48
3 Menyusun proposal pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
4 Menerima peninjauan dari pihak yang dituju untuk menilai kelayakan sekolah
dan memperoleh sarana dan prasarana 5
Setelah dikunjungi sekolah menerima kiriman sarana dan prasarana yang diajukan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan alat praktik pendidikan adalah sesuatu kegiatan untuk merancang
pengadaan melalui pembelian, pengadaan, rehabilitasi, daur ulang, distribusi dan pembuatan peralatan dan perlengkapan sesuai dengan kebutuhan sekolah
berdasarkan analisis kebutuhan dan analisis skala prioritas sesuai dengan dana yang tersedia. Pengadaan alat praktik pendidikan adalah kegiatan mengadakan
atau merealisasikan pemenuhan alat yang telah direncanakan sebelumnya sesuai dengan harga, kesesuaian kebutuhan, jumlah dan sumber yang bisa dipertanggung
jawabkan dengan terlengkapinya sarana pendidikan. Untuk cara pengadaan dilakukan dengan membeli, meminjam, mendaurulang, rehabilitasi, tukar
menukar, penyewaan dan membuat sendiri. Khusus untuk alat praktik pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
b. Inventarisasi Alat Praktik Pendidikan Kejuruan
Kegiatan inventaris berkaitan dengan kegiatan pencatatan sarana pendidikan. Menurut Ibrahim Bafadal 2004: 55 “Kegiatan inventarisasi sarana
pendidikan adalah suatu kegiatan mencatat semua perlengkapan yang dimiliki
49
oleh sekolah”. Sarana pendidikan yang dimiliki sekolah tercover dalam suatu data inventaris sekolah. Menurut Ary H. Gunawan 1996
: 141 “Inventaris dilakukan dalam usaha penyempurnaan pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap
barang-barang negara atau swasta”. Menurut Tim Dosen AP 2011: 84
“Inventarisasi adalah penyatatan dan penyusunan daftar barang milik negara secara sistematis, tertib dan teratur sesuai dengan peraturan yang berlaku”.
Pelaksanaan kegiatan inventaris menurut Ary H. Gunawan 1996: 143 terdiri dari;
1 mencatat semua sarana prasarana pendidikan atau barang inventaris dalam
buku induk inventaris dan buku pembantu buku golongan inventaris. Buku inventaris adalah tempat dimana semua barang inventaris dicatat baik milik
negara ataupun swasta sesuai dengan urutan penerimaan barang. Buku golongan inventaris adalah tempat mencatat barang inventaris golongan
barang; 2
memberikan koding pada barang yang diinventariskan,yaitu memberikan kode nomor inventaris pada barang-barang yang diinventaris sehingga mudah untuk
ditemukan; 3
membuat laporan triwulan tentang mutasi barang, yaitu laporan tentang penambahanberkurangnya barang inventaris yang terjadi selama tiga bulan
atau triwulan; 4
membuat daftar isianformat inventaris, dilakukan sekali setahun per 1 april tentang keadaan barang;
50
5 membuat daftar rekapitulasi tahunan, yang menunjukan keadaan barang pada 1
april tahun lalu, mutasi selama satu tahun dan keadaan barang. Kegiatan inventarisasi sarana prasarana pendidikan menurut Stoop dan Jhonson
dalam Ibrahim Bafadal 2004: 56-61 dibedakan menjadi dua yaitu: 1
kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan dan pembuatan kode sarana prasarana pendidikan
Barang-barang yang termasuk sarana pendidikan ada dua macam yaitu barang inventaris dan barang bukan inventaris. Barang inventaris merupakan
sarana pendidikan yang dapat digunakan secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama. Barang bukan inventaris adalah semua barang yang habis pakai dan
barang yang statusnya tidak jelas. Barang inventaris dan barang bukan inventaris tetap dicatat dalam buku penerimaan. Khusus untuk barang inventaris dicatat
dalam buku induk inventaris dan buku golongan inventaris. Barang bukan inventaris dicatat dalam buku induk bukan inventaris dan kartu stok barang.
Menurut Ibrahim Bafadal 2004: 57-61 menggambarkan arus kegiatan pencatatan sarana prasarana pendidikan adalah sebagai berikut.
51
Gambar 2 tata cara pencatatan perlengkapan sekolah Bafadal, 2004: 57-61 Kegiatan inventaris harus dilakukan demi terdatanya alat praktik
pendidikan yang ada di sekolah. Untuk alat praktik pendidikan yang diperoleh dengan pembelian maka harus dicatat dalam buku pembelian, sehingga dalam
kegiatan inventarisasi khususnya pencatatan sarana pendidikan di sekolah diperlukan enam buku yaitu: buku penerimaan barang, buku pembelian barang,
buku induk inventaris, buku bukan inventaris, dan buku kartu stok barang Ibrahim, 2004: 58.
Pencatatan alat praktik pendidikan tentunya memerlukan kode agar dalam pencarian sarana prasarana pendidikan mudah untuk dilakukan. Kegiatan ini dapat
membantu pengelola dalam efisiensi waktu pencatatan dan sekaligus mencari serta menemukan kembali alat praktik pendidikan tertentu baik fisik maupun non
fisik. Pembuatan kode barang ini digunakan khususnya untuk barang inventaris.
Ada barang baru Pencatatan dalam buku penerimaan
Pengelompokan barang baru
Pencatatan di dalam buku induk bukan inventaris
Pencatatan di dalam buku induk inventaris
Pencatatan di dalam buku golongan inventaris
Pencatatan di dalam kartu buku stok barang
Inventaris Bukan
I
nventaris
52
Menurut Ibrahim Bafadal 2004: 59 kode barang adalah sebuah tanda yang menunjukan pemilikan barang yang ditulis pada barang yang sekiranya mudah
dilihat dan dibaca. Kode barang inventaris biasanya berbentuk numerik. Untuk sekolah-sekolah negeri kode barang sudah ditentukan aturannya oleh pemerintah
dan biasanya berjumlah 13 angka. Namun pada umumnya untuk sekolah-sekolah swasta bisa memutuskan sendiri dengan jumlah 7 angka yang tersusun menjadi
kelompok bilangan yaitu tiga angka di depan dan empat angka dibelakang dimana kedua kelompok tersebut dipisahkan dengan titik, Ary H. Gunawan 1996: 141.
Kedua kelompok tersebut memiliki arti tersendiri yaitu tiga angka di depan menyatakan jenis formulir atau kode golongan barang, sedangkan dua berikutnya
menunjukan kode pokok kelompok barang dan empat angka di belakang menunjukan kelompok barang serta nomor urut barang.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan kegiatan pencatatan alat praktik pendidikan merupakan kegiatan pendataan barang dari mulai barang
datang sampai pada penghapusan. Ada dua jenis barang yaitu barang inventaris dan bukan inventaris, keduanya tetap di data hanya saja menggunakan buku yang
berbeda. Pelaksanaan pencatatan barang tidak terlepas dari pemberian kode barang. Pemberian kode barang bertujuan agar barang yang disimpan mudah
untuk dicari dan ditemukan kembali. Dalam pengkodean barang menggunakan numerik ada yang berjumlah 7 dan 13, sesuai kebijakan yang diambil. Angka atau
numerik tersebut dibagi dengan titik sehingga menjadi dua kelompok yang di dalamnya memiliki arti sendiri. Mulai dari angka depan menjelaskan jenis dan
53
kelompok barang, sampai pada angka belakang yang menunjukan nomor urut barang;
2 kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan laporan
Sarana dan prasarana pendidikan yang merupakan barang inventaris harus dilakukan pelaporan baik kepada pemerintah atau departemennya. Kegiatan yang
berhubungan dengan pelaporan inventarisasi menurut Depdiknas 2007: 51 terdiri dari laporan triwulan barang inventaris dan laporan tahunan inventaris. Ke
dua laporan ini wajib dibuat oleh sekolah atau pengelola sarana dan prasarana pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas penggunaan sarana dan
prasarana pendidikan yang ada di sekolah. Dari pengertian di atas kegiatan inventarisasi alat praktik pendidikan dapat
disimpulkan bahwa kegiatan yang berkaitan dengan pencatatan sarana pendidikan milik negara atau swasta guna menyempurnakan pengurusan dan pengawasan
terhadap semua alat praktik pendidikan yang ada di sekolah serta kegiatan penulisan laporan sebagai bahan pertanggungjawaban atas penggunaan alat
praktik pendidikan yang ada di sekolah.
c. Penyimpanan Alat Praktik Pendidikan Kejuruan