Pemeliharaan Alat Praktik Pembahasan Hasil Penelitian

195 dengan standar yang ditetapkan dalam Permendiknas No 40 Tahun 2008 tentang standar sarana dan prasarana pendidikan kejuruan, jika terjadi kekurangan alat seperti yang telah dijelaskan diatas maka akan mempengaruhi hasil pembelajaran dan menghambat proses pengembangan keterampilan profesional yang didapatkan oleh peserta didik. Prinsip penggunaan alat praktik di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta, telah melihat prinsip efektivitas dan efisiensi seperti pendapat dari Depdiknas 2007: 10 yaitu prinsip efektivitas adalah semua pemakaian perlengkapan harus ditujukan semata-mata untuk memperlancar pencapaian tujuan pendidikan, sedangkan untuk prinsip efisiensi adalah pemakaian semua perlengkapan secara hati-hati sehingga tidak mudah habis, rusak atau hilang. Penerapan prinsip efektivitas terlihat pada penggunaan alat praktik yang disesuaikan dengan job praktik yang sedang dilakukan oleh siswa, sedangkan untuk prinsip efisiensi dapat terlihat dari pemeriksaan alat setelah penggunaan oleh Tool Man dari mulai kondisi, jumlah dan keadaan alat.

5. Pemeliharaan Alat Praktik

Pemeliharaan di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta sudah terorganisir dengan baik yaitu adanya program Maintenance and Repair MR yang diajukan di setiap tahun ajaran baru. Program MR di setiap jurusan memiliki format dan jadwal yang berbeda-beda disesuaikan dengan jenis alat yang tersedia. Jurusan yang berkaitan dengan mesin dan alat elektornik cenderung mempunyai jadwal yang terstruktur dan rapi, sedangkan untuk jurusan yang hanya menggunakan alat umum cenderung tidak terstruktur, karena alatnya adalah alat kecil dan umum 196 yang tidak memerlukan pemeliharaan khusus. Program MR dibuat agar alat tidak mudah rusak, sehingga tidak mengganggu aktifitas pembelajaran praktik. Pembelajaran praktik dilakukan hampir setiap hari, sehingga harus ada jadwal pemeliharaan yang terstruktur. Seperti pendapat Depdiknas 2007: 30 pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan. Jenis kegiatan pemeliharaan di setiap jurusan berbeda, namun memiliki tujuan yang sama yaitu menjaga agar alat tetap dalam keadaan baik. Program MR berjalan dengan adanya tim didalamnya, meskipun tidak ada tim khusus namun pembagian tugas dalam program MR terlihat jelas. Tim MR terdiri dari Tool Man, Koordinator Bengkel, dan guru yang bersangkutan, bukan hanya itu siswa juga dilibatkan dalam pemeliharaan dengan adanya jadwal piket bengkel di setiap minggunya, serta untuk siswa yang tidak melakukan Praktik Industri maka dilibatkan untuk membantu MR. Secara umum kegiatan dalam program MR adalah kegiatan rutin yang dilakukan setelah menggunakan alat praktik, memperbaiki alat rusak serta membersihkan bengkel praktik. Jenis kegiatan di setiap jurusan berbeda, tergantung pada tingkat kebutuhan alat serta jenis alat. Tapi, bentuk pemeliharaan di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta secara umum terdiri dari sebagai berikut. a. Pemeliharaan sehari-hari Pemeliharaan ini dilakukan untuk seluruh alat praktik yang setiap hari digunakan oleh siswa dalam pembelajaran praktik. Jenis kegiatannya yaitu 197 membersihkan, dan mengecek apakah sudah dinonaktifkan atau belum alat praktik setelah digunakan. b. Pemeliharaan berkala Kegiatan pemeliharaan ini dilakukan dengan kurun waktu tertentu sesuai dengan petunjuk dan masa pakai alat praktik. Untuk alat praktik biasanya memiliki petunjuk khusus penggunaan serta intensitas pemakaian. Bentuk kegiatan berupa pemeliharaan mingguan, bulanan, tiga bulan, tahunan serta rutin. Seperti pendapat Ary H Gunawan 1996: 146 pemeliharaan secara berkala atau jangka waktu tertentu sesuai dengan petunjuk penggunaan manual misal 2 atau 3 bulan. c. Perbaikan Ringan Kegiatan perbaikan ringan dilakukan untuk alat praktik yang mengalami kerusakan yang tidak terlalu kompleks. Perbaikan ini biasanya hanya melibatkan pihak internal sekolah yaitu guru, siswa, Koordinator Bengkel dan Tool Man . Seperti pendapat Ibrahim Bafadal 2004: 49 perbaikan ringan dilakukan jika sarana pendidikan mengalami kerusakan yang bisa diatasi langsung dan tidak memerlukan dana dan waktu yang lama. d. Perbaikan berat Kegiatan ini dilakukan jika alat praktik mengalami kerusakan yang kompleks dan membutuhkan waktu yang lama. Jika alat yang mengalami tingkat kerusakan tinggi dan tidak bisa diperbaiki, maka akan dimasukkan dalam daftar penghapusan alat. Hal ini seperti pendapat dari Ibrahim Bafadal 2004: 49 dimana perbaikan berat dilakukan saat sarana dan prasarana mengalami kerusakan 198 fatal, dan jika tidak bisa dihindari maka akan dipilih untuk dihapuskan. Untuk perbaikan berat, jika alat tersebut memiliki kekhasan khusus maka pihak sekolah akan memangil ahli dari luar ataupun memperbaikinya di tempat servis. Langkah yang diambil seperti pendapat dari Ary H Gunawan 1996: 146 pemeliharaan dilakukan bisa dilakukan sendiri maupun memanggil ahli servis untuk melakukannya ataupun membawanya ke bengkel servis. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan seperti pendapat Ibrahim Bafadal 2004: 49 dimana pemeliharaan terdiri dari: 1 pemeliharaan bersifat pengecekan, 2 pemeliharaan berbentuk pencegahan, 3 perbaikan ringan dan 4 perbaikan berat. Untuk pemeliharaan bersifat pengecekan yaitu perawatan berkala, sedangkan untuk pemeliharaan yang berbentuk pencegahan terlihat dari pemeliharaan sehari-hari, pemeliharaan berkala, pembuatan tata tertib bengkel serta penggunaan intruksi kerja alat sebelum penggunaan. Setiap kegiatan perawatan biasanya ada kartu perawatan yang ada di alat praktik, namun hal tersebut dianggap hanya formalitas belaka. Padahal dengan adanya kartu perawatan maka pengelola akan lebih mudah mengetahui kondisi alat. Terkait dengan pembuatan Intruksi Kerja Alat, hal ini dilakukan untuk mencegah alat agar tidak rusak. Setiap akan menggunakan alat, siswa akan mendapat lembar Instruksi Kerja Alat IKA, sehingga sebelum menggunakan siswa wajib membaca terlebih dahulu. Untuk IKA ada yang ditempelkan langsung di alat praktik, namun karena sering hilang maka sudah tidak ada lagi. Selain dengan diberikannya IKA, guru pembimbing senantiasa memberikan arahan dalam penggunaan alat. Sebelum penggunaan alat, siswa juga sudah dibekali 199 dengan teori tentang penggunaan alat. Untuk mengontrol keadaan alat, dalam praktek diawasi oleh guru pembimbing yang bersangkutan. Program MR yang mendukung pemeliharaan alat praktik terlihat seperti tahapan menurut Bernawi dan M Arifin 2012: 228 dimana dalam pemeliharaan sarana dan prasarana dirumuskan menjadi 5 P yang dijelaskan sebagai berikut. a. Penyadaran, yaitu upaya menanamkan kesadaran kepada warga sekolah tentang pentingnya pemeliharaan sarana prasarana, yang terlihat dari melibatkan siswa untuk selalu membersihkan alat seteleh selesai penggunaan. Meskipun demikian, kadang siswa juga tidak memiliki kesadaran tinggi jika diingatkan, karena menganggap untuk menggunakan saja tanpa merawatnya. b. Pemahaman yaitu memberikan pemahaman tentang program pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah. Hal ini terlihat dengan dibuatnya program MR di setiap jurusan, dimana pelaksanaanya melibatkan seluruh jurusan masing- masing. Meskipun ada dua jurusan yang tidak memiliki jadwal terstruktur, tetapi minimal ada pengecekan selama satu tahun sekali setelah pemakaian. c. Pengorganisasian, yaitu menyusun struktur organisasi pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah dan pembagian tugas serta tanggung jawab, yang terlihat dari setiap jadwal pemeliharaan pasti ada penanggunngjawab yang diganti dan dijadwal setiap guru. Serta yang bertanggung jawab terhadap tempat penyimpanan dilibatkan dalam melakukan pemeliharaan maupun perbaikan. d. Pelaksanaan, yaitu pemeliharaan dilakukan secara teratur sehingga menjadi kebiasaan. Dalam pelaksanaanya lebih fokus dengan melibatkan Koordinator 200 Bengkel, Tool Man, dan guru, sedangkan siswa kurang dilibatkan secara langsung. e. Pendataan, yaitu inventarisasi sarana dan prasarana ditinjau dari ketersediaan dan kondisi. Terlihat bahwa program MR juga dilakukan untuk menentukan apakah alat itu rusak atau tidak, serta sebagai bahan referensi pengajuan alat baru dan memasukkan alat ke dalam daftar penghapusan.

6. Penghapusan Alat Praktik