Adanya peranan pengambilan keputusa terkait kebijakan
perusahaan 2 4 4 13 9
3,719 Setuju
Karyawan berpeluang mendapat pengakuan atas
pekerjaannya 1 4 3 14 10
3,875 Setuju
Partisipasi karyawan 3,791 Setuju
Rata-Rata keseluruhan persepsi Quality of Work Life 3,752 Setuju
Berdasarkan pemaparan Tabel 4 di atas, tanggapan karyawan PT DaFa Teknoagro Mandiri terhadap QWL sebagai pendukung peningkatan
kinerja karyawan dinilai baik dengan skor keseluruhan 3,752. Dari hasil wawancara kepada beberapa karyawan, persepsi demikian muncul bukan
karena tanpa alasan, melainkan mengingat betapa pentingnya sebuah perusahaan berusaha memenuhi kebutuhan karyawannya baik itu yang
sifatnya materi maupun immateril agar tercipta lingkungan dan suasana yang mampu meningkatkan kinerja karyawan, sehingga dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan. Persepsi karyawan terhadap QWL akan dibahas berikut ini :
1. Kompensasi
Kompensasi yang layak merupakan salah satu bentuk memanusiakan karyawan. Penciptaan kinerja tinggi dapat terwujud
dengan memperhatikan kompensasi langsung, berupa upah tetap dan kompensasi tidak langsung, berupa insentif, bonus, dll yang layak
manusiawi dan layak produksi untuk memberikan ketenangan dan kesediaan untuk bekerja dengan. Namun tidak demikian pada apa yang
dirasakan oleh beberapa karyawan PT DaFa Teknoagro Mandiri, bagi mereka kompensasi yang diberikan perusahaan masih kurang jauh
harapan. Pada Tabel 4 terlihat bahwa secara umum nilai persepsi
karyawan terhadap kompensasi berada pada skor terkecil yaitu 3,437 yang artinya karyawan setuju dengan persepsi ini. Namun karyawan
masih meragukan pernyataan bahwa besarnya kompensasi yang diberikan telah sesuai dengan jenis pekerjaan, dengan nilai persepsi
3,156. Karyawan menyatakan setuju memperoleh tunjangan dari
Lanjutan Tabel 4.
perusahaan, contohnya THR dengan nilai persepsi 3,781. Keraguan terhadap adanya bonus bagi karyawan yang berprestasi ditunjukkan
dengan nilai persepsi 3,375 Tabel 4. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi karyawan terhadap kompensasi belum
seutuhnya terpenuhi, seperti upah dan bonus bagi karyawan yang berprestasi. Oleh karena itu perlu menjadi perhatian khusus bagi
pimpinan untuk memenuhi kebutuhan karyawannya terkait kompensasi dalam rangka mewujudkan peningkatan kinerja karyawan demi
peningkatan kinerja perusahaan.
2. Pengembangan Karir
Pekerjaan bukanlah sebuah karir, pekerjaan lebih menunjukan pada kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa
atau bagian dari karir itu sendiri, sedangkan karir lebih kepada pekerjaan atau jabatan yang ditekuni dan diyakini sebagai
panggilan hidup, yang meresapi pikiran dan perasaan seseorang, serta diwarnai seluruh gaya hidupnya. Oleh karena itu, pemilihan
karir lebih memerlukan persiapan perencanaan yang matang daripada sekedar mendapatkan pekerjaan yang sifatnya sementara
waktu. Pengembangan karir di PT DaFa Teknoagro Mandiri lebih terfokus pada tujuan pemahaman karyawan atas pekerjaannya,
contoh pelatihan yang dilakukan ketika karyawan berada pada setiap pekerjaan barunya yaitu ketika terjadi rotasi pekerjaan dan
kelompok penugasan. Sehingga karyawan PT. DaFa Teknoagro Mandiri memiliki persepsi setuju terhadap adanya rotasi pekerjaan
dengan nilai rataan sebesar 3,562. Pernyataan setuju juga ditunjukkan untuk program pelatihan yang sesuai bidang
pekerjaan, dengan nilai rataan sebesar 3,812. Dan penugasan kerja berdasarkan tim pun dirasakan oleh karyawan, terbukti dengan
hasil perolehan nilai rataan sebesar 4,156 yang berarti setuju. Namun peningkatan jabatan yang dilakukan baik secara rutin
maupun kondisional diragukan menurut persepsi karyawan dengan nilai rataan sebesar 3,344. Sehingga nilai total untuk persepsi
karyawan terhadap pengembangan karir sebesar 3,718 yang berarti setuju. Namun dari wawancara yang dilakukan masih banyak
karyawan yang belum sadar pentingnya sebuah karir yang berkembang, terutama karyawan staf. Mereka hanya fokus dan
melakukan aktivitas secara rutin. Oleh sebab itu diperlukan arahan dan program dari perusahaan yang dapat menunjang masa depan
karir karyawan yang lebih baik ke depannya.
3. Komunikasi