Studi Kepustakaan Proses Perumusan Indikator

56-1711,-1.+. 8 8 8 8 149 149 149 149 : : : : 171. 171. 171. 171. + + + + ,413171. ,413171. ,413171. ,413171. Hasil dan pembahasan studi ini disusun dalam beberapa bagian antara lain : 1 perumusan indikator, 2 perumusan model, dan 3 uji sahih atau contoh uji coba penerapan model pada beberapa daerah. Bagian pertama dan kedua yakni perumusan indikator dan perumusan model adalah untuk menjawab tujuan pertama dan kedua studi ini. Sedangkan bagian ketiga yaitu uji sahih, dilakukan sebagai uji coba penerapan apakah indikator dan model yang sudah dirumuskan dapat diterapkan secara baik, dan bagaimana hasil penerapannya pada beberapa daerah sampel.

5.1. Proses Perumusan Indikator

Indikator-indikator akhir yang ditetapkan dan merupakan hasil dari studi ini, dan selanjutnya digunakan untuk uji sahih, diperoleh melalui beberapa tahapan. Tahapan- tahapan tersebut antara lain : 1 studi pustaka, 2 pertemuan dengan para pakar, dan 3 Focus Group Discussion FGD. Perkembangan dan hasil penetapan indikator pada masing-masing tahapan diuraikan secara berturut-turut di bawah ini.

5.1.1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan untuk menggali secara mendalam teori, konsep, kebijakan apa saja yang dapat dijadikan indikator sesuai kerangka pembangunan koperasi dan pembangunan wilayah. Sebagaimana tercantum pada Bab II, dapat dilihat bahwa pemaparan secara teoritis berdasarkan teori ekonomi, teori ekonomi pembangunan, teori pembangunan wilayah, dan teori dan prinsip koperasi memunculkan sejumlah indikator dan model pembangunan wilayah dan pembangunan koperasi. Indikator dan model tersebut mencakup secara luas ruang lingkup pembangunan wilayah dan pembangunan koperasi sehingga keduanya dapat diintegrasikan untuk menghasilkan indikator dan model yang dapat diaplikasikan pada studi ini. Gambar 7 memperlihatkan integrasi antara indikator- indikator utama pembangunan wilayah dan pembangunan koperasi. Berdasarkan indikator-indikator teoritis pada Gambar 7, team yang terdiri dari Asdep Bidang Pengkajian UKMK, nara sumber, team ahli dan peneliti Bidang Pengkajian UKMK. Team ahli studi ini membahas dan merumuskan indikator-indikator aplikatif yang dapat digunakan sebagai indikator pemeringkatan. Hasil perumusan pada tahap ini menghasilkan 12 indikator yang dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu : 1 kelompok 56-1711,-1.+. indikator kelembagaan koperasi, 2 kelompok indikator usaha koperasi, dan 3 kelompok indikator peran pemerintah dan pembangunan wilayah. Keduabelas indikator yang ditetapkan disajikan pada Tabel 4. Gambar 7. Integrasi Indikator-indikator Utama Pembangunan Wilayah dan Pembangunan Koperasi Tabel 4. Indikator Hasil Studi Kepustakaan No Indikator A Kelembagaan Koperasi 1 Jumlah koperasi 2 Jumlah anggota koperasi 3 Peningkatan sumberdaya manusia koperasi B Koperasi sebagai Badan Usaha 4 Volume usaha 5 Permodalan koperasi 6 Asset koperasi 7 Perkreditan koperasi C Peran Pemerintah dan Pembangunan Wilayah 8 Peran pemerintah 9 Nilai tambah koperasi 10 Penyerapan tenagakerja 11 Dana perkuatan 12 Dana dekonsentrasi Penetapan keduabelas indikator tersebut pada umumnya berdasarkan pada fungsi dan peran yang diemban koperasi baik dalam kegiatan ekonomi maupun sosial Indikator Utama Pembangunan Koperasi • Anggota • Lembaga • Volume usaha • Permodalan • Kesempatan kerja • Asset • Pembiayaan • Pelayanan Indikator Utama Pembangunan Wilayah • Pendapatan agregat PDB, PDRB • Pertumbuhan ekonomi • Kesempatan kerja • Ekspor • Investasi • Pemerataan • Sumberdaya manusia • Kesehatan pendidikan • Penduduk • Dunia usaha • Infrastruktur 56-1711,-1.+. kemasyarakatan. Variabel-variabel yang dinilai relevan untuk dijadikan indikator dan dikelompokkan dalam kelompok indikator kelembagaan adalah : jumlah koperasi, jumlah anggota, dan peningkatan sumberdaya manusia koperasi. Variabel yang dikelompokkan dalam kelompok indikator usaha adalah : volume usaha, permodalan, asset, dan perkreditan koperasi. Sedangkan variabel-variabel yang dinilai dapat digunakan sebagai indikator untuk menunjukkan seberapa besar kontribusi koperasi dalam pembangunan wilayah sesuai tabel tersebut adalah : peran pemerintah, nilai tambah koperasi, penyerapan tenaga kerja, dana perkuatan, dan dana dekonsentrasi. Variabel-variabel nilai tambah koperasi dan penyerapan tenaga kerja dinilai dapat mewakili koperasi memberikan kontribusinya pada tingkat perkembangan ekonomi wilayah. Sedangkan variabel peran pemerintah, besaran dana perkuatan dan dana dekonsentrasi dinilai sebagai variabel yang mewakili seberapa besar keterlibatan pemerintah dalam mendorong dan mengembangkan sektor perkoperasian dalam pembangunan wilayah.

5.1.2. Temu Pakar