tabel 20. Rata-rata Biaya Produksi Usahatani Bawang Daun per Musim Tanam
di Kawasan Agropolitan Cianjur Tahun 2009-2010 Rp1000 m2 Biaya Produksi
Musim 1 Rp Musim 2 Rp
Musim 3 Rp Biaya bibit
1.747.355,80 1.742.355,80
2.031.397,13 Biaya pupuk
435.238,70 383.758,70
397.477,60 Biaya obat-obatan
152.622,83 158.289,50
152.947,30 Biaya tenaga kerja
882.076,60 894.028,80
879.018,32 Biaya panen
279.272,37 233.591,00
145.314,90 Penyusutan
82.646,80 82.646,80
82.646,80 Oportunity Lahan
99.275,47 92.345,47
92.006,27 Pengeluaran umum
31.882,60 31.882,60
31.882,60 Biaya Total
3.710.371,17 3.618.898,67
3.812.690,92 Pendapatan kotor
6.697.067,43 6.552.969,17
4.582.042,87 Pendapatan bersih
2.986.696,26 2.934.070,50
769.351,95 Dari analisis usahatani yang dilakukan, rata-rata biaya total yang
ditanggung oleh petani wortel yaitu sebesar Rp. 2.446.705,30 pada musim pertama, Rp. 2.527.646,27, pada musim kedua, dan Rp. 2.764.081,76, pada
musim ketiga. Sementara itu rata-rata biaya total yang ditanggung oleh petani bawang daun yaitu sebesar Rp 3.710.371,17 pada musim pertama, Rp
3.618.898,67, pada musim kedua, dan Rp 3.812.690,92 pada musim ketiga. Perbedaan besarnya biaya total setiap musim ini disebabkan karena adanya
perubahan pada penggunaan jumlah dan beberapa harga input. Diantara komponen biaya produksi secara keseluruhan, komponen biaya
produksi yang paling tinggi adalah biaya bibit dan tenaga kerja. Adapun biaya produksi tertinggi yang dikeluarkan secara tunai meliputi biaya bibit, pupuk, obat-
obatan, biaya tenaga kerja dan biaya panen. Rata-rata biaya tenaga kerja yang dikeluarkan petani wortel dan bawang daun berbeda pada setiap musim tanam.
Biaya tenaga kerja pada musim kedua paling tinggi dibandingkan dengan musim pertama dan ketiga. Hal ini disebabkan pada musim kedua merupakan musim
kemarau sehingga membutuhkan tambahan biaya tenaga kerja untuk kegiatan penyiraman ditambah dengan biaya upah yang lebih tinggi dua kali lipat
55 dibandingkan biaya tenaga kerja normal. Rata-rata biaya bibit yang dikeluarkan
oleh petani wortel dan bawang daun pada musim tanam pertama berbeda dengan musim tanam kedua dan ketiga. Biaya bibit wortel terbesar dikeluarkan petani
pada musim pertama yaitu sebesar Rp. 137.249,21 per 1000 m
2
. Sedangkan untuk biaya bibit bawang daun terbesar dikeluarkan pada musim ketiga yaitu sebesar
Rp 2.031.397,13. Hal ini disebakan oleh naik-turunya harga bibit setiap musim tanam. Sementara komponen biaya pupuk, tenaga kerja dan obat-obatan tidak
berbeda jauh pada setiap musim tanam Pada musim-musim tertentu beberapa harga pada komponen biaya mengalami perubahan. Sementara komponen biaya-
biaya yang lain cenderung stabil dengan perubahan yang tidak terlalu signifikan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Komponen Biaya Produksi Wortel dan Bawang Daun per Musim
Tanam pada Tahun 2009-2010 Perhitungan biaya produksi wortel dan biaya produksi bawang daun dibagi
ke dalam tiga musim. Musim pertama merupakan perhitungan biaya produksi bulan Mei 2010, musim kedua merupakan bulan Januari 2010, dan musim ketiga
merupakan bulan September 2009. Komponen biaya produksi yang paling tinggi yaitu bibit dan tenaga kerja bisa sangat mempengaruhi produksi yang dihasilkan.
Jika tambahan biaya tenaga kerja untuk penyiraman tidak dikeluarkan, akibatnya meningkatkan risiko produksi yang dihasilkan akan berkurang karena tanaman
mengalami kekeringan.
56
5.2.11 Pendapatan dan Keuntungan Usahatani Wortel dan Bawang Daun