istriibu. Terutama terarah kepada anak-anak, disamping pihak-pihak lain. Anak-anak itu yang kelak akan menggantikan kedudukan dan peranan orang tuanya, karena
lazimnya mereka juga akan berkeluarga.
2.2.3 Dasar Pembentukan Keluarga
Membicarakan masalah pembentukan keluarga tidak dapat lepas dari pembentukan kelompok pada umumnya Ahmadi, 2009:225. Ada beberapa
pendapat yang mendasari apa sebab individu membentuk kelompok: Pendapat I
: Pembentukan kelompok atas dasar kesamaan Pendapat II
: Pembentukan kelompok atas dasar perbedaan Pendapat III :Pembentukan kelompok atas dasar hubungan yang tertentu
baik persamaan maupun perbedaan Apabila ditelaah lingkungan sosial-budaya madya, maka akan ditemui ciri-
ciri pokok, sebagai berikut: 1.
Hubungan keluarga tetap kuat, akan tetapi hubungan dalam masyarakat setempat agar mengendor, oleh karenamunculnya gejala-gejala hubungan atas
dasar perhitungan ekonomis. 2.
Adat-istiadat masih dihormati, akan tetapi sikap terbuka terhadap pengaruh- pengaruh dari luar mulai berkembang
3. Kepercayaan pada kekuatan-kekuatan gaib masih ad, kalau manusia sudah
kehabisan akal menanggulangi masalah 4.
Dalam masyarakat timbul lembaga-lembaga pendidikan formal, sampaipada tingkat pendidikan menengah
5. Tingkat butahuruf tergerak menurun
Universitas Sumatera Utara
6. Sistem ekonomi mulai mengarah pada produksi untuk pasaran, sehingga
peranan uang semakin besar. 7.
Gotong-royong secara tradisional terbatas pada kalangan keluarga luas dan tetangga, oleh karne hubungan kerja atas dasar pemberian upah sudah mulai
berkembang.
2.2.4 Posisi keluarga dalam menentukan tingkat disiplin diri anak
Esensi pendidikan umum menurut Phenix dalam Shochib, 1998:1 adalah proses menghadirkan situasi dan kondisi yang memungkinkan sebanyak mungkin
subjek didik memperluas dan memperdalam makna-makna esensial untuk mencapai kehidupan yang manusiawi. Dalam hal ini, sangat diperlukan adanya kesengaajaan
atau kesadaran niat untuk mengundangnya melalukakan tindak belajar yang sesuai dengan tujuan.
Esensi pendidikan umum, mencakup dua dimensi, yaitu dimensi pedagogis dan dimensi substantif. Dimensi pedagogis adalah proses menghadirkan situasi dan
kondisi yang memungkinkan sebanyak mungkin subjek didik terundang untuk memperluas dan memperdalam dimensi substantif. Dimensi substantif adalah makna-
makna esensial. Makna-makna esensial tersebut adalah makna simbolik, makna empiri, maknaestetik, makna sintetik, makna etik dan makna sinoptik religi, filsafat
dan sejarah. Anak yang berdisiplin diri memiliki keteraturan diri berdasarkan nilai agama,
nilai budaya, aturan-aturan pergaulan, pandangan hidup, dan sikap hidup yang bermakna bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Artinya tanggung
jawab orang tua adalah mengupayakan agar anak berdisiplin diri untuk melaksanakan hubungan dengan Tuhan yang menciptakannnya, dirinya sendiri,
Universitas Sumatera Utara
sesama manusia, dan lingkungan alam dan makhluk hidup lainnya berdasarkan nilai moral. Orang tua yang mampu berprilaku seperti yang diatas, berarti mereka telah
mencerminkan nilai-nilai moral dan bertanggung jawab untuk mengupayakannya.
2.2.5 Fungsi Keluarga