Penggunaan Alat Praktik Pembahasan Hasil Penelitian

192 tidak hanya itu keduanya juga melakukan kegiatan pencatatan, perawatan, serta pemindahan barang untuk proses pendidikan.

4. Penggunaan Alat Praktik

Penggunaaan alat praktik di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta yaitu memanfaatkan alat praktik dalam kegiatan pembelajaran selama praktik. Seperti pendapat dari Bernawi dan M Arifin 2012: 77 penggunaan sarana prasarana adalah pemanfaatan sarana dan prasarana untuk mendukung proses pendidikan demi mencapai tujuan pendidikan. Untuk mengatur penggunaan alat praktik terdapat dua langkah penggunaan alat praktik sesuai dengan keberadaan alat yaitu sebagai berikut. a. Alat praktik di tempat penyimpanan Untuk alat praktik yang ada di tempat penyimpanan, siswa melakukan penggunaan dengan cara meminjam langsung pada Tool Man dengan menggunakan bon alat atau mencatat dalam buku peminjaman. Kondisi dan keadaan alat saat dipinjam dan dikembalikan harus sama. Untuk pengembalian biasanya siswa langsung meletakan langsung di tempat penyimpanan maupun dilakukan oleh Tool Man . Menurut Suharsimi Arikunto 1990: 87 penyimpanan alat praktik disebut juga dengan pengaturan kembali. Pendapat dari Ibrahim Bafadal 2004: 38 pendistribusian harus memperhatikan tiga hal yaitu ketepatan barang yang disampaikan, ketepatan sasaran penyampaian dan ketepatan kondisi barang. Tiga hal tersebut telah dipenui dengan melihat ketepatan alat yang disampaikan pada siswa sesuai dengan job praktek, ketepatan sasaran dilihat dari 193 alat yang disampaikan pada siswa, serta untuk kondisi, dilihat dari kebersihan alat yang dijaga oleh siswa. Proses peminjaman siswa harus mencantumkan nama, kelas, jumlah alat, tanggal peminjaman, serta job praktek , sehingga alat praktik bisa terkontrol dengan baik oleh pengelolaa. Langkah ini sesuai dengan pendapat Ibrahim Bafadal 2004: 39 yaitu penerima barang harus jelas identitasnya, waktu penyaluran barang disesuaikan dengan kebutuhan, jenis barang yang akan digunakan serta jumlah barang yang dipinjam. Alat praktik yang dipinjam di tempat penyimpanan adalah alat praktik yang biasanya digunakan secara individu oleh siswa, karena alat tersebut merupakan alat utama maupun pendukung dalam proses pembelajaran. Meskipun cara peminjaman berbeda yaitu dengan penggunaan bon dan buku peminjaman, keduanya memiliki arti yang sama yaitu mengontrol keadaan alat praktik agar tidak hilang. Pengontrolan alat praktik yang baik akan membuat alat tidak mudah hilang. Untuk lebih mengkondisikan alat, sebaiknya Tool Man selalu memeriksa keutuhan alat saat dikembalikan, sehingga alat tidak hilang. b. Penggunaan alat di ruang praktik Alat praktik yang berada di ruang praktik, biasanya alat yang tidak bisa dipindahkan dan mempunyai lab atau ruang bengkel tersendiri. Penggunaannya disesuaikan dengan jadwal pelajaran yang telah dibuat di setiap awal semeseter. Pengawasan dan pengontrolan alat dilakukan oleh guru pembimbing mata pelajaran. Pengaturan jadwal menurut Endang Hermawan dan Sukarti Ibrahim Bafadl, 2004: 78 yaitu 1 penyusunan jadwal harus dihindari dari bentrokan 194 antar kelompok, 2 kegiatan pokok ditempatkan dalam skala prioritas, 3 jadwal diajukan pada awal ajaran, 4 penunjukan personel sesuai dengan keahlian bidang, 5 penjadwalan antara intrakurikuler dan ekstrakurikuler dipisahkan. Dilihat dari pendapat di atas maka pengaturan jadwal di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta sudah memperhatikan hal-hal dalam penggunaan alat praktik yang ada di bengkel, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan lancar. Penyusunan jadwal yang dilakukan di awal semester membuat terkondisinya kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien. Alat praktik yang berada di ruang atau bengkel, biasanya digunakan secara berkelompok. Pengelompokan tersebut terdiri dari 3-5 orang dalam penggunaan alat praktik. Idealnya menurut guru yang bersangkutan alat praktik digunakan maksimal 3 orang1 alat praktik, namun karena ketersediaan alat yang terbatas, sehingga 1 kelompok bisa terdiri dari 5 orang. Keterbatasan alat bisa dilihat dari jumlah alat dibandingkan dengan jumlah siswa saat pembelajaran. Sebagai contoh jumlah alat 5 dibandingkan dengan jumlah siswa 25 orang, ini menyebabkan 1 kelompok terdiri dari 5 orang. Inilah yang disebut kurang maksimalnya pembelajaran, karena pembagian kelompok yang maksimal 3 orang menjadi 5 orang. Kejadian tersebut dialami oleh Jurusan Teknik Audio Video. Hal ini menyebabkan kurang efektifnya pembelajaran praktek. Kegiatan pengelompokkan ini dilakukan seperti pendapat Suharsimi Arikunto 1990: 86 yang menjelaskan faktor dalam penggunaan alat praktik harus memperhatikan banyak alat tiap macam, banyak kelas yang menggunakan alat, banyaknya murid pada tiap kelas, serta banyak ruang yang ada di sekolah. Jumlah alat seharusnya disesuaikan 195 dengan standar yang ditetapkan dalam Permendiknas No 40 Tahun 2008 tentang standar sarana dan prasarana pendidikan kejuruan, jika terjadi kekurangan alat seperti yang telah dijelaskan diatas maka akan mempengaruhi hasil pembelajaran dan menghambat proses pengembangan keterampilan profesional yang didapatkan oleh peserta didik. Prinsip penggunaan alat praktik di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta, telah melihat prinsip efektivitas dan efisiensi seperti pendapat dari Depdiknas 2007: 10 yaitu prinsip efektivitas adalah semua pemakaian perlengkapan harus ditujukan semata-mata untuk memperlancar pencapaian tujuan pendidikan, sedangkan untuk prinsip efisiensi adalah pemakaian semua perlengkapan secara hati-hati sehingga tidak mudah habis, rusak atau hilang. Penerapan prinsip efektivitas terlihat pada penggunaan alat praktik yang disesuaikan dengan job praktik yang sedang dilakukan oleh siswa, sedangkan untuk prinsip efisiensi dapat terlihat dari pemeriksaan alat setelah penggunaan oleh Tool Man dari mulai kondisi, jumlah dan keadaan alat.

5. Pemeliharaan Alat Praktik