Kendala dalam Pengelolaan Alat Praktik

204 3. Teknik Pemesinan 4. Teknik Kendaraan Ringan 5. Teknik Sepeda Motor 6. Teknik Komputer dan Jaringan 7. Teknik Gambar Bangunan Urutan ini dilihat dari hasil keseluruhan jawaban responden, observasi, dan studi dokumen. Tetapi secara keseluruhan pengelolaan alat praktik di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta sudah tergolong baik. Hal ini dapat dilihat dari perencanaan sudah terorganisir dengan baik, alat praktik sudah terdata dalam buku invetaris, memiliki tempat penyimpanan khusus yang dikelola oleh Tool Man dan Koordinator Bengkel, penggunaan sudah dikontrol dengan baik serta pembuatan jadwal yang terorganisir setiap awal ajaran baru, kemudian pemeliharaan dilakukan dengan cukup baik, dengan adanya program Maintenence and Repair , dan yang terkahir penghapusan alat sudah dilakukan dengan prosedur sesuai kebijakan dari sekolah.

7. Kendala dalam Pengelolaan Alat Praktik

Kendala dalam pengelolaan alat praktik yang dihadapi oleh pengelola yaitu sebagai berikut. a. Untuk pengadaan alat-alat praktik yang membutuhkan dana besar, harus menunggu lama karena dana yang tersedia sudah di plotkan b. Dana yang didapatkan disesuaikan dengan jumlah siswa, sehingga untuk jurusan yang memiliki jumlah siswa sedikit maka alat praktik tidak bisa terpenuhi semua. 205 c. Sumber Daya Manusia yang kurang dan tahu akan pengelolaan alat praktik, sehingga yang mengelola hanya sebatas tahu. d. Sumber Daya Manusianya kurang konsisten dan bertanggungjawab atas apa yang dikerjakan. e. Ruang Penyimpanan kurang representatif dan sempit, sehingga penataan kurang rapi. f. Perbandingan jumlah alat praktik dan siswa kurang terpenuhi, sehingga sering dibuat kelompok praktik dengan jumlah 5 orang yang menyebabkan kurang efektifnya pembelajaran. g. Sulit mengontrol alat-alat praktik kecil yang dipinjam. h. Untuk perbaikan alat praktik dari pihak eksternal, kadang susah untuk mencari ahli yang mau memperbaiki. 206

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Perencanaan pengadaan dilakukan pertama kali dengan adanya rapat koordinasi disetiap jurusan yang melibatkan seluruh guru dan Tool Man . Pembahasan rapat mengenai alat praktik yang akan diajukan dengan mengacu pada keadaan alat, kebutuhan guru serta skala prioritas. Hasil rapat koordinasi jurusan, yang kemudian diajukan kepada Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana. Semua proposal pengajuan yang masuk akan dicermati oleh Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana beserta staf. pengamatan dilakukan untuk melihat kesesuaian RKAS dan kebutuhan yang diajukan. Dana RKAS berasal dari SPP siswa, bantuan pemerintah serta Yayasan. Untuk pembagian anggaran pengadaan alat praktik berdasarkan jumlah siswa, karena anggaran utama pengadaan alat praktik dilihat dari jumlah siswa yang masuk di setiap jurusan. Jurusan yang memiliki jumlah siswa paling banyak, maka akan mendapatkan bagian anggaran paling besar. Anggaran RKAS kadang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan alat yang diajukan, sehingga dalam akan ditentukan skala prioritas dengan melihat pada kurikulum yang berlaku. Kurikulum dianggap paling penting, karena berkaitan langsung dengan kegiatan pembelajaran. Setelah semua proposal disetujui oleh sekolah sesuai anggaran yang tersedia, kemudian jurusan akan melakukan pengadaan.