Analisa Verbatim Partisipan Penelitian 2 SE

diberikan pertanyaan mengenai bagaimana perasaannya saat menghadapi tantangan dalam komunitas, peneliti perlu bertanya dua kali dan memancing agar P dapat mengatakan perasaannya yang terjadi saat itu. SE pun dalam bercerita, kadang kala tidak secara runtut, sehingga memerlukan kepekaan peneliti untuk melakukan klarifikasi.

c. Analisa Verbatim

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa pernyataan dari partisipan yang memiliki makna secara psikologis, antara lain : Analisis Verbatim P2W1 Makna Teks dan kode Keinginan hidup membiara tumbuh setelah melihat suster di gereja. Sejak sekolah dasar kelas tiga saya tertarik kehidupan membiara sejak kelas tiga. Saya melihat seorang suster saat di gereja. Kemudian saya ikut pembinaan, lalu masuk dalam biara PRR P2W1 5- 8 Karena sakit saat di biara, P memutuskan untuk tidak kembali dalam biara dan memilih kuliah. Tapi gak lama saya waktu itu sakit, terus disuruh pulang sama keluarga dan diijinkan oleh pemimpin biara, setelah saya pulang dan waktu sembuh saya ditawarkan sama keluarga mau balik lagi ke biara atau mau kuliah aja, waktu itu om saya yang menawarkan, saya tanya kuliah di mana, terus katanya di IPI di Malang, akhirnya saya pilih kuliah P2W1 8-15 Kegiatan rutin mengunjungi panti asuhan membuat P Nah di kampus itu kan ada kita pergi ke panti- panti gitu, setiap beberapa kali dalam seminggu, di situ saya lihat langsung mereka anak-anak yang kembali terpanggil untuk hidup membiara. cacat, di situ kami biasanya bantu bersih-bersih panti, bantuin kasih makan, setelah pulang dari situ saya putuskan saya pengen jadi suster, biar bisa rawat langsung mereka, akhirnya saya masuk komunitas AM P2W1 15-21. Pribadi seorang suster meninggalkan kesan kesan yang mendalam. Pokoknya mereka itu saya lihatnya itu sopan, anggun seperti itu, rajin berdoa, kelihatan… itu saya tertarik itu di situ P2W1 24-26 Ketertarikan saat SD tidak membuat P berniat untuk hidup membiara, hingga P terpanggil saat SMA kelas 2. Oh… setelah kelas tiga SD keinginan itu hilang tow, tidak ada. Jadi setelah kelas tiga SD itu sudah tidak ada niat tidak ada kepikiran itu, gak sampe kepikiran untuk masuk dalam kehidupan membiara. Waktu kelas tiga SD ya liat terus tertarik gitu tapi kan masih anak-anak jadi cuma begitu saja, aa… terus muncul lagi pas SMA kelas dua P2W1 34-40 P mencari info pembinaan hidup membiara. aa… karena itu kan saya nengok kakak kelas saya, dia kan tinggal di kesusteran tow he..eh.., terus saya ada.. ingin lagi kan ha..ah.. ingin lagi, ya muncul tiba-tiba, jadi saya ikut pembinaan. Awalnya saya tanya apakah di biara itu ada pembinaan calon suster gak, terus katanya biasanya ada tapi setiap minggu, jadi saya ikut setiap minggu P2W1 42-48 P nekat mengikuti pembinaan walaupun kakaknya tidak memperbolehkan. Belum, sama sekali belum, cuma saya beritahu kakak itu… bilang “masa kamu…gak boleh…kamu kan jurusan IPA”, saya kan jurusan Fisika, saya diam-diam saja.. tapi saya diam-diam ikut pembinaan itu hehe… diam-diam… P2W1 56-60 dan Kakak yang nomor tiga, saya sendiri nomor enam P2W1 64 P memberitahu keluarga setelah P lulus dari pembinaan hidup membiara. Hmmm.. sebelum… waktu itu kan saya beritahu sudah.. ini tow.. sudah lulus om saya itu guru agama setuju sekali sama bapak itu setuju sekali, nah mamak ini yang gak setuju… tapi ya mamak juga ya lama-lama ikut setuju lah. Mamak saya sudah meninggal, mamak meninggal itu waktu saya SMP kelas tiga hmm.. P2W1 71-77 P menghadapi kekecewaan keluarga atas keputusannya membiara. Ya… memang kalau kita di sana kan, kalau anak perempuan itu kan kalau kita masuk biara kan kita tidak punya keturunan dan mungkin mereka rasa awalnya kayak apa..kecewa.. keliatan muka pada sedih kayak begitu… P2W1 88-92 Keluarga pada akhirnya merestui keputusan yang P ambil. tapi ya lama-lama mereka ikut juga sih keputusan. Ya kalau memang itu keputusan kamu ya jalani saja he..eh..kami mendukung P2W1 92-94 P dekat dengan tantenya yang mengasuh P sejak kecil. Kalau saya itu kan dipiara, saya sejak kecil dipiara..saya paling dekat itu sama mamak kecil saya tante, adek dari mamak saya gitu lho.. ha..eh.. terus saya lebih dekat dengan mamak piara saya gitu ha..eh.. P2W1 97-100 Keluarga mengijinkan setelah melihat keyakinan P dengan pilihannya. Oh.. setuju, memang awalnya ya..berat ya, awalnya berat, terus kan saya.. mereka ikut saya hehe… P2W1 103-104 dan Ya dengan kita penuh dengan keyakinan dan kita harus doa, doa terus, doa untuk mendapatkan hati mereka supaya mereka setuju he e h gitu hehe… P2W1 112-114 P memberikan …..e..agak lama juga sih ya sambil tertawa, pengertian pada keluarga mengenai keputusannya. memberikan pengertian pada mereka ha..eh.. ya memang agak..agak.. lama sih, tapi ya akhirnya juga mereka setuju mendukung P2W1 117-120 Bapak membantu P untuk meyakinkan anggota keluarga yang lain. Itu bapak saya bapak, bapak itu….. bapak itu orangnya kuat doa….. pokoknya setiap setiap jam doa, sampe sekarang pun umur 80 tahun tapi tetep doa doa kuat. Yah sejak saya awal memberitahu kalau saya punya niat untuk masuk biara dia setuju. Itu saya kan sering sakit sering sakit, kakak saya yang lain bilang “sudah keluar saja, pulang saja”, kalau seperti itu bapak saya bilang “ya..kalau kamu suruh keluar keluar aja, tapi nanti besok kamu tanggung jawabnya sama Tuhan Allah”, bapak saya ngomong gitu sama kakak- kakak saya P2W1 124-134 P menghadapi teman dekatnya yang tidak setuju dengan keputusannya, tapi pada akhirnya teman itu mendukung. Ya ada sih, waktu itu ada ada dari temen saya, temen deket saya, saya kan punya kenalan itu…kami dari…kenalan itu dari SMP kelas 2 sampe tamat pun masih aaa… gitu… awalnya tidak tidak mendukung tow tapi kemudian dia mendukung P2W1 138-142 Dalam komunitasnya P mengalami fase pasang surut. Oh.. itu.. saya itu nekat, keinginan ya.. bagaimanapun ya akan gitu… Nah kalau setelah di dalam itu dalam komunitas itu banyak pasang surutnya P2W1 145-147 Tantangan berat yang P alami saat dalam komunitas membuat P keluar dari asrama selama sehari. Hal yang berat buat saya itu..apa..dalam komunitas antara bersama… pokoknya antar sesama gitu, itu yang membuat…membuat… aa…waktu itu hampir mau hampir mau..hampir mau keluar.. waktu itu juga pernah apa..aa..tinggalkan tinggalkan komunitas pergi ke tempat lain, setelah itu memang waktu itu saya sudah..saya sudah tidak kuat lagi di dalam komunitas itu saya mau pergi saja, pergi saja sudah pokoknya sudah tidak kuat lagi kayaknya mau pergi saja, waktu saya pergi pun gak memberitahu siapa-siapa, tapi saya pergi bukan ke rumah orang tua tapi di rumah komunitas di tempat lain masih rumah punya komunitas tapi di tempat lain gitu, P2W1 151-163 Di tempat rekannya P menenangkan diri dengan berdoa dan terpikir untuk meninggalkan panggilannya. setelah itu.. setelah saya pergi diam-diam, malemnya itu saya memutuskan apakah saya harus tinggalkan tinggalkan panggilan atau… malam itu sepanjang malam saya tidak bisa tidur saya doa, saya doa rosario dan saya duduk sepanjang malam itu paginya saya… kan waktu itu di rumah itu cuma ada satu orang tow aa.. satu orang saja, saya masih tidur tow P2W1 163-170 P berbagi dengan salah satu anggota keluarga mengenai keinginannya untuk keluar dari komunitas. paginya, waktu itu kan belum bawa hp, jadi saya telpon ke wartel, pagi-pagi saya telpon dari wartel saya telpon keluarga ini mamaknya kakak ipar saya kakak yang nomor tiga ini, mamak itu kan aktif aktif kegiatan-kegiatan di gereja kan aktif, terus saya telpon, saya bilang “saya di sini ini saya tidak kuat lagi saya mau..saya mau keluar saja mengundurkan diri saja”, mamak saya bilang “kenapa?, kamu tidak boleh begitu, kamu ada masalah ya ? kalau kamu ada masalah kamu ketemu sama pimpinan saja tow, sama pimpinan omong minta pindah ke tempat lain kalau kamu gak cocok kamu pindah ke tempat lain saja, ya nanti kami doakan kamu tidak boleh pikir untuk keluar kalau kamu sudah memilih itu ya teruskan. Pokoknya kamu kembali kamu ketemu dengan pimpinan nanti ceritakan apa masalah kamu, pimpinan yang putuskan mau pindahkan atau bagaimana” P2W1 170-187 P bergumul untuk terbuka atau tidak tentang masalah yang sedang dihadapi. Sudah saya pulang kembali ke rumah itu bagaimana ya saya ini, bagaimana mamak ini… saya belum memberitahu keluarga saya P2W1 187-190 Perasaan enggan untuk kembali pada komunitas. saya mau kembali itu rasanya berat kembali ke komunitas itu, memang malamnya itu pimpinan menelpon, tanya ke teman itu, ditanya saya ada di rumah itu tidak, oh ada di sini tapi dia tidur, tadi dia datang itu kepala pusing padahal saya duduk di samping P2W1 190-195 Setelah berpikir ulang pada akhirnya P kembali ke komunitas. terus ini setelah dari wartel, temen saya dari gereja belum pulang, sambil tunggu teman saya saya pikir ulang bagaimana ya saya ini apa kembali ke sana, saya pikir-pikir, akhirnya ya sudah apapun yang terjadi saya kembali ke sana, pokoknya saya hadapi saja, sekitar jam sepuluh saya kembali lagi ke komunitas itu, terus saya ke sana itu, orang yang pokoknya yang tidak suka dengan saya itu di asrama itu kan gak ketemu, saya langsung ke pimpinan. Mereka pagi itu sudah gossip bilang saya sudah minggat, P2W1 195-204 P berbicara terbuka dengan pimpinan komunitas tentang terus saya bicara sama pimpinan terus “Em” itu saya baru datang “Em, apa sih kamu itu kok katanya kamu m inggat, Em ngopo sih kamu?”, masalahnya. terus saya disuruh duduk “ngopo tow kamu itu? cerita”, baru saya ceritakan semua, setelah cerita semua, “sekarang kamu pilih mau pindah ke asrama mana?”, saya bilang saya gak mau pilih ibu, pokoknnya ibu suruh saya di mana saja saya ikut, akhirnya ibu tunjukan satu tempat, saya kesitu terus.. dua dua bulan saja saya di rumah itu di asrama yang bar uterus saya pindah lagi ke tempat yang sama, tapi orang itu sudah pindah ke tempat lain, saya pindah lagi ke asrama lama sampai dua tahun dari tahun 2000 sampai tahun 2002, saya ngurus di sekolah terus saya ngurus di kapel. Saya dua tahun di situ saya dipindahkan ke Flores, di Flores itu sepuluh tahun P2W1 204- 219 Doa pada Tuhan dan dukungan dari teman- teman membuat P kuat menghadapi masalah. Ya, satu- satunya itu berdoa… berdoa ya berdoa supaya kita itu kuat, sambil berdoa,juga dukungan dari teman-teman yang lain kalau enggak bisa-bisa itu kan…..keluar P2W1 222-225 P menguatkan diri untuk menghadapi segala sesuatu. Iya, waktu itu ada yang tidak mendukung tapi saya punya prinsip, punya prinsip saya sudah memilih ini biar apapun resikonya saya akan hadapi begitu P2W1 230-232 Keinginan menjadi suster sudah menjadi cita-cita P sejak SD. Hehehehehe…..gimana ya hehehe….. pokoknya waktu itu saya melihat mereka itu sopan, anggun, rajin berdoa….. pokoknya…. Waktu itu juga waktu saya kelas enam ini, apa guru bahasa Indonesia minta ini lho aaa….. mengarang….. mengarang tentang cita-cita terus saya itu pilihan saya itu saya ingin mau jadi suster dan perawat nah dari dua pilihan itu, memang dari kecilnya sudah pingin begitu P2W1 237-244 Ketika meninggalkan biara PRR dan memilih kuliah, niat P untuk hidup membiara tetap ada. Waktu saya keluar dari biara itu, saya masih punya niat..punya niat.. tapi kan waktu itu kakak dan paman memberi alternatif buat saya saya pilih kuliah dan waktu itu tidak ada pikiran lagi untuk kembali ke biara PRR dan tidak ada…niat lagi untuk membiara. Waktu itu kan kakak tanya mau kursus, mau kuliah, atau mau kembali lagi, saya pilih kuliah P2W1 248-254 Anak-anak yang diasuh dalam komunitas menjadi pertimbangan signifikan untuk tetap membiara. Saya itu kuatnya karna anak-anak he em, kalo anak-anak itu kalau mau tinggalkan mereka itu gak tega, kita ini sudah normal kok kita ini melihat penderitaan sedikit pun kita masih enak mereka itu penderitaannya luar biasa, anak-anak itu, kalau saya mau tinggalkan itu saya masih pikir tapi kadang juga saat emosi saat kita emosi kan kita sembarang mengambil keputusan, tapi kita kembali merenungkan kembali berdoa saat doa itu apa maksudnya keinginan kita untuk pergi itu hilang dengan berdoa gitu. Apalagi dengan anak yang kita rawat dari bayi itu rasanya kalau kita mau tinggalkan… mereka itu sudah kita anggap anak kita sendiri, kalau mau meninggalkan mereka itu berat, P2W1 278-290 Anak-anak memberi P kekuatan dan penghiburan saat menghadapi masalah. saya senangnya di komunitas AM itu dengan anak- anak itu memberikan penghiburan, saat hati geram rasa apa..kita pulang dari mana-mana lalu lihat mereka itu kita rasa semua itu hilang P2W1 291- 294 Kakak yang awalnya tidak mendukung keputusan P, pada akhirnya menasehati untuk tekun pada pilihannya. Bapak itu wah gak tau ya, saya juga, mereka itu kok mendukung ya, gimana ya mereka itu kuat doa, mereka itu bener-bener selalu mendukung, bapak itu selalu mendukung, a… baru-baru ini kan saya menceritakan ke mereka kalau ada temen- temen saya yang tinggalkan, teman saya, teman saya satu kampung tow, he eh dia sudah di komunitas dia tinggalkan komunitas, nah saya cerita sama keluarga saya, kakak ini yang awalnya tidak mendukung ini saya sempat cerita itu, kakak bilang “kenapa mereka seperti ini?”, saya bilang “ya tidak tau lah katanya alasannya itu capek”, “lho semua orang di dunia ini harus capek, orang mau makan itu harus bekerja dulu baru dapet sesuatu, masa hanya itu, alasan itu tidak masuk akal, pokoknya kalau kamu merasa seperti itu kamu harus terus”, jadi saya itu tidak bisa kata- kata lagi, mau bicara gak bisa lagi hahahahaha….. P2W1 297-313 Keluarga juga mendukung P lewat doa. Apa ya, mereka itu mendukung doanya itu kuat, mereka berpesan kalau ada masalah kamu harus hadapi, jadi saya saat ada masalah saya ingat pesan mereka P2W1 317-320 Analisis Verbatim P2W2 Makna Teks dan Kode Mamak keciltante tidak setuju dengan keputusan yang P ambil. Ooo itu, maksudnya itu mamak kecil saya, mamak kandung saya kan meninggal dan belum tahu saya punya keinginan untuk hidup membiara, jadi mamak kecil saya waktu itu kan memang ada dia gak setuju saya memilih menjadi seperti ini P2W2 14-18. Sejak kecil P diasuh oleh mamak keciltantenya. Ohh… begini kan mamak kecil saya itu belum punya anak, sudah menikah tapi belum punya anak, jadi saya itu diasuh sama mamak kecil, istilahnya itu lho mba buat pancingan supaya mamak kecil bisa punya anak P2W2 35-38. P lebih sering pulang ke rumahnya setelah mengetahui bahwa mamak kecil bukanlah ibu kandungnya. Waktu itu sampai saya kelas enam, karena saya sudah dengar-dengar begitu kalau mamak saya itu bukan mamak kandung saya tapi itu tante saya, terus kan sekolah saya kan waktu itu jauh dari rumah mamak kecil dan lebih dekat dengan rumah orang tua kandung saya, jadi saya sering pulang ke rumah P2W2 41-46. P merasa bahwa dirinya lebih dekat dengan mamak kecil. Em…….ya karena sudah diasuh sejak kecil ya, jadi ya sama mamak kecil saya lebih dekat. Saya itu sudah dianggap anak pertamanya P2W2 55-57. P merasa tidak memiliki kedekatan emosional dengan ibu kandungnya. Mamak kandung saya itu ya gimana ya, ya biasa- biasa aja gitu…heem, waktu meninggal juga ya…sedih sih tapi ya gimana ya, ya gitu… P2W2 59-61. Hubungan yang baik dengan bapaknya. Bapak, hubungannya ya baik ya, ya biasa, ya bapak itu rajin doanya. P2W2 64-65. Keluarga setuju dengan keputusan P setelah diterima dalam biara. Bagaimana ya, ya memang awalnya tidak setuju tapi lama-lama mereka setuju, setelah melihat saya masuk dalam pelatihan ya akhirnya setuju juga P2W2 72-74. P diberikan tanggung jawab Yah, mungkin mamak mamak kecil itu pikir untuk mengurus adik- adiknya. kan saya anak paling pertama, jadi nanti siapa yang mungkin menjaga dan mengurus adik- adik begitu P2W2 77-79. P nekat ingin menjalani hidup membiara walaupun semua keluarga berkeberatan. Apa ya, ya saya itu nekat aja, saya ikut pembinaan, saya waktu itu lulus tesnya dan saya diterima, terus saya bilang sama mereka, ya saya akhirnya diijinkan, waktu itu sebelum saya pergi kan biasanya ada acara kumpul- kumpul gitu ya untuk perpisahan, ya saya gak tau ya dalam hati mereka, tapi saat itu mereka gak mengucapkan mereka gak setuju P2W2 82-88. Paman P ikut berperan memberi pengertian pada keluarga Ya ada, om saya itu, itu guru agama, om saya itu yang bilang sama kakak-kakak saya, bapak saya, kasih pengertian sama keluarga. Akhirnya keluarga juga setuju P2W2 95-98. P memiliki keyakinan yang kuat hidup membiara. iya saat itu pokoknya saya mau jadi suster, ya mantap P2W2 101. P sempat merasa bimbang ketika teman khususnya mempermasalahkan keputusannya untuk membiara. Hmmm.. waktu it u sempat ada ya…ada ragu juga ya… Ada teman saya…teman ya… kami sudah dari smp itu dekat, ya saya sempat kirim surat sama dia bilang kalau saya memutuskan memilih menjadi suster, waktu itu dia juga kaget gitu ya, dia bilang kenapa saya itu gak bilang punya keinginan seperti itu, kenapa saya itu memberi harapan sama dia, kan saya dengan orang tuanya kan sudah kenal juga. Tapi setelah masuk saya jadi novis begitu, sempat dia kirim surat bilang kalau dia mendukung saya, dia mendukung pilihan saya, dia bilang kalau memang sudah keputusan kamu itu ya jalani jangan menengok ke belakang begitu. Waktu itu saya ingat kalau pas dia itu sedang skripsi ya, waktu itu pas saya kasih tau mau jadi suster, ya begitu heee… P2W2 104-117. Ketika menghadapi tantangan yang besar dalam komunitas terbesit niat P untuk meninggalkan kehidupan membiara. Waktu itu ya, saat saya ada tantangan itu, saya satu malam itu saya gak bisa tidur, saya pikir bagaimana ya kalau saya keluar, kalau saya keluar apa yang akan saya lakukan di luar, saya juga ingat dengan saat-saat saya memutuskan pilihan ini, saya ingat juga suka dukanya menjalani ini, saya tidak bisa tidur. Saya besok pagi saya telpon keluarga, itu mamak besarnya kakak ipar saya, dia kan aktifis begitu ya di gereja, saya telpon bagaimana ini, dia bilang saya tidak boleh keluar, kalau ada masalah bilang sama pimpinan biar pimpinan yang bantu cari jalan keluar, apa mau dipindah atau bagaimana, begitu, saya akhirnya tidak jadi keluar itu P2W2 122-133. Perasaan sedih dan bingung jika P keluar dari biara. Ya sedih juga, ya saya pikir kalau saya tinggalkan bagaimana apa yang saya lakukan di luar P2W2 135-136. Tanggung jawab P mengurus adik-adiknya saat ibu pergi bekerja. Iya kan saya itu juga sudah terbiasa mengurus adik-adik saya, mamak kecil saya kan buka usaha jadi sibuk, jadi sering pergi, saya yang di rumah jagain dan ngurus adik-adik P2W2 143- 146. Pertemuan dengan sanak keluarga saat P liburan di Iya bertemu, kalau saya pulang mereka pada datang dan kumpul, kalau mereka gak datang rumah. saya yang mengunjungi mereka P2W2 152- 154. P tidak memberitahukan pada keluarga mengenai keputusannya untuk masuk dalam komunitas AM. Waktu itu, kalau waktu saya di komunitas AM ini saya gak ada cerita sama mereka, jadi kan mereka taunya saya kuliah di IPI Institut Pastoral Indonesia padahal saya masuk jadi suster, waktu itu waktu saya jadi novis saya ditugaskan ke Atambua, terus mereka melihat saya, mereka juga kaget melihat saya sudah pakai kerudung, ya mereka kaget P2W2 159- 165, dan, enggak, saya ada telpon mereka tapi saya gak bilang saya ikut di AM P2W2 167- 168. Keluarga terkejut setelah mengetahui bahwa P telah menjadi seorang suster. Ya mereka juga kaget, kok kamu sudah seperti ini, he… P2W2 170, dan, ya mereka tanya kok sudah seperti ini, kok gak bilang gitu, ya mereka kaget P2W2 176-177. Pelayanan yang dilakukan oleh P pada akhirnya didukung oleh keluarganya. Mereka gak bilang apa-apa sih mereka kaget, waktu itu saya juga bawa anak yang cacat juga tinggal di rumah, ya mereka melihat anak itu, saya juga menceritakan kita ini karyanya merawat anak-anak miskin, cacat seperti itu, ya mereka setuju P2W2 179-183. Analisis Verbatim P2W3 Makna Teks dan Kode Keinginan hidup membiar saat kecil yang pernah hilang, muncul kembali di Iya ha ah, ya… karena itu kan keinginan mau jadi suster itu kan dari…dari SD, dari SD kelas tiga tow, tapi karna setelah tamat SD terus SMA. hilang ya..apa gak ada lagi pikiran untuk itu, setelah SMA kelas dua baru saya…apa..ingin, keinginan itu mulai muncul lagi akhirnya saya ini…apa, tanya teman yang tinggal dengan suster itu untuk pembinaan, akhirnya saya ikut pembinaan gitu P2W3 7-14. Minat yang sangat besar menjadi suster. Pokoknya perasaan itu pingin jadi, pingin jadi suster, ingin sekali gitu jadi suster P2W3 17- 18. Minat yang besar membuat P nekat untuk mengikuti pelatihan tanpa memberitahu keluarga. Ya memang saya pingin sekali ya untuk ini, mau masuk suster gitu, saya kan sebelumnya belum beritahu, diam-diam saja ikut ini pembinaan, kemudian ikut tes, setelah lulus tes baru saya beritahu kalau saya sudah lulus begitu, nanti tanggal ini saya berangkat, berangkat ke Flores begitu P2W3 23-28. Alasan P tidak memberitahukan keluarga karena reaksi kakak P yang melarang. Iya, sebelumnya saya beritahukan kakak waktu kelas dua, saya sampaikan keinginan saya sama kakak, terus kata dia “buat apa kamu kan jurusan IPA, buat apa kamu masuk suster?”, gitu kan, nah diam-diam saya ikut pembinaan itu hehehe.. P2W3 32-36. Rasa kekhawatiran tidak disetujui oleh keluarga membuat P diam-diam mengikuti pelatihan. Iya, alasannya itu ya saya takut kan untuk mereka gak setuju kalo beritahu dulu kan, jadi saya apa diam-diam ikut begitu, setelah saya lulus baru beritahu, itu kan pasti mau tidak mau mereka itu kan sudah sambil tertawa itu kan, terlanjurlah P2W3 40-44. Adanya fase pasang surut dalam perjalanan P Ya pokoknya itu, saya pinginlah jadi suster seperti itu, keinginan saya kerinduan saya, itu mengambil keputusan. kan kerinduan itu dari kecil ya, dari SD tapi ya karna situasi hilang muncul begitu tow P2W3 47-50. Perasaan senang bisa mengikuti pembinaan hidup membiara. Iya ha ah, pokoknya saya senang mau ikut pembinaan mau jadi suster itu gitu senang P2W3 53-54. P terpaksa berbohong pada keluarganya untuk bisa mengikuti pembinaan. Iya, setiap minggu, tapi itu pergi saya juga tidak beritahu, saya pergi diam-diam mau ijin ya saya mau ke tempat teman begitu, tiap hari minggu P2W3 58-60. Rasa senang jika bertemu dengan suster. Iya, saya itu senang ikut pembinaan kan ketemu suster, tapi ada rasa khawatir juga sih P2W3 68-69. Rasa khawatir jika orang tua mengetahui P mengikuti pembinaan. Saya takut nanti gak boleh tow orang tua gak mau lebih baik saya diam-diam saja, baru saya nanti tow beritahu kalau sudah lulus P2W3 72- 74. Keterbatasan komunikasi dengan keluarga membuat P hanya bisa menghubungi mamak besar saat ada masalah dalam komunitas. Ya itu karna, waktu itu yang bisa saya hubungi itu, saya hanya tau nomor itu, dulu kan kita belum ada hp jadi ini apa pake nomor telpon rumah, nah yang bisa dihubungi itu mamak itu gitu, kan yang lain itu gak ada, kakak saya kan waktu itu di Timor Leste, jadi gak bisa dihubungi begitu P2W3 79-84. Mamak besar dianggap dapat membantu dalam memberi jalan keluar permasalahn P. Enggak, gak dekat juga sih, itu mamak besar kakak ipar saya bukan mamak kandung, sering ke rumah tow, waktu saya di Atambua sering datang ke rumah dan mamak itu juga orangnya aktif, aktif di gereja tow, aktif gitu he eh. Waktu itu saya telpon itu saya kan…pasti mamak ini bisa bantu, saya kan mau…mau keluar, pokoknya mau mengundurkan diri, tapi mamak itu nasihat kamu tidak boleh tinggalkan panggilan, lebih baik sekarang kamu ketemu dengan pimpinan kamu, nanti pimpinan kamu pindahkan kemana ya terserah, mungkin mau ke komunitas lain gitu P2W3 87-97. P mendapatkan dukungan dari teman-teman dan pimpinan untuk tetap hidup membiara. Oh itu, itu dari temen-temen saya, teman-teman banyak yang mendukung saya supaya saya tetap ha ah, terus yang mamak, teman-teman, terus ini pimpinan ha ah pimpinan itu yang memberi apa arahan, pembinaan biar saya tetap P2W3 106-110. Rasa terkejut yang dialami oleh keluarga P saat mengetahui P menjadi seorang suster. Waktu itu kan saya tugas di Atambua tow padahal saya kan baru dua tahun di Malang ha ah, terus diutus ke Atambua, saya pulang ke rumah, mau kunjung saja, kunjung ke orang tua tow, terus saya tiba di sana mereka kaget kok…”kok kamu jadi suster ya?”, “iya saya jadi suster”, “katanya kamu ini apa kuliah kok”, “iya saya kuliah tow, sambil kuliah sambil masuk suster”, ya awalnya kaget reaksinya kaget gitu ya sudah sambil tertawa P2W3 117-125. Beberapa anggota keluarga terharu saat melihat P telah menjadi suster. Enggak, enggak, gak marah, ya ada yang meneteskan air mata ya gitu keluarga P2W3 127-128. Hah, maksudnya mereka itu merasa terharu P2W3 30. Yah itu ada kakak, adek, mamak kecil itu yang

d. Kategori

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengambilan Keputusan Kiper pada Robot Humanoid Menggunakan Decision Tree T1 612011016 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengambilan Keputusan Kiper pada Robot Humanoid Menggunakan Decision Tree T1 612011016 BAB IV

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Alasan Petani Dalam Pengambilan Keputusan Menanam Suatu Jenis Varietas Padi T1 522000601 BAB IV

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Proses Pengambilan Keputusan Hidup Membiara: Studi Kasus Pada Biarawati Katolik dan Buddha T1 802007079 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Proses Pengambilan Keputusan Hidup Membiara: Studi Kasus Pada Biarawati Katolik dan Buddha T1 802007079 BAB II

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Proses Pengambilan Keputusan Hidup Membiara: Studi Kasus Pada Biarawati Katolik dan Buddha T1 802007079 BAB V

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Proses Pengambilan Keputusan Hidup Membiara: Studi Kasus Pada Biarawati Katolik dan Buddha

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Proses Pengambilan Keputusan Hidup Membiara: Studi Kasus Pada Biarawati Katolik dan Buddha

0 0 97

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: FaktorFaktor yang Konsumen dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Larissa Skin Care di Salatiga T1 BAB IV

0 0 11

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Perangkat Desa terhadap Pengambilan Keputusan Terkait Kesehatan Maternal di Desa Binaus, Nusa Tenggara Timur T1 BAB IV

0 1 32