86
“mbak Yul mengatakan bahwa dia baru pertama kali mengikuti pelatihan semi militer, sebelumnya mbak Yul lulusan smk busana,
setelah lulus ia bingung kemudian mencari informasi di facebook, mengenai diklat SATPAM. akhirnya ia mencoba, ia menyampaikan
bahwa di tempat diklat ia banyak belajar tepat waktu, peduli sesama, salin itu ia sekarang bisa bela diri, tindakan pemadam kebakaran,
banyak sekali ilmu yang sudah didapatkan. Kebetulan mbak Yula ini langsung mendapatkan panggilan kerja, disalurkan langsung sama
pihak GTS
.” Berdasarkan hasil wawancara di atas keluaran yang diharapkan oleh GTS,
sudah terpenuhi, mulai dari sikap disiplin, jiwa korsa harus dimili oleh alumni diklat. Dilihat dari alumni yang sudah lulus, semua materi yang tertera dalam kurikulum
dilakukan sesuai jadwal yang sudah disusun. Siswa dibekali dengan pengetahuan mengenai etika profesi, tupoksi SATPAM, kemampuan kepolisian terbatas, bela diri
POLRI, pengenalan bahan peledak, barang berharga, pengenalan narkoba, penggunaan tongkat POLRI dan borgol, PBB. Dan masih banyak lagi.
3. Upaya GTS dalam menyalurkan lulusan ke lapangan pekerjaan
Dunia pendidikan dan dunia kerja sangat berkaitan erat. Pendidikan berfungsi untuk menunjang pendidikan, begitupula pekerjaan merupakan kebutuhan setiap
manusia setelah melakukan pendidikan. Persaingan dalam dunia kerja semakin hari semakin ketat, terbukanya bursa kerja yang sangat luas, kebutuhan tenaga kerja yang
Multi skill , profesional, disiplin merupakan kebutuhan dunia kerja. Menanggapi hal tersebut, Garda Total Security selaku penyelenggara
pendidikan dan pelatihan memberikan fasilitas bagi alumni yang ingin mengikuti program penempatan kerja dari GTS. Bagi yang memenuhi kualifikasi akan langsung
ditempatkan kerja. Senada dengan pernyataan di atas bapak “SR” selaku kepala
divisi diklat menyampaikan bahwa:
87
“tidak sedikit alumni dari GTS yang langsung mendapatkan kerja, karena GTS memfasilitasi penempatan kerja, masalah mereka mau mengambil
tawaran atau tidak itu pilihan mereka. Namun mereka harus mengikuti peraturan dari GTS. Tentunya alumni harus lolos kualifikasi yang diinginkan
oleh mitra kerja. Jadi setiap ada diklat sebelum selesai team GTS sudah melakukan pengamatan dalam rangka seleksi fisik dan pengetahuan,
memungkinkan kedisiplinan. Tidak sebatas itu saja, semisal ada alumni yang sudah lama keluar dari diklat dan ternyata belum memiliki pekerjaan, GTS
juga memberikan fasilitas kepada alumni dapat menitipkan berkas lamaran kerja, yang nanti apabila ada lowongan kerja akan di
panggil.” Senada dengan yang disampaikan oleh ibu “IW” menjelaskan bahwa:
“berbicara mengenai penempatan kerja GTS memang memfasilitasi untuk itu, namun hal tersebut kembali lagi kepada siswa, kalau mereka mau mengambil
dan siap ditempatkan dimanapun mereka langsung kerja, namun jika tidak mau, mereka biasanya mencari sendiri. Karena GTS memang memiliki
banyak sekali mitra untuk penempatan kerja. Selain itu banyak perusahaan di bidang outsorching yang datang kepada GTS untuk mencari tenaga
pengaman, contohnya seperti, ISS yang dari Semarang PT Gatra. Dalam melakukan kerja sama tentunya melakukan penawaran dulu sampai GTS
melakukan MOU” Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
melakukan penempatan kerja pihak GTS melakukan penawaran, yang mana di dalamnyan terdapat perjanjian dan tawaran yang akan didapatkan oleh mitra kerja.
Telah keduanya sepakat barulah melakukan MOU. Penempatan kerja selalu ditawarka kepada siswa, tentunya akan diberikan kualifikasi yang dibutuhkan oleh
perusahaan yang meminta, namun dengan catatan alumni harus siap ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu GTS juga memfasilitasi bagi alumni yang
sudah lama belum mendapatkan pekrjaan untuk dapat menitipkan berkas lamaran kerja ke kantor pusat atau kantor cabang.
88
4. Faktor Penghambat dan Pendukung