diterima sebagai penyakit yang dapat dikendalikan seperti diabetes, asma atau darah tinggi dan tidak lagi dianggap sebagai penyakit yang pembunuh yang menakutkan.
Layanan HIV dan AIDS dalam seksi ini menjabarkan realisasi komitmen Negara dalam menjalankan kewajibannya melayani setiap warga negara dan
penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang merupakan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Diperlukan banyak cara tidak saja untuk membangun kepercayaan masyarakat atas layanan publik yang dilakukan seiring dengan harapan dan tuntutan
seluruh warga negara dan penduduk. Layanan HIV dan AIDS harus menjadi layanan publik, dimana upaya
penanggulangan AIDS harus dapat diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia. Pengaturan yang jelas terkait dengan konteks layanan publik dijaminkan oleh UU No
25 Tahun 2009.Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan menjamin informasi pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang
baik JOTHI berusaha membangun pintu komunikasi terkait layanan HIV dan AIDS di Indonesia.Bagian layanan juga membahas inisiatif masyarakat dalam merespon
permasalahan HIV dan AIDS yang timbul dengan berbagai pendekatan program. Berbagai organisasi masyarakat sipil telah membangun upaya untuk menanggulangi
AIDS di berbagai daerah. Seksi ini akan menjabarkan kegiatan-kegiatan lapangan beserta capaian yang ada.
\
2.4 Dampingan
Dampingan atau dapat juga disebut dengan klien adalah seseorang yang merasa ingin mendapat pertolongan atau membutuhkan solusi terhadap masalah yang
ia hadapi. Sedangkan pendampingan adalah suatu proses pemberian kemudahan
Universitas Sumatera Utara
fasilitas yang diberikan pendamping kepada klein dalam mengidentifikasikan kebutuhan dan pemecahan masalah serta mendorong tumbuhnya inisiatif dalam
proses pengambilan keputusan, serta meningkatkan akses klien terhadap pelayanan sosial dasar, lapangan kerja, dan fasilitas pelayanan publik lainnya sehingga
kemandirian klein secara berkelanjutan dapat diwujudkan httphukum.ud.ac.idwp- contentuploads201408jurnal-lalu-Muhammad-wahyu-pdf diakses tanggal 23 Juni
2014 pukul 19.30 WIB.
2.5 Respon Keluarga terhadap Odha Perempuan
Respon merupakan suatu tingkahlaku atau sikap yang berwujud, baik sebelum pemahaman yang mendetail, penelitian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak
suka serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa indikator respon terdiri dari respon yang positif kecenderungan
tindakannya adalah mendekati, menyukai, menyenangi, dan mengharapkan suatu objek. Sedangkan respon yang negatif kecenderungan tindakannya menjauhi,
menghindari dan memberi objek tertentu. http:a-
research.upi.eduoperatoruploads_geo_0705816_chapter2x.psf diakses pada tanggal 23 September 2014 Pukul 21.00 wib. Respon dalam penelitian ini akan diukur dari
tiga aspek yaitu persepsi, sikap dan partisipasi. Menurut De Vito dalam Sobur, 2003: 445, persepsi adalah proses ketika
kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita. Persepsi menunjukkan bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, mencium
dunia sekitar kita. Persepsi terbentuk atas dasar data-data yang kita peroleh dari lingkungan yang diserap oleh indera kita. Manakala seseorang di dalam suatu
masyarakat ketahuan terinfeksi HIV dan AIDS, maka para anggota masyarakat yang lain mungkin takut untuk mengunjunginya, berdekatan, bahkan mereka mungkin
Universitas Sumatera Utara
akan mendeskriminasikannya. Adanya kekuatiran akan tertularnya HIV dan AIDS membuat masyarakat tidak mau berinteraksi dengan Odha dan langsung membuat
jarak dengan mereka, tidak hanya dikalangan masyarakat saja, keluarga juga terkadang memiliki persepsi yang sama sehingga beberapa dari Odha mengalami
penolakan dari keluarganya sendiri. Persepsi yang ada di dalam pemikiran masyarakat ataupun keluarga mengenai
Odha sangat berkaitan dengan seberapa besarnya pengetahuan keluarga tersebut mengenai Odha. Pengetahuan keluarga tentang hidup bersama atau tinggal serumah
dengan Odha dan bagaimana cara pendampingan yang dilakukan oleh lembaga sosial terhadap Odha. Penilaian yang positif dan negatif sangat berpengaruh bagi
seseorang, khususnya Odha. Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah. Terjadi lewat ungkapan rasa
hormat penghargaan serta sumber dan validator identitas anggota keluarga, diantaranya adalah memberikan penghargaan positif dan perhatian.
http:repository.usu.ac.idbitstream123456789402404Chapter20II.pdf diakses pada tanggal 23 September 2014 pukul 22.00WIB.
Tidak hanya memiliki persepsi atau cara berpikir yang benar, namun masyarakat ataupun keluarga hendaknya memiliki sikap yang baik juga terhadap
Odha. Secord dan Backman dalam, Sobur 2003:358 mengatakan bahwa sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan afeksi, pemikiran kognisi dan
tindakan konasi seseorang terhadap suatu objek di lingkungan sekitarnya. Sikap tercurah melalui tindakan yang dinyatakan dalam suatu perasaan suka atau
ketidaksukaan terhadap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang sehingga tindakan tersebut mampu memberikan hal yang positif atau negatif yang dianggap sebagai
wujud dari tingkah laku manusia.
Universitas Sumatera Utara
Persepsi atau pengetahuan keluarga terhadap Odha perempuan
mempengaruhi sikap keluarga terhadap Odha itu sendiri. Dengan melihat bagaimana penilaian keluarga terhadap Odha, menerima atau menolak kehadiran Odha di dalam
keluarga, mengharapkan atau menghindari Odha dalam setiap kegiatan dan menjauhi atau mengajak Odha untuk berinteraksi. Melalui sikap kita dapat melihat bagaimana
respon keluarga terhadap Odha. Selain persepsi dan sikap, partisipasi juga menjadi hal yang sangat penting
dalam mengukur suatu respon. Partisipasi adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses yang ada dalam masyarakat, pemilihan dan pengambilan tentang alternatif
solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah dan keterlibatan masyarakat dalam mengevaluasi perubahan yang terjadi Adi, 2000: 27.
Dapat dikatakan partisipasi tersebut sama dengan peran serta. Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan nyata,
diantaranya keteraturan menjalani kehidupan, dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat, dan terhindarnya seseorang dari kelelahan. Dukungan ini juga
mencakup bantuan langsung, seperti dalam bentuk uang, peralatan, waktu, modifikasi lingkungan maupun menolong serta menyediakan peralatan lengkap dan
memadai bagi penderita, menyediakan obat yang dibutuhkan dan lain-lain Adanya respon keluarga berupa persepsi, sikap dan partisipasi yang bersifat
senang positif dan tidak senang negatif akan memberikan pengalaman hidup kepada Odha perempuan. Pengalaman tersebut akan dapat menuntun Odha
perempuan pada suatu keyakinan bahwa dirinya masih berarti bagi orang-orang terdekatnya. Selanjutnya pengalaman tersebut akan dapat menyadarkan Odha
perempuan bahwa dirinya masih bermanfaat untuk hidup meskipun menderita HIV dan AIDS, sehingga pemikiranuntuk berfungsi kembali secara sosial ada. Ketika
Universitas Sumatera Utara
Odha perempuan menerima respon yang baik berupa kehangatan, kepedulian dan empati maka Odha akan merasa diperhatikan, sebaliknya apabila Odha perempuan
menerima respon yang negatif berupa penolakan, stigma dan diskriminasi maka Odha akan merasi tidak berguna, depresi yang kemudian terpintas dipikirannya untuk
mengakhiri hidupnya. Keluarga menjadi unsur penting dalam kehidupan, karena keluarga
merupakan suatu sistem yang didalamnya terdapat anggota keluarga yang saling berhubungan dan ketergantungan. Individu yang termasuk dalam memberikan
dukungan meliputi pasangan suamiistri, orangtua, anak, dan sanak keluarga. Sebagai satu diantara fungsi pertalianikatan sosial, segi fungsional keluarga pada
pasien HIV mencakup dukungan emosional, mendorong adanya ungkapan perasaan positif dukungan penghargaan, memberi nasihat atau informasi dukungan
informasi, pemberian bantuan material dukungan instrumentalfinansial. Dukungan dari orang-orang terdekat yang berupa penghargaan positif,
dorongan maju atau persetujuan terhadap gagasan akan menyadarkan kepada odha bahwa dirinya masih dapat melakukan hal-hal yang bermanfaat. Hal ini akan
menimbulkan perasaan puas bahwa dirinya telah melakukan hal-hal yang bermanfaat dalam hidupnya.Selain itu, Odha perempuan yang bergabung dalam suatu organisasi
masyarakat atau LSM biasanya akan melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut antara lain melakukan ceramah atau penyuluhan tentang hal-hal yang terkait dengan
HIV dan AIDS, memperjuangkan hak-hak anggota, menjadi relawan pendamping Odha yang lain dan sebagainya.
Tanggapan positif dari teman dan masyarakat terhadap apa yang dilakukan Odha perempuan akan memberikan perasaan bahwa dirinya berguna atau bermanfaat
bagi orang lain. Perasaan tersebut akan menuntunnya pada kesadaran bahwa
Universitas Sumatera Utara
kehidupannya masih bermakna, meskipun dirinya mengidap HIV dan AIDS. Sehingga Odha perempuan akan lebih banyak lagi melakukan kegiatan-kegiatan
positif dalam sisa hidupnya dan akan lebih bersyukur karena masih diberi kehidupan.
2.6 Rumah Singgah Caritas Pengembangan Sosial Ekonomi