48
4 Teknik Elektronik Seiring dengan perkembangan teknologi elektronik maka dalam
mengakrabkan sekolah dengan orang tua murid dan masyarakat pihak sekolah dapat menggunakan sarana elektronik, misalnya
telepon, televisi, ataupun radio, sekaligus sebagai sarana untuk promosi pendidikan.
Burhanuddin 2002: 135 berpendapat hubungan antara sekolah dengan masyarakat bisa dilihat dari dua segi antara lain.
1 Sekolah sebagai mitra dari masyarakat di dalam melakukan fungsi pendidikan.
2 Sekolah sebagai produser yang melayani pesanan-pesanan pendidikan dari masyarakat lingkungannya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa hubungan orang tua dan masyarakat yaitu a memperbaiki
kehidupan dalam masyarakat, b menyampaikan informasi dan ide atau gagasan kepada masyarakat, c membantu pemimpin yang karena
tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan informasi kepada masyarakat, d membantu pemimpin mempersiapkan bahan–bahan
tentang permasalahan dan informasi yang akan disampaikan, e melaporkan tentang pikiran–pikiran yang berkembang dalam
masyarakat tentang masalah pendidikan, f membantu kepala sekolah bagaimana usaha untuk memperoleh bantuan atau kerja sama, g
menyusun rencana bagaimana cara cara memperoleh bantuan untuk
49
kemajuan pelaksanaan pendidikan, h sekolah sebagai mitra dan produser dari masyarakat.
4. Manfaat Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat
Arita Marini 2014: 101-104 mengemukakan keterlibatan orang tua dan masyarakat di sekolah memberikan manfaat secara signifikan bagi
siswa yaitu sebagai berikut. a. Prestasi akademik meningkat
b. Sikap belajarnya meningkat c. Tingkat drop–out yang menurun
d. Keamanan dan stabilitas emosi yang meningkat e. Perilaku yang meningkat dan kehadiran di sekolah dasar yang lebih
baik Penelitian Benjamin Bloom dalam Raymond dan Judith 2004: 27
bahwa ada pengaruh orang tua terhadap motivasi belajar anak. Keterlibatan dan dukungan langsung dari orang tuanya memberikan
dampak yang sangat kuat terhadap prestasi anak. Melalui peran orang tua inilah motivasi belajar anak dapat meningkat sehingga prestasi belajarnya
pun juga meningkat. Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan
bahwa manfaat keterlibatan orang tua dan masyarakat antara lain. Manfaat bagi anak: a prestasi meningkat; b sikap belajarnya meningkat;
c tingkat drop out yang menurun; d keamanan dan stabilitas ekonomi yang meningkat; e perilaku yang lebih baik; f motivasi belajar
meningkat. Manfaat bagi guru: a hubungan orang tua dan guru
50
meningkat; b ada dampak positif dari pengetahuan situasi rumah; c komitmen belajar meningkat; d mengurangi muatan kerja guru. Manfaat
bagi orang tua: a harga diri yang meningkat; b ketrampilan mengajar anak meningkat; c perasaan terisolasi menurun.
G. Kajian tentang Siswa Sekolah Dasar 1. Usia dan Tugas Perkembangan Siswa Sekolah Dasar
Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12 tahun Desmita, 2012: 35. Lebih lanjut Desmita
menjelaskan jika mengacu pada pembagian tahapan perkembangan anak, anak usia sekolah berada dalam dua masa perkembangan, yaitu masa
kanak-kanak tengah 6-9 tahun dan masa kanak-kanak akhir 10-12 tahun.
Secara umum tugas perkembangan siswa sekolah dasar memiliki ciri khas yang berbeda. Rita Eka Izzaty 2008: 103 menyebutkan tugas-tugas
perkembangan siswa SD adalah: a Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain; b Sebagai makhluk yang sedang tumbuh,
mengembangkan sikap yang sehat mengenai diri sendiri; c Belajar bergaul dengan teman sebaya; d Mulai mengembangkan peran sosial pria
atau wanita; e Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung; f Mengembangkan pengertian-
pengertian yang
diperlukan untuk
kehidupan sehari-hari;
g Mengembangkan kata batin, moral, dan skala nilai; h Mengembangkan
sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga; dan i Mencapai kebebasan pribadi.
Sedangkan Havinghurst dalam Desmita 2012: 35-36
51
menambahkan tugas perkembangan anak usia sekolah dasar yaitu mencapai kemandirian pribadi.
Teori perkembangan berpikir individu menurut Jean Piaget dalam Sugihartono 2007: 109 menjelaskan siswa sekolah dasar termasuk
dalam tahap operasional konkret 7-11 tahun. Pada tahap operasi konkret, yang dapat dipikirkan anak masih terbatas pada benda-benda
konkret yang dapat dilihat dan diraba. Pada tahap operasi formal anak telah mampu berpikir abstrak, menggunakan berbagai teori, dan
menggunakan berbagai hubungan logis tanpa harus menunjuk pada hal- hal konkret. Pada siswa sekolah dasar, tahap operasi formal ini terjadi
mulai tingkat kelas VI. Syamsu Yusuf LN 2011: 178 menyebutkan anak usia sekolah dasar
sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas- tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan
kognitif seperti membaca, menulis, dan menghitung. Periode ini ditandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan baru, yaitu
mengklasifikasikan mengelompokkan, menyusun, atau mengasosiasikan menghubungkan atau menghitung angka-angka atau bilangan,
kemampuan yang berkaitan dengan perhitungan angka, seperti menambah, mengurangi, mengalikan, dan membagi. Di samping itu, pada
akhir masa ini anak sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah problem solving yang sederhana.
Berdasarkan tugas perkembangan siswa sekolah dasar yang telah diuraikan di atas, dapat di lihat bahwa tahap sekolah dasar merupakan
52
tahap penting yang membutuhkan arahan dan bimbingan supaya dapat berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya.
2. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Kelas VI
Siswa kelas 6 SD termasuk dalam masa kanak-kanak akhir. Desmita 2012: 35 menyebutkan karakteristik anak SD yaitu senang bermain,
senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Selanjutnya Syaiful Bahri
Djamarah 2002: 91 menyebutkan sifat khas anak-anak kelas tinggi sekolah dasar sebagai berikut: a Adanya minat terhadap kehidupan
praktis sehari-hari yang konkret, hal ini menumbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis;
b Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar; c Menjelang masa akhir ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus; d Sampai
kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya; dan e Anak-anak pada masa ini gemar membentuk
kelompok sebaya, biasanya untuk bermain bersama-sama. Tidak jauh berbeda, Rita Eka Izzaty 2008: 116 menyebutkan ciri-
ciri khas anak masa kelas-kelas tinggi 4-6 Sekolah Dasar adalah: a Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari; b Ingin tahu,
ingin belajar dan realistis; c Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus; d Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai
prestasi belajarnya di sekolah; dan e Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, mereka
membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.