30
Contoh yang dapat dikategorikan sebagai faktor biologis diantaranya: a usia; b kematangan; c kesehatan.
2 Psikologis Contoh yang dapat dikategorikan sebagai faktor psikologis
diantaranya: a minat; b motivasi; c suasana hati. b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar diri manusia dan dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu.
1 Manusia Contoh yang dapat diklasifikasikan sebagai faktor manusia diantaranya:
a di keluarga; b di sekolah; c di masyarakat. 2 Non manusia
Contoh yang dapat diklasifikasikan sebagai faktor non manusia diantaranya: a udara; b suara; c bau-bauan.
Abu Ahmadi 2013: 138 mengemukakan faktor–faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain.
a. Faktor Internal 1 Faktor jasmaniah fisiologi baik yang bersifat bawaan maupun
yang diperoleh, misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.
2 Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri dari.
a Faktor intelektif Faktor intelektif terdiri dari 2 faktor, diantaranya.
31
i. Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat
ii. Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah
dimiliki b Faktor non–intelektif
Yaitu unsur–unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.
c Faktor kematangan fisik maupun psikis. d Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
b. Faktor Eksternal Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar individu,
antara lain. 1 Faktor sosial yang terdiri atas:
a lingkungan keluarga; b lingkungan sekolah;
c lingkungan masyarakat; d lingkungan kelompok.
2 Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian
3 Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa faktor–faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor internal,
faktor eksternal, dan faktor lingkungan.
32
C. Kajian tentang Pembelajaran Matematika SD 1. Pengertian Matematika
Matematika berasal dari bahasa Yunani, mathein atau manthenein yang berarti mempelajari Sri Subarinah, 2006: 1. Ebbutt dan Straker
dalam Marsigit 2003: 2-3 memberikan definisi Matematika sekolah yang selanjutnya disebut Matematika sebagai berikut:
a. matematika merupakan kegiatan penelusuran pola dan hubungan; b. matematika merupakan kreativitas yang memerlukan imajinasi, intuisi,
dan penemuan; c. matematika sebagai kegiatan pemecahan masalah problem solving;
d. matematika sebagai alat berkomunikasi. Abdul Halim Fathani 2012: 23 mengemukakan definisi matematika
sebagai berikut: a. matematika sebagai struktur yang terorganisasi;
b. matematika sebagai alat tool; c. matematika sebagai pola pikir deduktif;
d. matematika sebagai cara bernalar; e. matematika sebagai bahasa artificial;
f. matematika sebagai seni yang kreatif.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa matematika adalah aktifitas atau kegiatan penelusuran pola dan hubungan
yang memerlukan imajinasi, intuisi, penemuan, cara bernalar, seni kreatif, bahasa artificial sebagai alat komunikasi dan pemecahan masalah.
33
2. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Ahmad Susanto 2013: 189 mengungkapkan tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah agar siswa mampu dan terampil
menggunakan matematika. Pembelajaran matematika di jenjang sekolah dasar memberikan tekanan penataran nalar dalam penerapan matematika.
Lebih lanjut Ahmad Susanto menjelaskan pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan
mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika.
Konsep matematika yang diberikan kepada siswa sekolah dasar SD sangatlah sederhana dan mudah, tetapi sebenarnya materi matematika SD
memuat konsep-konsep yang mendasar dan penting serta tidak boleh dipandang sepele Antonius Cahya Prihandoko, 2006: 1. Lebih lanjut
Antonius Cahya menjelaskan siswa memerlukan kecermatan dalam menyajikan konsep-konsep matematika tersebut, agar siswa mampu
memahaminya secara benar, sebab kesan dan pandangan yang diterima siswa terhadap suatu konsep di sekolah dasar dapat terus terbawa pada
masa-masa selanjutnya. Proses pembelajaran matematika di SD harus dikembangkan sesuai
dengan karakteristik matematika dan anak. Hammil Bavel dalam J. Tombokan Runtukahu Selpius Kandou 2014: 226 menyebutkan proses
pembelajaran matematika sebagai berikut.
34
1 Tahap penanaman konsep Dalam tahapan penanaman, kaitkan materi yang akan diajarkan dengan
materi yang telah diajarkan dan dalam kehidupan anak. 2 Tahap pemahaman
Dalam tahap pemahaman, anak memperluas konsep matematika yang telah dipelajari pada penanaman konsep seta menerapkannya untuk
memecahkan masalah. 3 Tahap ketrampilan
Dalam tahap ketrampilan, anak dilatih menggunakan konsep-konsep matematika yang telah diperoleh dalam memecahkan masalah.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika SD adalah proses belajar yang dibangun guru
sebagai tahap penanaman konsep, pemahaman, ketrampilan untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan
kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru.
D. Kajian tentang Prestasi Belajar Matematika
Gagne dalam Winkel 2012: 111 mengemukakan bahwa proses belajar menghasilkan perubahan pada siswa berupa kemampuan di berbagai bidang
yang sebelumnya tidak dimiliki siswa. Gagne menambahkan, kemampuan– kemampuan itu digolongkan atas kemampuan dalam hal informasi verbal,
kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, kemampuan motorik, dan sikap. Kemampuan–kemampuan tersebut merupakan kemampuan
internal yang harus dinyatakan dalam suatu prestasi. Prestasi belajar yang
35
diberikan oleh siswa, berdasarkan kemampuan internal yang diperolehnya sesuai dengan tujuan instruksional dan menampakkan hasil belajar. Tardif
dalam Muhibbin Syah 2008: 195 mengungkapkan padanan kata evaluasi adalah assessment yang berarti proses penilaian untuk menggambarkan
prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai dalam proses belajar atau penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti proses
belajar mengajar yang ditunjukkan dengan angka atau nilai tes yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar dalam penelitian ini yang diperoleh siswa
dinyatakan dalam bentuk angka.
E. Kajian tentang Perhatian Orang Tua 1. Pengertian Perhatian Orang Tua
Perhatian orang tua merupakan hal yang sangat berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Abu Ahmadi 2009: 151
mengatakan bahwa perhatian adalah keaktifan jiwa yang diarahkan pada suatu obyek tertentu. Selanjutnya, Gazali dalam Slameto, 2010:
56 mengatakan bahwa
perhatian adalah
keaktifan jiwa yang dipertinggi dan semata-mata tertuju pada suatu hal tertentu. Lebih lanjut
Ghazali mengemukakan bahwa perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam kaitannya dengan pemilihan rangsangan yang datang
dari lingkungannya. Orang tua merupakan seseorang yang bertanggung jawab untuk
membimbing dan memenuhi kebutuhan anak. Siti Meichati dalam Bagus