ganda yaitu sebagai wanita karier dan sebagai istri serta ibu bagi anak-anaknya secara optimal dalam kurun waktu yang bersamaan. Seharusnya, wanita Indonesia
sudah diberi kesempatan secara bebas untuk menentukan pilihan kariernya dimana wanita sudah dipahami sebagai manusia utuh dan berperan sebagai mitra sejajar
yang diikutsertakan dalam pengambilan keputusan di segala bidang pembangunan. Hal ini akan mendorong wanita Indonesia untuk berproses
mengembangkan dirinya sebagai pribadi yang utuh. A. Nunuk P. Murniati, 2004 : 221. Maka dari pernyataan diatas penulis tertarik mengadakan penelitian yang
berjudul “Peranan Kepemimpinan Wanita Dalam Pengambilan Keputusan Studi Pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana peranan kepemimpinan wanita dalam pengambilan keputusan di Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Kota ?
2. Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi oleh Pemimpin Wanita dalam pengambilan keputusan di Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan
Kota?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui
dan menggambarkan
bagaimana peranan
kepemimpinan wanita dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin di
Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Kota.
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk mengetahui dan menggambarkan bagaimana hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Pemimpin Wanita dalam pengambilan keputusan di
Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Kota.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat antara lain adalah :
1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan
menulis karya
ilmiahterutama dalam
menganalisa permasalahan yang terjadi masyarakat yang ada hubungannya dengan teori
akademis. 2. Memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu sosial secara
umum dan ilmu administrasi negara secara khusus mengenai peranan kepemimpinan wanita dalam pengambilan keputusan.
3. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi bagi pihak-pihak yang ingin mendalami dan melakukan penelitian serupa ditempat lain.
1.5 Kerangka Teori
1.5.1 Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan inti daripada suatu organisasi karena kepemimpinan merupakan motor penggerak bagi sumber-sumber dan alat-alat
manusia dan alat lainnya dalam suatu organisasi. Demikian pentingnya peranan kepemimpinan dalam usaha mencapai tujuan suatu organisasisehingga dapat
dikatakan bahwa sukses atau kegagalan yang dialami oleh organisasi sebagian besar ditentukan oleh kualitas kepemimpinan yang dimiliki oleh orang-orang yang
Universitas Sumatera Utara
diserahi tugas memimpin dalam organisasi itu. Defenisi tentang kepemimpinan sangat bervariasi sebanyak orang yang mencoba mendefenisikan konsep
kepemimpinan. Menurut Rivai 2003 : 2 sebagai berikut :
a Kepemimpinan secara luas adalah meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi prilaku pengikut untuk
mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
b Kepemimpinan yaitu sebagai kekuatan untuk menggerakkan dan mempengaruhi orang kepemimpinan hanyalah sebuah alat, sarana atau
proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarelasukacita.
c Kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas- aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para pegawai
kelompok. Menurut Miftah Thoha 2003 : 9 mengatakan bahwa kepemimpinan
adalah kegiatan untuk mempengaruhi prilaku orang lain atau seni mempengaruhi prilaku manusia baik perorangan maupun kelompok. Sedangkan menurut Kartini
Kartono 2005:56, pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan-kelebihan, khususnya kecakapan dan kelebihan disuatu bidang
sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas tertentu demi pencapaian suatu tujuan atau beberapa tujuan.
Jadi, pemimpin adalah orang yang memiliki satu atau beberapa kelebihan sebagai predisposisi bakat yang dibawa sejak lahir dan merupakan kebutuhan
dari suatu situasi atau zaman, sehingga orang itu mempunyai kekuatan dan
Universitas Sumatera Utara
kewibawaan untuk mengarahkan dan membimbing bawahan. Pemimpin juga mendapat pengakuan serta dukungan dari bawahan dan mau menggerakkan ke
arah tujuan tertentu. Disamping itu, pengertian-pengertian kepemimpinan di atas menunjukkan adanya sejumlah variabel yang penting, yaitu :
1. Pemimpin sebagai orang yang menjalankan fungsi kepemimpinan 2. Pengikut sebagai sekelompok orang yang berkedudukan mengikuti
pemimpin 3. Situasi sebagai kondisi atau keadaan yang melingkupi kepemimpinan
tersebut. Ketiga variabel tersebut mempengaruhi apa yang dilakukan oleh
pemimpin tersebut, atau dapat dikembangkan keputusan yang tepat sesuai dengan karakteristik ketiga variabel tersebut. Karena itu, kepemimpinan ada jika
memenuhi sejumlah persyaratan sebagai berikut: 1. Mempunyai kekuasaan, yaitu kekuatan, otoritas dan legalitas yang
memberikan wewenang kepada pimpinan guna mempengaruhi orang lain untuk berbuat sesuatu.
2. Memiliki kewibawaan, yaitu kelebihan, keunggulan dan keutamaan sehingga mampu mempengaruhi atau mengatur orang lain agar orang lain
itu patuh dan bersedia melakukan tindakan tertentu. 3. Mempunyai kemampuan, yaitu segala daya kesanggupan, kekuatan dan
kecakapanketerampilanpengetahuan yang dianggap melebihi orang lain. Adapun kelebihan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin menurut
James A. Lee dalam bukunya ManagementTheories and Prescriptions, dalam Salam 2002 : 91, adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Kapasitas dalam bidang kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara, keahlian dan kemampuan menilai.
2. Prestasi yang meliputi bidang gelar kesarjanaan dan ilmu pengetahuan. 3. Tanggung jawab, yaitu sifat dan karakteristik pribadi yang mandiri,
berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri, agresif dan punya hasrat unggul. 4. Partisipasi dalam arti aktif, punya sosiabilitas yang tinggi, mampu bergaul,
kooperatif, mudah menyesuaikan diri dan punya rasa humor.
1.5.2 Peran Kepemimpinan
Dalam pengertian umum, peranan dapat diartikan sebagai perbuatan seseorang atas sesuatu pekerjaan. Sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia, peranan adalah sesuatu yang menjadi bagian Poerwadarminta, 1987 : 768.
Menurut Soerjono Soekanto dalam bukunya yang berjudul Administrasi Pendidikan menyatakan bahwa setiap orang mempunyai bermacam-macam
peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta
kesempatan-kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat kepadanya. Pentingnya peranan adalah karena ia mengatur prilaku seseorang. Peranan
menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu dapat meramalkan perbuatan- perbuatan orang lain. Peranan diatur oleh norma-norma yang berlaku, dimana
peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi,penyesuaian diri dan sebagai suatu proses.
Jadi dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa peranan kepemimpinan adalah seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan oleh
Universitas Sumatera Utara
seseorang sesuai kedudukannya sebagai seorang pemimpin. Peran pemimpin yang mutlak harus dilakukan adalah:
1. Perencanaan Perencanaan merupakan suatu hal yang paling urgen atau penting dari seluruh
kegiatan. Karena peencanaan merupakan sarana bagi seorang pimpinan untuk menentukan kemana arah sebuah perusahaan atau organisasi akan dibawa,
maka akan sulitnya hasil yang baik jika perencanaan dalam kegiatan tersebut kurang baik, meskipun pelaksanaannya dilakukan dengan baik.
2. Pengorganisasian Pengorganisasian merupakan suatu konsep yang memiliki makna yang cukup
luas karena menyangkut dua hal, yaitu: a. Struktur organisasi sebagai wadah melaksanakan kegiatan
Secara umum yang mengatur struktur organisasi adalah pimpinan tingkat atas eksekutif. Akan tetapi yang dibahas disini adalah unit kegiatan
yang dalam kegiatannya berkaitan dengan sekelompok orang yang mempersatukan dirinya untuk mengerjakan sesuatu yang tidak dapat
mereka laksanakan sendiri. b. Penempatan Pegawai
Dalam hal ini, seorang pemimpin harus mengetahui lebih dahulu mengenai karakteristik dari orang yang akan ditempatkan sebaik
mungkin, agar mendapatkan orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat sekaligus menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat pada situasi
bawahan yang tepat. 3. Pengawasan
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan pemimpin yang sangat menentukan, karena dengan mengawasi akan menghasilkan sesuatu yang sesuai denagan yang telah direncanakan. Pada
dasarnya pemimpin hanya mengawasi tiga hal yaitu uang, bahan, dan pegawai. Langkah yang diperlukan dalam mengawasi adalah menentukan
standar, ukuran hasil atas dasar standard an melakukan perbaikan jika diperlukan.
4. Pengevaluasian Pemimpin berperan untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan para pegawai, apakah pelaksanaan pekerjaan berjalan secara efisien dan efektif, atau pelaksanaannya justru terjadi
inefisiensi. Hasil evaluasi ini dijadikan dasar untuk melakukan perbaikan- perbaikan jika ditemukan adanya kendala-kendala dalam melaksanakan
pelayanan terhadap masyarakat.
1.5.3 Kepemimpinan Wanita
Fenomena yang ada menunjukkan banyak wanita yang telah menduduki jabatan sebagai pemimpin kepala desa, kepala kantor , kepala sekolah, kepala
seksi, manajer perusahaan, direktur rumah sakit, direktur bank, sebagai pemimpin keluarga, dan lain-lain.Namun Persentase wanita sebagai pemimpin dibandingkan
populasi perempuan secara keseluruhan, jauh lebih rendah dibandingkan dengan persentase laki laki sebagai pemimpin.
Wanita sebagai seorang pemimpin formal pada mulanya banyak yang meragukan mengingat penampilan wanita yang berbeda dengan laki-laki, tetapi
keraguan ini dapat diatasi dengan keterampilan dan prestasi yang dicapai. Di dalam kepemimpinan baik dilakukan oleh wanita maupun laki-laki memiliki
Universitas Sumatera Utara
tujuan yang sama hanya saja yang berbeda dilihat dari segi fisik semata-mata, sebagaimana dikemukakan Kimbal Young dalam Kartono :
“Kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang
lain untuk berbuat sesuatu, berdasarkan akseptasipenerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasu
khusus” Pemimpin yang berada pada organisasi formal akan memiliki kekuasaan
manajemen yang didasarkan pada prinsip-prinsip manajemen pula, sehingga kekuasaan yang dimilikinya bersifat institusional dan tidak dihubungkan dengan
sifat-sifat pribadi. Misalnya, seorang wanita yang menjadi kepala sekolah, kemudian bawahannya baik guru-guru ataupun staf tata usaha tunduk kepadanya
bukan pada pribadi melainkan pada kepemimpinannya karena dia adalah pemimpin formal.
Seorang pemimpin dapat meningkatkan hasil yang baik bila dari sebelumnya memiliki prestasi kerja yang lebih baik pula, sehingga pemimpin
wanita akan diakui kepemimpinannya oleh bawahannya maupun orang lain karena kemampuan memimpin yang baik apalagi berhasil mencapai tujuan institusi yang
dipimpinnya. Wanita yang menjadi seorang pemimpin formal termasuk seorang wanita
karier yang akan banyak menghadapi masalah, terutama berhubungan dengan posisi yang bersangkutan antara karier dan rumah tangga. Wanita yang mampu
bertindak sebagai pemimpin, memiliki sifat ganda baik sebagai wanita yang feminim maupun memiliki kekuatan berupa, tegas, tegar dan keperkasaan dalam
arti mampu mengambil keputusan yang tepat seperti halnya dilakukan laki-laki.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini merupakan sifat yang diperlukan seorang pemimpin, tanpa hal itu akan sulit dilaksanakan, mengingat banyak pendapat bahwa wanita adalah makhluk
lemah tetapi sebenarnya tidaklah demikian.
1. Gaya Kepemimpinan Wanita
Secara umum ada 2 dua gaya kepemimpinan khas wanita yaitu kepemimpinan
maskulin-feminim dan
kepemimpinan transformasional-
transaksional.
a. Gaya Kepemimpinan Feminim-Maskulin
Menurut Bass 1985, gaya kepemimpinan maskulin mempunyai ciri-ciri kompetitif, otoritas hirarki, kontrol tinggi bagi pemimpin, tidak emosional dan
analisis dalam mengatasi masalah. Sedangkan kepemimpinan feminim mempunyai ciri-ciri koperatif, kolaborasi dengan manajer dan bawahan, kontrol
rendah bagi pemimpin dan mengatasi masalah berdasarkan intuisi dan empati.
Perbedaan jenis kelamin dalam kepemimpinan maskulin dan feminim terlihat jelas, laki-laki cenderung mempunyai model kepemimpinan maskulin
sedangkan wanita cenderung kepemimpinan feminim sesuai dengan ciri-ciri yang
ada. Sesuai dengan gaya kepemimpinan feminim yang khas berdasarkan jenis
kelamin, Visser 2002 mengungkapkan bahwa gaya kepemimpinan melekat pada orientasi keluarga sedangkan gaya maskulin lebih berorientasi pada karir.
b. Gaya Kepemimpinan Transformasional-Transaksional