1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peningkatan mutu pendidikan merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia SDM. Sejalan dengan upaya
peningkatan mutu pendidikan hal yang penting untuk diperhatikan adalah masalah perstasi belajar, karena prestasi belajar merupakan tolok ukur keberhasilan suatu
pendidikan. Pada umumnya masalah yang dihadapi siswa adalah pencapaian prestasi belajar yang kurang memuaskan. Banyak faktor yang menyebabkan
prestasi belajar kurang memuaskan diantaranya adalah faktor perbedaan individu dan fasilitas pendidikan yang kurang memadai. Menurut Sugihartono dkk,
2007:155 faktor perbedaan individu meliputi faktor bawaan dan faktor lingkungan, seperti halnya tingkat intelegensi yang rendah, kurang motivasi belajar,
cara belajar yang kurang efektif, minimnya frekuensi dan jumlah waktu belajar, tingkat kedisiplinan diri yang rendah, guru, kualitas pembelajaran dan media
belajar atau bahan ajar yang masih kurang disediakan oleh pihak sekolah. Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan pemerintah mengupayakan
pendidikan melalui beberapa jalur. Salah satu jalur tersebut adalah Sekolah Menengah Kejuruan SMK yang merupakan jalur pendidikan formal tingkat
menengah. Secara umum SMK memiliki tujuan mempersiapkan siswa untuk
2 memasuki dunia kerja, mengembangkan sikap profesional, memiliki karir,
mempunyai kompetensi sebagai tenaga tingkat menengah dan menjadi warga negara yang produktif dan kreatif dibidang masing-masing. SMK mempunyai
beberapa bidang studi keahlian salah satunya adalah SMK Jasa Boga yang mempelajari berbagai Standar Kompetensi mata pelajaran normatif, adaptif dan
produktif. Salah satu mata pelajaran produktif untuk SMK Jasa Boga adalah
Pengolahan Makanan Kontinental yang meliputi materi teori dan praktik. Bersumber dari silabus SMK N 1 Sewon untuk mata pelajaran Pengolahan
Makanan Kontinental terdiri dari beberapa Kompetensi Dasar KD, yaitu menjelaskan prinsip Pengolahan Makanan Kontinental, mengolah stock, soup dan
sauce, mengolah cold dan hot appetaizer atau salad, mengolah sandwich dan hidangan dari sayur, mengolah hidangan berbahan terigu, mengolah hidangan dari
telur, unggas daging dan seafood, menggunakan peralatan pengolahan dengan tepat. Siswa dituntut mampu menguasai semua kompetensi yang sudah didapat dari
sekolah dan mampu menerapkan ilmu di industri tempat mereka bekerja sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
Materi Pengolahan Makanan Kontinental banyak menggunakan istilah- istilah asing. Kendala yang dihadapi saat proses pembelajaran adalah tidak adanya
media yang mendukung seperti multimedia yang dapat menyajikan audio visual sekaligus sehingga menghasilkan persepsi siswa yang berbeda. Dijelaskan oleh
3 Arif S Sadiman, dkk 2010:17-18 bahwa salah satu kegunaan media pembelajaran
adalah memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis sehingga dapat menyeragamkan persepsi siswa.
Kendala lain yang dihadapi siswa adalah merasa kesulitan pada saat belajar secara mandiri karena media yang ada hanyalah buku teks dan internet. Tanpa
panduan guru siswa merasa kesulitan dalam cara pelafalan istilah-istilah asing yang biasa digunakan dalam Pengolahan Makanan Kontinental sehingga memerlukan
media yang mendukung dalam pengayaan istilah-istilah asing yang berbeda antara lisan dan tulisan. Padahal materi yang berupa istilah-istilah asing tersebut harus
dipahami dan dilafalkan secara benar. Salah satu contoh adalah istilah untuk persiapan yaitu mise en place padahal harus dibaca
“miszong plas”. Siswa memerlukan frekuensi membaca, melihat dan mendengar yang
tinggi untuk memahami dan menghafal istilah-istilah tersebut. Namun Jam belajar formal dan media yang ada di sekolah sangatlah terbatas, sehingga siswa harus
aktif mencari bahan belajar sendiri dari luar seperti kamus dan buku. Dari hasil observasi, saat ini media yang ada di luar misalnya buku teks atau sumber belajar
dari internet masih bersifat sangat umum. Penggunaan media cetak seperti buku memiliki keterbatasan utama yaitu pengguna hanya bisa mengetahui cara
penulisannya saja dan tidak mengetahui bagaimana istilah tersebut dilafalkan secara benar, sehingga perlu diadakan pengembangan media pengayaan yang dapat
membantu belajar siswa.
4 Fakta kesulitan belajar tersebut dibuktikan dengan hasil observasi lanjutan
disekolah. Hasil observasi terhadap prestasi belajar menunjukkan nilai ulangan harian teori untuk mata diklat Pengolahan Makanan Kontinental sebesar 31,43
siswa kurang menunjukkan pencapaian hasil belajar yang maksimal, yaitu dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah
untuk mata diklat produktif yaitu 7,5 atau 75. Hal ini disebabkan karena tidak adanya media yang mendukung meskipun guru yang menyampaikan materi telah
maksimal namun siswa mempunyai tingkat kemampuan daya tangkap yang berbeda.
Pembaharuan sistem pendidikan yang semakin baik dan perkembangan teknologi yang semakin maju diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Kemajuan teknologi khususnya multimedia menjanjikan potensi besar dalam merubah cara seseorang untuk belajar dan memperoleh informasi. Multimedia
dapat menyajikan materi pelajaran yang lebih menarik tidak monoton dan memudahkan penyampaian materi karena multimedia merupakan gabungan konsep
teknologi audio visual sehingga mampu dimanfaatkan dalam pengembangan media untuk pembelajaran. Kemampuan multimedia yang semakin baik diharapkan dapat
memudahkan siswa untuk dapat menyerap materi dengan lebih efisien dan memberikan sumber informasi lain yang tidak hanya bersumber dari buku teks.
Pembaharuan dan pemanfaatan hasil kemajuan teknologi tercermin dengan adanya media pembelajaran berbasis komputer. Seperti penggunaan power-point,
compac dish CD pembelajaran, e-learning dan sebagainya yang sangat efektif
5 dalam membantu memahami isi materi yang disampaikan. Implementasi lain
kemajuan IPTEK saat ini dapat kita jumpai bermacam-macam kamus digital elektronik maupun yang dapat dibaca dari CD dengan bantuan komputer. Namun
kamus multimedia yang memuat istilah-istilah dalam Pengolahan Makanan Kontinental belum dijumpai padahal media ini sangat dibutuhkan dalam membantu
siswa untuk pengayaan materi mengenai istilah-istilah yang sudah didapat di sekolah.
Berdasarkan hasil observasi tersebut pada penelitian ini akan dilakukan inovasi bagaimana mengembangkan sebuah perangkat lunak berupa kamus
berbasis multimedia untuk memberikan informasi yang dibutuhkan mengenai peristilahan dalam Pengolahan Makanan Kontinental. Kamus multimedia
diharapkan dapat membantu siswa mempelajari definisi dari suatu istilah dilengkapi dengan teks, gambar dan pelafalan pengucapan yang benar istilah-
istilah tersebut dan dapat mendekatkan siswa dengan sarana teknologi informasi yaitu komputer sebagai wujud implementasi IPTEK kedalam pendidikan agar siswa
dapat bersaing pada persaingan global yang akan dihadapi. Penggunaan multimedia memiliki keuntungan dibandingkan dengan media cetak dari sisi interaktivitas dan
atraktivitas dan diharapkan penyampaian materi yang berkaitan dengan istilah- istilah tersebut akan lebih mudah diingat.
Kamus multimedia ini dibuat dengan menggunakan macromedia flash CS3 untuk membangun antar muka interface yang atraktif dan intreaktif. Secara teknis
6 kamus ini praktis dan mudah dioperasikan. Kamus ini tidak memerlukan instalasi
sehingga cukup disimpan pada media CD untuk selanjutnya dibaca dengan bantuan hardwere berupa komputer. Kamus multimedia ini diharapkan dapat lebih menarik
minat siswa untuk belajar karena penampilannya yang lebih menarik dan diharapkan dapat lebih mudah menghafal istilah-istilah tersebut karena kamus
multimedia dapat menyampaikan materi melalui audio dan visual sekaligus. Menurut Azhar Arsyad 2011:8-9 Semakin banyak alat indera yang terlibat maka
akan semakin cepat dipahami dan dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian siswa dapat menyerap dengan baik materi yang disampaikan sehingga dapat
meningkatkan kalitas SDM untuk dapat bersaing di dunia kerja.
B. Identifikasi Masalah