metode kerja yang berlaku di perusahaan sesuai dengan jenis pekerjaannya, dengan nilai persepsi 3,844. Selama menjalani rutinitas
di perusahaan, karyawan setuju bahwa pengetahuan mereka bertambah setelah melakukan pekerjaannya dengan nilai persepsi 4,187.
Penempatan kerja yang tepat membuat karyawan setuju bahwa tingkat pendidikan yang mereka jalani telah sesuai dengan jenis pekerjaan,
dengan nilai persepsi 3,406. Hal ini didukung pula oleh program pelatihan kerja yang diberikan perusahaan sehingga ketrampilan dan
pendidikan yang mereka peroleh sangat mendukung mereka dalam bekerja, dengan nilai persepsi 3,969. Sehingga mereka paham dengan
prosedur pekerjaan yang harus mereka kerjakan, dengan nilai persepsi 4,031 yang artinya mereka setuju dengan pernyataan tersebut. Dengan
demikian nilai kondisi pengetahuan karyawan terkait jenis pekerjaannya dinilai baik dengan skor persepsi 3,887 yang mengindikasikan
kesetujuan terhadap persepsi ini. Bertanggung jawab terhadap tugas, dengan menyelesaikannya
secara baik sesuai rencana dan dapat dipertanggungjawabkan serta sadar dan peduli terhadap tugas yang diberikan merupakan bentuk
tanggung jawab karyawan terhadap perusahaan, dengan nilai persepsi 4,250, 4,281, 4,281 yang artinya karyawan memiliki persepsi sangat
setuju dengan ketiga pernyataan tersebut. Selain itu karyawan setuju bahwa mereka dapat diandalkan dalam bekerja dan dapat diberi
tanggung jawab yang lebih besar dari sebelumnya, dengan nilai persepsi 4,156 dan 4.
4.5. Analisis Karakteristik Responden terhadap QWL dan Kinerja
Karyawan
Hubungan antara karakteristik responden dengan faktor-faktor QWL dan kinerja dapat diketahui dengan analisis menggunakan tabulasi silang
analisis crosstab atau Khi-Kuadrat. Adapun karakteristik responden yang diuji meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan akhir, jabatan, dan masa
kerja yang dikorelasikan dengan QWL dan kinerja karyawan. Adapun hasil uji Khi-Kuadrat terhadap QWL secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Korelasi Karakteristik Responden dengan Faktor QWL
Karakteristik Quality Of Work Life
Kesimpulan
Khi-Kuadrat
Hitung χ
2
Khi-Kuadrat
Tabel χ
2
df Sig.
Jenis Kelamin 15,348
9,488 4
0,004 Tolak H
Usia 16,307 26,296
16 0,432
Terima H
Pendidikan 32,819 31,410 20
0,035 Tolak H
Jabatan 16.067 15,507
8 0,041
Tolak H Masa Kerja
13,042 15,507
8 0,110
Terima H
Berdasarkan analisis menggunakan Khi-Kuadrat diperoleh hasil bahwa terdapat tiga karakteristik responden yang memiliki hubungan nyata
dengan QWL. Hal ini terbukti dengan nilai χ
2 hitung
χ
2 tabel
atau sig α, yaitu
karakteristik berdasarkan jenis kelamin dengan tingkat signifikansi 0,004 0,05, kemudian tingkat pendidikan dimana tingkat signifikansi 0,035 0,05,
dan karakteristik jabatan dengan tingkat signifikansi 0,041 0,05. Sehingga diperoleh kesimpulan tolak H
terima H
1
yang mengandung arti tinggi rendahnya penerapan faktor-faktor QWL berhubungan dengan karakteristik
responden berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan dan jabatan. Berdasarkan hasil wawancara, Hal ini disebabkan bahwa meskipun jenis
kelamin karyawan laki-laki dan perempuan memiliki beban kerja yang berbeda, tapi kebutuhan terhadap QWL tetap ada karena jenis kelamin tidak
menentukan perbedaan tingkat kebutuhan. Kemudian pada tingkat pendidikan, yang mempengaruhi bagaimana perusahaan melakukan
penempatan posisi kerja, karena manajemen menganggap pendidikan adalah modal awal dalam menilai pengetahuan karyawan untuk ditempakan pada
posisi yang sesuai. Dan setiap jenis maupun level atau posisi memiliki konsekuensi pekerjaan, sehingga QWL berhubungan dan dibutuhkan pada
masing-masing tingkat pendidikan karyawan tersebut. Selanjutnya karakteristik responden berdasarkan Jabatan, QWL memiliki peranan penting
pada posisi jabatan, khususnya dalam hal partisipasi karyawan, kompensasi, pengembangan karir, penyelesaian konflik, dan komunikasi. Semakin tinggi
tingkat jabatan maka semakin tinggi pula tingkat kebutuhan karyawan terhadap QWL. Namun karakteristik berdasarkan usia dan masa kerja tidak
memiliki hubungan signifikan terhadap QWL, hal ini dibuktikan dengan nilai siginifikansi 0,05, yaitu 0,432 dan 0,110.
Karakteristik responden berdasarkan jabatan merupakan satu-satunya karakteristik yang memiliki hubungan dengan kinerja karyawan Tabel 7.
Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai signifikansi 0,008 0,05, sehingga dapat disimpulkan tolak H
terima H
1
, yang artinya jabatan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kinerja karyawan dalam bekerja, hal ini disebabkan
karena semakin tinggi tingkat jabatan maka semakin tinggi pula peranan dan tanggung jawab karyawan dalam setiap pekerjaan dan pengambilan
keputusan perusahaan, sehingga besarnya kompensasi yang ditawarkan juga semakin meningkat, akibatnya karyawan merasa tertantang untuk dapat
bekerja lebih sehingga dengan motivasi tersebut dapat meningkatkan kinerja karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Lain halnya dengan
karakteristik jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan masa kerja yang memiliki nilai signifikansi 0,05, artinya tidak memiliki hubungan dengan
kinerja karyawan. Dengan demikian, hasil yang diperoleh dari penelitian ini antara karakteristik responden dengan kinerja karyawan sesuai dengan hasil
penelitian yang dikemukakan oleh Noviandari 2007, yang mengatakan bahwa karakteristik jenis kelamin, umur, pendidikan, lama kerja dan gaji
tidak memiliki hubungan dengan kinerja karyawan, karena karakteristik karyawan bukan hal yang mendasari tinggi rendahnya kinerja karyawan.
Berikut pemaparan dari hubungan karakteristik responden dengan kinerja karyawan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Korelasi Karakteristik Responden dengan Kinerja
Karakteristik Kinerja Karyawan
Kesimpulan
Khi-Kuadrat
Hitung χ
2
Khi-Kuadrat
Tabel χ
2
df Sig.
Jenis Kelamin 5,349
9,488 4
0,253 Terima H
Usia 18,251 26,296
16 0,309
Terima H
Pendidikan 22,192 31,410 20
0,330 Terima
H Jabatan 20,667
15,507 8
0,008 Tolak H
Masa Kerja 18,818
15,507 8
0,087 Terima H
4.6. Analisis Uji Beda Karakteristik Responden terhadap QWL dan Kinerja