56-1711,-1.+.
2.1.2.2. Model Pembangunan Ekonomi Wilayah
Model pembangunan diartikan sebagai kerangka berpikir yang obyektif dan rasional berdasarkan konsep, teori dan paradigma dalam bentuk konstruksi strategis guna
memecahkan berbagai masalah bagi kepentingan masyarakat Rahardjo Adisasmita, 2005. Model pembangunan dapat dilihat dari berbagai dimensi yaitu dimensi politik,
ekonomi, sosial, budaya, administrasi dan lainnya. Berdasarkan perkembangannya model pembangunan ekonomi yang banyak digunakan oleh negara-negara berkembang dapat
dibedakan sebagai berikut : 1.
Model I, menitik beratkan pada pertumbuhan Produk Domestik Bruto PDB, model ini berkembang pada dekade tahun 1950-an dan tahun 1960-an.
2. Model II, menitik beratkan pada pemerataan dan pemenuhan kebutuhan pokok,
berkembang pada dekade tahun 1970-an. 3.
Model III, menitik beratkan pada pembangunan kualitas sumber daya manusia SDM, berkembang pada dekade tahun 1980-an.
4. Model IV, berkembang pada akhir abad ke-20 dan memasuki abad ke-21 dimana
dunia mengalami perubahan yang sangat mendasar yaitu memasuki era globalisasi dan liberalisasi, perdagangan bebas dan persaingan bebas antar negara akan
menjadi ketat maka diperlukan penguatan daya saing ekonomi masing-masing wilayah.
1. Model Pembangunan I
Model Pembangunan I ini berorientasi pada peningkatan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Berdasarkan anggapan bahwa pertumbuhan ekonomi
dapat dicapai dengan pelaksanaan penanaman modal atau investasi dalam jumlah besar di sektor industri dengan cara menempatkan kelompok proyek yang satu sama lain saling
menunjang dipusatkan pada suatu wilayah atau bagian wilayah. Manfaat saling penunjangan dan pembangunan sumberdaya industri dan prasarana yang dipusatkan
tersebut akan dirasakan oleh sektor-sektor terkait. Dan selanjutnya akan menyebar dan diperluas ke bagian wilayah lainnya. Strategi investasi besar tersebut akan menciptakan
“eksternalitas ekonomi yang dinikmati oleh berbagai kegiatan yang terkait berupa efisiensi ekonomi yang ditimbulkan oleh kelompok industri tersebut.
Dengan pembangunan industri dan eksternalitas ekonomi akan dicapai peningkatan pendapatan per kapita dan pemerataan hasil-hasil pembangunan ke seluruh
bagian wilayah melalui proses trickle down effect tetesan ke bawah. Dalam Model
56-1711,-1.+.
Pembangunan I yang menjadi indikator keberhasilan pembangunan adalah pertumbuhan PDRB per kapita, tingkat penanaman modal dan tabungan.
Strategi perencanaan pembangunan yang digunakan dalam model ini mendapat pengaruh kuat dari teori Harrod-Domar dan teori tahapan pertumbuhan Rostow. Model
pertumbuhan Harrod-Domar dapat digunakan untuk analisis pertumbuhan regional dengan memperhitungkan perpindahan modal dan tenaga kerja antar regional. Menurut Rostow,
perkembangan pertumbuhan ekonomi berlangsung melalui tahapan yaitu : 1 masyarakat tradisional, 2 masyarakat lepas landas take-off, 3 masyarakat menuju kematangan
drive to maturity, dan 4 masyarakat konsumsi yang berlebih high mass consumption. Kritik terhadap model pembangunan ini yaitu jika strategi investasi pada industri besar
dilakukan secara berlebihan sementara proses tetesan ke bawah penyebaran pembangunan ternyata tidak terlaksana maka akan terjadi ketidakseimbangan.
2. Model Pembangunan II