Peranan Kepemimpinan Wanita dalam Pengambilan Keputusan

para pemimpin birokrasi dalam suatu proses pemilihan alternative sebagai pemecahan masalah.

1.6 Peranan Kepemimpinan Wanita dalam Pengambilan Keputusan

Wanita makhuk yang sensitif, selalu memakai perasaan saat menghadapi dan menyelesaikan masalahnya. Tapi, dari kepekaan inilah wanita dapat lebih merasakan sesuatu masalah dengan lebih rinci. Menggunakan perasaan dan logika dalam menyelesaikan permasalahan akan lebih baik ketimbang hanya menggunakan salah satu saja. Hai ini tidak menjadikan wanita adalah makhul lemah. Sikap tegas harus tetap di asah dan mutlak diterapkan oleh seorang Pemimpin. Berperasaan bukan berarti menjadi lemah dan kalah dengan keadaan. Peran pemimpin wanita akan sangat terlihat saat akan mengambil keputusan. Peka saat terjadi sesuatu dalam tim dan tegas saat mengambil suatu keputusan. Saat ini masih terdapat banyak anggapan bahwa wanita tidak mempunyai peran dalam pengambilan keputusan, baik di luar maupun di dalam rumah tangga. Adanya bias gender selalu memposisikan wanita sebagai sosok yang lemah dan tidak memiliki kekuasaan. Berdasarkan norma yang ada mengatakan bahwa yang paling menentukan dalam pengambilan keputusan adalah kaum pria. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri lagi di lingkungan masyarakat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi peranan wanita dalam persoalan pengambilan keputusan, antara lain seperti yang dikemukakan oleh Rosaldo, dalam kerangka pemikirannya tentang hubungan antara wanita, kebudayaan, dan masyarakatya. Ia membedakan secara tegas dua sektor kegiatan dalam masyarakat, yakni sektor publik dan sektor domestik. Sektor domestik adalah bidang untuk wanita, yakni di lingkungan rumah tangganya saja, sedangkan sektor Universitas Sumatera Utara publik adalah bidang untuk pria, yakni di luar lingkungan rumah tangga sebagai pencari nafkah untuk keluarganya. Perbedaan terhadap kedua sektor ini tidak selalu sama disetiap masyarakat, karena pada umumnya dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. Menurut Rosaldo, pada masyarakat terdapat perbedaan yang ketat antara kegiatan di sektor domestik dan sektor publik, yakni apabila wanita terkucil dari pergaulan masyarakat dan sepenuhnya berada di bawah wewenang lelaki, maka kaum wanita cenderung tidak mempunyai kekuasaan sama sekali untuk mengambil keputusan dalam keluarganya apalagi dalam masyarakat. Selain itu, ada pula faktor-faktor lain yang di anggap mempengaruhi peranan wanita dalam pengambilan keputusan, yaitu proses sosialisasi, pendidikan, latar belakang perkawinan, pendidikan, kedudukan dalam masyarakat, dan pengaruh luar lainnya. Akan tetapi, kini pernyataan akan rendahnya posisi wanita dibandingkan pria tidak selamanya berlaku, karena sekarang banyak kaum wanita yang telah berpendidikan sehingga terjadi kesetaran gender didalamnya. Oleh karena itu, sudah seharusnya pandangan tentang kaum wanita itu dirubah, kenyataannya kini sudah banyak wanita yang diberi kesempatan untuk bekerja dan berperan sebagai pemimpin selayaknya seorang pria serta berhak untuk mengemukakan pendapat, sehingga tidak ada lagi alasan bahwa wanita itu selalu lemah dan selalu bergantung dimata seorang pria. Hadary dan Henderson mengatakan para pengusaha dan pemimpin wanita yang sukses selalu mendapat laporan keuangan secara berkala dan mengindetifikasi kunci metriknya yaitu memberikan wawasan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menyusun strategi dan pengambilan keputusan. Universitas Sumatera Utara

1.7 Definisi Konsep