30 anggaran, namun permasalahan yang muncul adalah permintaan. Oleh karena itu,
model yang dibuat adalah maksimisasi keuntungan. Keuntungan tersebut diperoleh dari pengurangan hasil penjualan tanaman hias dengan biaya
produksinya. Perumusan fungsi tujuan dilakukan dengan maksud untuk mengetahui tingkat produksi dan kombinasi optimal yang akan menghasilkan
keuntungan maksimum. Koefisien fungsi tujuan pada model linier interger ini merupakan keuntungan dari penjualan setiap jenis tanaman hias per unit yang
dihasilkan oleh PT Godongijo Asri. Adapun model fungsi tujuan pada penelitian ini adalah :
Maksimumkan :
Dimana, Z : Keuntungan total yang diterima oleh PT Godongijo Asri dari hasil
optimalisasi dengan penggunaan input-input produksi tanaman hias untuk VEGA selama satu periode analisis Rupiah.
C
j
: Koefisien keuntungan per unit produksi tanaman hias untuk VEGA jenis ke-j Rupiah
X
j
: Jumlah tanaman hias untuk VEGA yang diproduksi setiap jenis Unit
4.4.3 Menentukan Fungsi Kendala
Pada kegiatan produksi tanaman hias untuk VEGA PT Godongijo Asri dihadapkan pada beberapa kendala antara lain kendala sumberdaya yang dimiliki,
seperti lahan, indukan, tenaga kerja, pupuk, pestisida, tray, dan media tanam. Selain itu juga terdapat kendala permintaan sebagai pembatas produksi.
a. Kendala Lahan Mistrom
Dimana :
a
j
: Koefisien penggunaan lahan mistroom per unit tanaman hias jenis ke-j selama periode analisis m²unit
A : Jumlah ketersediaan lahan mistroom selama periode analisis m²
31 b. Kendala Lahan Greenhouse
Dimana :
b
j
: Koefisien penggunaan lahan greenhouse per unit tanaman hias jenis ke-j selama periode analisis m²unit
B : Jumlah ketersediaan lahan greenhouse selama periode analisis m² c. Kendala Indukan
Dimana : c
j
: Koefisien indukan per unit tanaman hias jenis ke-j selama periode analisis potunit
C
j
: Jumlah ketersediaan indukan tanaman hias jenis ke-j selama periode analisis pot
d. Kendala Sekam Bakar
Dimana : d
j
: Koefisien penggunaan sekam bakar per unit tanaman hias jenis ke-j selama periode analisis kgunit
F : Jumlah ketersediaan sekam bakar selama periode analisis kg
e. Kendala Rockwool
Dimana : e
j
: Koefisien penggunaan rockwool per unit tanaman hias jenis ke-j selama periode analisis lembarunit
E : Jumlah ketersediaan rockwool selama periode analisis lembar
32 f. Kendala Tray
Dimana : f
j
: Koefisien penggunaan tray per unit tanaman hias jenis ke-j selama periode analisis buahunit
F : Jumlah ketersediaan tray selama periode analisis buah g. Kendala Pupuk Perangsang Akar
Dimana : g
j
: Koefisien penggunaan pupuk perangsang akar per unit tanaman hias jenis ke-j selama periode analisis mlunit
G : Jumlah ketersediaan pupuk perangsang akar selama periode analisis ml
h. Kendala Pupuk Perangsang Daun
Dimana : h
j
: Koefisien penggunaan pupuk perangsang daun per unit tanaman hias jenis ke-j selama periode analisis gramunit
H : Jumlah ketersediaan pupuk perangsang daun selama periode analisis gram
i. Kendala Fungisida
Dimana : e
j
: Koefisien penggunaan fungisida per unit tanaman hias jenis ke-j selama periode analisis mlunit
E : Jumlah ketersediaan fungisida selama periode analisis ml
33 j. Kendala Insektisida
Dimana : j
j
: Koefisien penggunaan insektisida per unit tanaman hias jenis ke-j selama periode analisis mlunit
J : Jumlah ketersediaan insektisida selama periode analisis ml
k. Kendala Bakterisida
Dimana : k
j
: Koefisien penggunaan bakterisida per unit tanaman hias jenis ke-j selama periode analisis gramunit
K : Jumlah ketersediaan bakterisida selama periode analisis gram
l. Kendala Tenaga Kerja
Dimana :
l
j
: Koefisien penggunaan jam tenaga kerja per unit tanaman hias jenis ke-j selama periode analisis jamunit
L : Potensi atau ketersediaan jam tenaga kerja selama periode analisis
Jam m. Kendala permintaan
Dimana : : Jumlah produksi untuk setiap jenis tanaman hias ke-j selama periode
analisis unit : Jumlah permintaan untuk setiap jenis tanaman hias ke-j unit
34
4.5 Metode Analisis 4.5.1 Analisis Primal