Tabungan Koperasi Rp. Milyar Investasi Koperasi Rp. Milyar Ekspor Koperasi Rp. Milyar

56-1711,-1.+. 4 o Nasional 6. Modal Koperasi Rp. Milyar Modal Dunia Usaha Rp. Milyar Nasional 28,886.50 33,015.40 37,164.85 1,487,725.0 1,640,214 .00 1,879,930. 00 1. Sumut 820.04 826.14 1,915.76 15,352.27 20,650.48 22,485.21 2. Sumbar 662.79 967.78 1,055.03 2,937.33 3,502.91 4,036.64 3. Bali 852.07 1,429.34 1,745.81 3,899.14 4,922.44 5,564.53 4. Sulsel 545.37 593.86 765.71 4,695.22 5,653.78 6,890.45 5. NTB 429.71 442.03 485.24 983.45 1,326.72 1,770.61

7. Tabungan Koperasi Rp. Milyar

Tabungan NasionalPropinsi Rp. Milyar Nasional 324.64 329.75 390.98 3,156,219.0 3,387,649 .00 3,439,542. 00 1. Sumut 18.65 25.40 40.25 44,289.62 50,782.36 58,617.06 2. Sumbar 7.93 8.67 10.61 7,826.24 8,537.72 11,019.84 3. Bali 6.25 8.01 9.69 15,052.90 17,211.47 18,772.84 4. Sulsel 55.76 57.92 194.23 14,054.45 15,749.98 19,719.06 5. NTB 1.18 22.68 13.70 3,461.00 4,067.00 5,081.00

8. Investasi Koperasi Rp. Milyar

Investasi Dunia Usaha Rp. Milyar Nasional 26,009.00 31,480.00 46,647.00 515,381.26 657,625.0 7 800,083.49 1. Sumut 529.14 602.09 654.71 5,597.30 7,493.04 10,039.58 2. Sumbar 825.15 750.61 677.47 6.752.58 8.053.48 9,354.38 3. Bali 97.02 139.23 181.27 1,094.10 1,313.73 1,402.10 4. Sulsel 310.12 517.19 434.67 8,284.94 9,656.43 10,458.87 5. NTB 78.83 83.63 96.96 4,601.04 5,217.26 5,833.48

9. Ekspor Koperasi Rp. Milyar

Asset Dunia Usaha NasionalPropinsi Rp. Milyar Nasional 69,968.44 74,286.76 92,009.19 13,814,212. 00 15,542,62 5.00 17,709,017 .00 1. Sumut 1,598.58 1,609.02 4,689.08 57,597.60 71,046.00 80,324.88 2. Sumbar 662.8 967.78 1,055.03 11,436.68 12,643.36 164,299.58 3. Bali 825.07 1,429.34 1,745.81 19,246.07 21,564.72 23,449.62 4. Sulsel 545.38 634.94 765.72 18,057.56 20,952.41 26,481.05 5. NTB 429.71 442.03 485.24 4,660.79 5,496.99 6,728.40 10 Ekspor Koperasi Rp. Triliun; Rp. 9000US Ekspor Dunia Usaha Rp. Triliun ; Rp. 900US Nasional 17.42 21.92 24.70 604.21 714.73 778.32 1. Sumut 2.01 2.82 4.13 33.56 39.11 46.43 2. Sumbar 0.13 0.16 0.21 0.21 7.96 10.28 3. Bali 0.17 0.19 0.23 0.23 3.76 4.59 4. Sulsel 0.07 0.09 0.11 0.11 18.71 22.60 5. NTB 0.02 0.03 0.06 0.06 13.45 16.73 11 Kredit perbankan untuk koperasi Rp. Milyar Kredit Dunia Usaha Rp. Milyar Nasional 93,997.00 118,519.00 141,994.00 608,971.00 785,301.0 873,181.00 1. Sumut 473.87 526.24 539.93 13,686.28 18,534.74 21,217.68 2. Sumbar 587.35 565.17 597.17 5,169.33 6,195.92 7,176.36 3. Bali 81.24 118.34 150.82 7,712.58 9,654.42 10,589.31 4. Sulsel 175.00 272.11 319.54 8,724.39 11,555.87 13,658.24 5. NTB 49.87 64.95 80.03 27,564.00 36,852.00 45,674.00 Lanjutan Tabel 8….. TahunIndikator 56-1711,-1.+. 4 N o Propinsi Nasional 2004 2005 2006 2004 2005 2006 12 Dana Perkuatan Koperasi Rp. Milyar APBNAPBD Rp. Milyar Nasional 517.61 297.58 332.05 430,000.00 542,400.00 647,700.00 1. Sumut 5.55 8.55 7.45 1,570.55 1,959.33 2,269.00 2. Sumbar 12.00 10.00 4.50 656.29 745.55 1,014.24 3. Bali 1.10 2.00 3.43 806.56 1,013.08 1,233.86 4. Sulsel 19.68 21.57 15.47 1,005.15 1,265.77 1,482.90 5. NTB 1.67 2.64 2.06 662.18 727.68 750.19 13 Sisa Hasil Usaha Koperasi Rp. Milyar Dana Dekonsentrasi Koperasi Rp. Milyar Nasional 2,164.23 2,198.32 2,606.56 52.36 62.64 210.00 1. Sumut 124.31 168.27 268.31 4.80 6.59 6.30 2. Sumbar 51.57 56.40 69.40 4.60 6.22 5.51 3. Bali 38.84 53.40 64.57 0.16 0.20 4.42 4. Sulsel 268.89 535.77 228.18 7.87 9.20 8.39 5. NTB 10.37 8.35 7.74 5.97 7.90 6.99 14 Anggaran APBNAPBD Koperasi Rp. Milyar Nasional 835.16 882.80 930.44 1. Sumut 4.50 7.71 6.93 2. Sumbar 4.41 4.5 5.56 3. Bali 3.45 4.01 5.33 4. Sulsel 8.30 24.82 27.56 5. NTB 4.05 5.81 7.32 15 Penyerapan TK Koperasi Ribu Orang Penyerapan TK Ribu Org Nasional 288.59 308.77 328.95 93,720.00 94,950.00 96,180.00 1. Sumut 7.54 7.60 8.72 4,900.00 5,170.00 5,440.00 2. Sumbar 4.60 4.75 13.19 1,770.00 1,740.00 1,930.00 3. Bali 9.40 11.52 13.72 1,840.00 2,570.00 3,300.00 4. Sulsel 15.39 15.41 15.91 3,180.00 3,290.00 3,400.00 5. NTB 6.51 6.34 7.07 1,840.00 1,790.00 2,920.00 16 Nilai Tambah Koperasi Rp. Milyar Nilai Tambah Dunia Usaha Rp. Milyar Nasional 21,458.90 25,464.28 35,520.42 2,295,826.2 2,784,960.0 3,338,195.70 1. Sumut 227.44 264.31 764.09 118,100.51 136,903.27 168,682.21 2. Sumbar 781.76 622.43 453.1 37,358.64 44,674.57 53,029.59 3. Bali 868.43 1,099.28 1,647.06 28,986.60 33,946.37 37,388.48 4. Sulsel 448.89 812.13 321.56 44,744.53 51,780.44 60.902.82 5. NTB 24.77 36.92 23.30 17,499.60 22,145.57 28,408.43 17 Pajak Koperasi Rp. Milyar Pajak Nasional dan Daerah Rp. Milyar Nasional 301.19 326.65 434.58 279,200.00 347,600.0 416,300.00 1. Sumut 0.54 5.31 24.56 879.51 1,058.04 1,283.75 2. Sumbar 3.94 4.00 7.25 249.39 313.13 384.64 3. Bali 12.05 20.49 61.71 250.03 547.06 647.23 4. Sulsel 25.03 14.81 4.52 452.32 556.94 588.45 5. NTB 0.51 1.36 1.36 165.55 174.64 179.49 18 PDBPDRB Propinsi Rp. Milyar Nasional 2,295,826.2 2,784,960.4 3,338,195.7 1. Sumut 118,100.51 136,903.27 168,682.21 2. Sumbar 37,358.64 44,674.57 53,029.59 3. Bali 28,986.60 33,946.37 37,388.48 4. Sulsel 44,744.53 51,780.44 60,902.82 5. NTB 17,499.60 22,145.57 28,408.43 Pengujian indikator dan model pada lima propinsi sampel tersebut menunjukkan indikator dan model dapat diterapkan sebagai instrumen untuk pemeringkatan daerah 56-1711,-1.+. 8 dalam pembangunan koperasi. Semua indikator yang dipergunakan dalam model telah diketahui dan diakui sebagai tolok ukur wilayah dalam pembangunan koperasi. Namun, masih ada kendala dalam penerapan instrumen tersebut. Beberapa indikator belum menjadi bagian statistik perkoperasian baik nasional maupun daerah meskipun selalu dibicarakan dalam berbagai pembahasan menyangkut pembangunan. Indikator tersebut adalah 1 pembiayaan pendidikan koperasi, 2 investasi koperasi, 3 asset dunia usaha propinsi dan nasional, 4 ekspor koperasi, 5 kredit koperasi, 6 dana perkuatanbergulir, 7 dana dekonsentrasi, 8 nilai tambah, dan 9 pajak koperasi. Untuk mengatasinya, dilakukan proyeksi dari koperasi sampel nama-nama koperasi sampel pada Lampiran 4. Walaupun dengan sampel yang terbatas, diharapkan proyeksi ini dapat memberikan gambaran awal posisi masing-masing daerah. Data pada Tabel 8 menunjukkan bahwa pada tahun 2006 untuk beberapa indikator seperti jumlah koperasi, jumlah anggota koperasi, dan Sisa Hasil Usaha SHU propinsi Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan selalu memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding ketiga propinsi lainnya. Begitu juga dengan indikator jumlah koperasi aktif dan pelaksanaan RAT, propinsi Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan mencapai nilai lebih tinggi. Pada indikator jumlah koperasi yang memperoleh penghargaan, propinsi Sumatera Barat mencapai nilai tertinggi 22 koperasi jauh di atas ke empat propinsi lain yang hanya berkisar antara 4 hingga 12 koperasi. Bali dan Sumatera Utara memiliki nilai-nilai parameter yang lebih tinggi dibanding propinsi lainnya untuk indikator volume usaha dan modal. Sedangkan pada indikator investasi, Sumatera Barat dan Sumatera Utara memperoleh nilai parameter lebih tinggi. Untuk APBD koperasi, Sulawesi Selatan mililiki nilai parameter lebih besar jauh di atas keempat propinsi lain. Pada penyerapan tenagakerja, propinsi Sulawesi Selatan, Bali, dan Sumatera Barat mencapai nilai lebih tinggi. Pada indikator regionalwilayah, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan memperoleh nilai parameter lebih tinggi pada indikator-indikator seperti jumlah dunia usaha dan jumlah penduduk. Secara khusus, Sumatera Utara memiliki nilai parameter sangat tinggi pada indikator wilayah seperti volume usaha dunia usaha, modal dunia usaha, dan nilai tambah dunia usaha. Dalam hal investasi dunia usaha, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat memiliki nilai parameter yang lebih tinggi dibanding dua propinsi lainnya. Berdasarkan data fisik di atas Sumatera Utara terlihat cukup tinggi dan dominan dalam nilai-nilai parameter beberapa indikator dibanding propinsi lainnya. Namun hal ini belum tentu menunjukkan bahwa Sumatera Utara lebih maju dalam pembangunan koperasi relatif secara nasional. Sebaik apa kemajuan pembangunan koperasi suatu propinsi akan dilihat nanti pada analisis indeks kompositnya. 56-1711,-1.+. 8 5.3.3. Uji Model Pemeringkatan 5.3.3.1. Regional Cooperative Size RCS dan Regional Development Size RDS Tahap memperoleh ukuran koperasi dan ukuran pembangunan sebuah propinsi pada bagian ini adalah aplikasi pada model RCS dan RDS. Tinggi atau rendahnya rangking sebuah propinsi dalam pembangunan koperasi yang mana akan dihasilkan dengan model CICDRP, dan baik atau tidak baik performa sebuah propinsi sampel yang mana akan diperoleh dengan model CDRP, keduanya dipengaruhi secara langsung oleh nilai-nilai cooperative dan regional development size. Makin tinggi regional cooperative size suatu wilayahpropinsi menunjukkan makin tingginya ukuran koperasi di wilayah tersebut relatif terhadap ukuran koperasi secara nasional. Sebaliknya makin rendah regional cooperative size suatu wilayahpropinsi menunjukkan makin rendahnya ukuran koperasi di wilayah tersebut relatif terhadap ukuran koperasi secara nasional. Sedangkan makin tinggi regional development size suatu wilayahpropinsi menunjukkan makin tingginya ukuran ekonomi wilayah tersebut relatif terhadap ukuran ekonomi nasional. Sebuah propinsi dapat mempunyai baik regional cooperative size maupun regional development size yang tinggi. Sebaliknya sebuah propinsi dapat juga memiliki kedua ukuran tersebut yang rendah. Bahkan dapat saja regional cooperative size sebuah propinsi tinggi namun regional development size-nya rendah. Atau sebaliknya, regional cooperative size sebuah propinsi rendah namun regional development size-nya tinggi. Kondisi dimana kedua ukuran tersebut sama-sama tinggi tidak menjamin sebuah propinsi memiliki peringkat tinggi dalam pembangunan koperasi, atau sebaliknya kedua ukuran sama-sama rendah tidak juga menjamin propinsi tersebut memiliki peringkat rendah dalam pembangunan koperasi. Tetapi regional cooperative size sebuah propinsi tinggi dan regional development size-nya rendah dapat menghasilkan rangking atau peringkat propinsi tersebut tinggi. Sebaliknya regional cooperative size sebuah propinsi rendah namun regional development size-nya tinggi akan menghasilkan rangking atau peringkat propinsi tersebut rendah dalam pembangunan koperasi. Hal ini disebabkan karena rangking diperoleh sebagai hasil rasio kedua ukuran tersebut. Pada Tabel 9 ditunjukkan nilai-nilai regional cooperative dan regional development size propinsi sampel. Tabel 9. Regional Cooperative Size RCS dan Regional Development Size RDS Propinsi Sampel Menurut Indikator, Tahun 2004 - 2006 56-1711,-1.+. 8 No Indikator dan Propinsi Regional Cooperative Size Regional Development Size 2004 2005 2006 2004 2005 2006

1. Jumlah Koperasi