186
2. Inventarisasi Alat Praktik
Kegiatan inventarisasi dilakukan dengan melakukan pencatatan semua alat praktik dari mulai awal masuk sampai dengan penghapusan. Sesuai dengan
pendapat dari Ary H Gunawan 1996:141 kegiatan inventarisasi adalah suatu kegiatan dan menyusun daftar barang-barang yang ada secara teratur menurut
ketentuan yang berlaku. Menurut Ibrahim Bafadal 2004: 56-61 kegiatan inventaris terdiri dari dua yaitu 1 kegiatan yang berkaitan dengan pencatatan dan
pemberian kode dan 2 pembuatan laporan. Hal ini sesuai dengan yang dilakukan di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta, dimana kegiatan inventarisasi terdiri dari
sebagai berikut. a.
Pencatatan dan pembuatan kode Pencatatan dilakukan dari awal masuk sampai pada penghapusan. Langkah
pencatatan dimulai dari pencatatan di buku penerimaan, pencatatan di buku inventaris, pembuatan kode, pembuatan label, penyimpanan. Pencatatan
sebaiknya sesuai dengan langkah yang disampaikan oleh Ibrahim Bafadal 2004: 57-61 yaitu pencatatan dalam buku penerimaan, pengelompokkan barang,
pencatatan dalam buku induk inventaris dan pencatatan dalam buku inventaris. Tapi yang dilakukan hanya pencatatan di buku penerimaan dan buku inventaris,
tidak ada kegiatan penggolongan alat karena alat yang diadakan adalah alat praktik yang merupakan barang inventaris. Untuk pencatatan di buku penerimaan
hanya dilakukan di jurusan Teknik Komputer dan Jaringan, Jurusan Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Pemesinan dan Teknik Audio Video. Jurusan Teknik
Gambar Bangunan, Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik dan Jurusan Teknik
187
Sepeda Motor langsung mencatat di buku inventaris. Keseluruhan jurusan tidak memiliki buku induk inventaris, hanya ada buku inventaris. Bahkan, untuk alat
praktik yang mengalami pergantian tiga bulan sekali, sering kali tidak dicatat karena dianggap hanya membuat penuh buku inventaris serta dianggap hanya
sebagai formalitas belaka. Pencatatan alat praktik memerlukan kode barang, dimana di SMK
Muhammadiyah 3 Yogyakarta pemberian kode barang berdasarkan 12 angka digit atau yang diperlukan. Pemberian nomor disesuaikan dengan jurusan dan
kebutuhan. Pengkodean barang ini merupakan kebijakan yang dibuat oleh sekolah untuk mempermudah pencatatan, serta untuk lembaga swasta tidak memiliki
ketentuan yang kaku terhadap pedomoan pembuatan kode inventaris. Pemberian kode barang seperti pendapat dari Ibrahim Bafadal 2004: 59 dilakukan untuk
memberikan tanda yang menunjukan pemilik barang yang sekiranya mudah dilihat dan dibaca. Setelah pemberian kode, kegiatan selanjutnya adalah
penempelan stiker pada alat praktik. Untuk alat praktik yang tidak bisa diberi stiker, maka data hanya ada dalam buku inventaris. Tapi, penempelan nomor
inventaris sering diabaikan dan dianggap formalitas, karena sering hilang. Padahal untuk pemberian label akan menunjukan kepemilikan barang baik sekolah
maupun jurusan, karena dalam hal ini alat praktik merupakan otoritas jurusan. b.
Kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan Laporan Pembuatan laporan pertanggung jawaban atas alat praktik dibuat setiap satu
tahun sekali, sekaligus sebagai bahan referensi pengajuan alat baru. seperti Depdiknas 2007: 51 menyatakan bahwa kegiatan inventaris terdiri dari
188
pembuatan laporan triwulan dan laporan tahunan. Laporan di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta hanya ada laporan tahunan dalam pertanggung
jawabannya di awal ajaran baru, padahal untuk laporan triwulan diperlukan untuk mengontrol penambahan dan mutasi alat yang ada selama 3 bulan. Laporan
tahunan kurang mengcover keseluruhan pertanggung jawaban alat praktik yang ada. Walaupun demikian, masih saja ada jurusan yang tidak memberikan laporan
setiap tahunnya, karena jurusan tersebut adalah jurusan yang baru dibuka kurang lebih 3 tahun.
Secara keseluruhan kegiatan inventaris di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta terdiri 1 pencatatan semua sarana dan prasarana dalam buku
inventaris, 2 memberikan koding pada barang yang diinventariskan, 3 membuat laporan tahunan sebagai hasil rekapitulasi keadaan barang. Ary H
Gunawan 1996: 143 menyatakan bawasannya kegiatan invetaris terdiri dari 1 pencatatan sarana prasarana, 2 pemberian koding, dan 3 pembuatan laporan
triwulan dan tahun. Sayangnya, untuk pembuatan laporan triwulan tidak dilakukan, padahal hal tersebut penting untuk dilakukan. Keselurahan kegiatan ini
dilakukan oleh Koordinator Bengkel yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan alat praktik dengan berkordinasi dengan
Tool Man
. Untuk mendukung berjalannya kegiatan inventaris maka Koordinator Bengkel harus
selalu berkoordinasi dan meminta persetujuan dari Kepala Jurusan.
3. Penyimpanan Alat Praktik