92
C. PEMBAHASAN
1. Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan SATPAM di Garda Total
Security a.
Perencanaan Program Pendidikan dan Pelatihan SATPAM Satuan Pengamanan
Dalam tahap perencanaan terdiri atas perencanaan kurikulum, perencanaan peserta didik, perencanaan pendidik dan tenaga kependidikan, perencanaan
keuangan, dan perencanaan sarana dan prasarana. Karena untuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan memerlukan perencanaan yang matang.
Pendidikan upaya manusia untuk mengubah dirinya ataupun orang lain selama ia masih hidup. Pendidikan menurut John Dewey dalam Dwi Siswoyo
2011:54 pendidikan adalah rekonstruksi atau reorganisasi pengalaman yang menambah pengalaman, dan yang menambah kemampuan untuk mengarah pada
pengalaman yang selanjutnya. Pendidikan merupakan proses berkelanjutan, dimulai dari bayi hingga dewasa dan berlanjut sampai mati.
“Pendidikan non formal yaitu proses belajar yang terjai secara terorganisir diluar sistem persekolahan atau pendidikan formal, baik dilaksanakan terpisah
maupun merupakan bagian penting dari suatu kegiatan yang lebih besar untuk melayani sasaran didik tertentu dan belajarnya tertentu pula Marzuki 2012:137.
Pendidikan non formal berfungsi untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguatan pengetahuan dan keterampilan fungsional
serta pengembangan sikap yang meliputi pendidikan kecakapan hidup serta
93
pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja. Pendidikan luar sekolah sebagai salah satu bentuk pendidikan yang menekankan pada adanya sisi praktis pendidikan yang
inspiratif-pragmatis, salah satunya yaitu adanya kurikulum yang menekankan pada penyelenggaraan diklat. Diklat sebagai salah satu faktor yang mendukung
keberhasilan dalam meningkatkan kualitas manusia menjadi lebih aktif dan kreatif. BUJP Garda Total Security GTS merupakan lembaga jasa pengamanan
bertugas mengadakan Pendidikan dan pelatihan SATPAM satuan pengamanan. Diklat merupakan salah satu bentuk pendidikan non formal yang berfokus pada
pengembangan life skill bagi SATPAM yang belum bersertifikasi maupun calon SATPAM yang belum memiliki tempat kerja. Oleh karena itu BUJP Garda Total
Security GTS akan terus berpartisipasi dalam peyelenggaraan diklat SATPAM. Dalam hal perencanaan kurikulum yang dilakukan oleh Garda Total Security
sudah sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh Notoatmodjo 2011:56 yang menyatakan bahwa tahap ketiga dalam melakukan perencanaan adalah melakukan
pengembangan kurikulum. Beliau menyatakan bahwa: Dari tujuan-tujuan diklat yang telah dirumuskan tadi akan dapat
diketahui kemampuan-kemampuan apa yang harus diberikan dalam pelatihan. Maka selanjutnya di identifikasi materi-materi atau bahan-
bahan pelajaran yang akan diberikan dalam pelatihan. Dengan kata lain
materi-materi apa yang dapat
mengembangkan atau meningkatkan kemampuan para peserta diklat. Selanjutnya
dilakukan identifikasi waktu yang diperlukan untuk tiap-tiap materi atau topiksub topik yang lebih terinci. Setelah itu di tentukan
metoda belajar mengajar yang bagaimana yang akan digunakan, serta alat bantu belajar mengajar yang diperlukan dalam pelatihan
tersebut. Proses ini disebut pengembangan kurikulum curiculum development.
94
Dalam melakukan pengembangan kurikulum Garda Total Security melihat dari pelaksanaan yang sebelumnya. Pengembangan kurikulum bertujuan untuk
menghasilkan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan yang akan datang supaya menjadi lebih baik.
Perencanaan peserta didik dilakukan dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut, seperti yang telah disampaikan oleh Sudjana dalam Mustofa Kamil
2011:17 mengembangkan sepuluh langkah pengelolaan pelatihan sebagai berikut: 1
Rekrutmen peserta pelatihan 2
Identifikasi kebutuhan belajar, sumber belajar dan kemungkinan hambatan
3 Menentukan dan merumuskan tujuan pelatihan
4 Menyusun alat evaluasi awal dan evaluasi akhir
5 Menyusun urutan kegiatan pelatihan
6 Pelatihan untuk pelatih
7 Melaksanakan evaluasi bagi peserta
8 Mengimplementasikan pelatihan
9 Evaluasi akhir
10 Evaluasi program pelatihan
Pernyataan tersebut senada dengan yang dilakukan oleh BUJP Garda Total Security GTS, dalam rangka menciptakan tenaga pengamanan yang berkompeten
dalam bidangnya BUJP Garda Total Security GTS sebelum melakukan penyelenggaraan diklat adalah melakukan perencanaan program pendidikan dan
pelatihan terlebih dahulu. Dalam melakukan perencanaan terdapat persiapan-persiapan yang harus
dilakukan, mulai dari rapat rutin sebelum pelaksanaan diklat, mensosialisasikan program diklat dengan menyebarkan brosur, menyiarkan di radio, membuat
pengumuman di media cetak serta melakukan penawaran kerjasama di perusahaan- perusahaan atau instansi terkait. Selain itu persiapan yang dilakukan sebelum
95
pelaksanaan adalah koordinasi dengan POLRES setempat, supaya pelaksanaan berjalan dengan lancar. Namun pelatihan yang ditujukan untuk pelatih, peneliti tidak
menemukan data yang berkenaan dengan hal tersebut. Selain itu perencanaan keuangan sangat penting dilakukan dalam hal ini
Garda Total Security melakukan perencanaan keuangan sebelum pelaksanaan diklat dimulai. Pembuatan RAB rencana anggaran belanja yang dilakukan oleh bagian
keuangan merupakan proses persiapan atau perencanaan, setelah RAB selesai dibuat, selanjutnya diajukan kepada kepala divisi, apabila telah disetujui oleh kepala divisi
RAB akan diajukan kepada komisaris, setelah disetujui oleh komisaris maka akan direalisasikan untuk keberlangsungan diklat.
Sasaran program diklat SATPAM Gada Pratama ditujukan kepada SATPAM yang sudah bekerja namun belum memiliki sertifikat atau ijazah Gada Pratama dan
masyarakat umum yang berminat dalam mengikuti pelatihan, dengan kriteria pria tau wanita usia minimal 18 tahun maksimal 35 tahun, pendiidkan minimal SLTA
sederajat, tinggi badan minimal 155 cm wanita dan 165cm pria sehat jasmani dan rohani. Dari hasil identifikasi kebutuhan dan survei yang dilakukan ternyata banyak
masyarakat dari berbagai kalangan dan berbagai daerah banyak yang tertarik dengan program ini, dengan alasan karena langsung penempatan kerja setelah mengikuti
diklat. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti mendapatkan informasi
bahwa jumlah peserta yang mengikuti pendidikan selama 3 periode ini berjumlah 384 dengan rincian, 100 peserta pada angkatan III purworejo, 104 peserta pada
ngkatan XXIV klaten, dan 180 pada angkatan IV purworejo.
96
b. Pelaksanaan Program Pendidikan dan Pelatihan SATPAM Satuan
Pengamanan
Pelaksanaan program merupakan tahap untuk dapat mengetahui tercapai atau tidaknya program yang telah direncanakan sebelumnya. Menurut Sudjana
dalam Mustofa Kamil 2011:17 mengembangkan sepuluh langkah pengelolaan pelatihan sebagai berikut:
1 Rekrutmen peserta pelatihan
2 Identifikasi kebutuhan belajar, sumber belajar dan kemungkinan
hambatan 3
Menentukan dan merumuskan tujuan pelatihan 4
Menyusun alat evaluasi awal dan evaluasi akhir 5
Menyusun urutan kegiatan pelatihan 6
Pelatihan untuk pelatih 7
Melaksanakan evaluasi bagi peserta 8
Mengimplementasikan pelatihan 9
Evaluasi akhir 10
Evaluasi program pelatihan Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti,
tempat pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan SATPAM dilakukan di pusat pendidikan dan pelatihan Klaten, Jalan raya Jogja-Solo KM 4 Jogonalan Klaten,
Jateng, Kemudian pada pendidikan dan pelatihan di Purworejo dilaksanakan di asrama vanlar satlantas purworejo. Kegiatan ini dilakukan selambat-lambatnya dua
bulan sekali. Peserta didik dan pendidik atau instruktur merupakan nyawa dari pendidikan
dan pelatihan, sebagai sumber daya penunjang keberlangsungan pelaksanaan program, maka dari itu keduanya harus saling bersinergi. Tidak hanya pendidik dan
peserta didik saja, hal lain yang perlu diperhatikan adalah, materi diklat, metode diklat, strategi diklat, sarana dan prasarana diklat, waktu pelaksanaan diklat, serta
97
fasilitas pendukung lainnya yang berkaitan satu sama lain. Seperti yang telah disampaikan oleh Suryosubroto 2004:126 menyebutkan dalam tahap pelaksanaan
meliputi hal-hal berikut: 1
Pembukaan Pembukaan dapat dilakukan secara seremonial artinya pembukaan
mengikuti ketentuan-ketentuan protokoler yang telah digariskan oleh Departemen yang bersangkutan.
2 Penjelasan
Penjelasan program diklat antara lain mencakup tujuan, kurikulum, sistem penilaian, masalah kelulusan dan segi-segi administratif
dilakukan oleh panitia penyelenggara.
3 Pembentukan kelompok peserta
Pembentukan kelompok dimaksudkan untuk membangkitkan semangat kebersamaan dan kerjasama antar peserta.
4 Pelaksanaan perkuliahan
Dalam pelaksanaan perkuliahan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu pengaturan jadwal, kondisi ruang belajar dan
pengaturan bentuk formasi kursi tempat duduk peserta diklat.
5 Pembagian tugas-tugas peserta
Bentuk-bentuk tugas yang diberikan kepada peserta diklat meiputi: menulis kertas kerja, diskusi seminar, praktek kerja lapangan, dan menyusun laporan baik
perorangan maupun kelompok. Teori tesebut sesuai dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan SATPAM dalam pelaksanaan pendidikan terdapat pembukaan,
penjelasan, pembentukan kelompok peserta, pelaksanaan pembelajaran, serta pembagian tugas. Hal tersebut diaplikasikan dalam materi pengaturan, penjagaan,
pengwalan dan patroli. Pembelajaran dilakukan dengan cara ilustrasi dam kelompok. Selain hal di atas prinsip prinsip yang dikemukakan oleh Mustofa Kamil
2011:11 yaitu : 1
Sumber Daya Manusia SDM a
Penyelenggaraan pelatihan b
Tenaga pengajar fasilitator widyaiswara c
Peserta pelatihan 2
Kurikulum
98
3 Metode pembelajaran
4 Waktu pelaksanaan
5 Pelaksanaan praktik kerja lapangan orientasi lapangan
c. Evaluasi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan SATPAM
Berdasarkan pada teori, pendidikan dan pelatihan memiliki tahap-tahap yang harus dilakukan supaya menghasilkan suatu pendidikan dan pelatihan yang
memiliki mutu baik. Menurut Risdiyati 2012 menyebutkan bahwasannya
dalam pelaksanaan diklat meliputi :
a. Pembukaan dan penutupan
b. Pelaksanaan proses pembelajaran
c. Evaluasi pembelajaran
d. Kegiatan administrasi diklat
Evaluasi yang dilakukan oleh GTS terhadap peserta didik adalah evaluasi berupa sejauh mana materi pembelajaran yang diterima oleh peserta
didik. seperti yang dipaparkan oleh Notoatmodjo 2011:24 bahwasanya dalam evaluasi mencakup hal-hal berikut :
1 Evaluasi terhadap proses, yang meliputi:
a Organisasi penyelenggaraan pelatihan, misalnya : administrasi,
konsumsinya, ruangannya, para petugasnya. b
Penyampaian materi pelatihan, misalnya: relevansinya, ke dalamannya, pengajarnya.
2 Evaluasi terhadap hasilnya yang mencakup evaluasi sejauh mana materi
yang diberikan itu dapat dikuasai atau diserap oleh peserta diklat. Lebih jauh lagi apakah ada peningkatan kemampuan atau keterampilan
pengetahuan, sikap dan para peserta pelatihan. Cara melakukan evaluasi ini dapat secara formal dalam arti dengan mengedarkan kuesioner yang
harus diisi oleh para peserta pelatihan. Tetapi juga dapat dilakukan secara informal, yakni melalui diskusi antara peserta dengan penyelenggara
pelatihan.
Garda Total Security melakukan evaluasi terhadap proses dengan cara melakukan meeting setelah selesai pembagian ijazah. Pembahasan meliputi
semua kekurangan selama proses pelaksanaanserta upaya yang akan dilakukan
99
untuk diklat selanjutnya. Sedangkan evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar materi yang diterima oleh peserta didik adalah dengan cara
memberikan tes tertulis untuk peserta dan melakukan tes praktik untuk mengetahui kemampuan skill yang dimiliki oleh peserta didik.
2. Output dari pendidikan dan pelatihan SATPAM bagi peserta didik yang