Latar Belakang Optimalisasi Produksi Tanaman Hias untuk VEGA pada PT Godongijo Asri, Sawangan, Depok, Provinsi Jawa Barat.

1 I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan sumberdaya hayati yang beraneka ragam. Hal tersebut dikarenakan letak geografis Indonesia yang berada pada garis katulistiwa tepatnya 6º LU ± 11º LS dan 95º BT - 141º BT. Keanekaragaman tersebut menjadi peluang yang sangat besar bagi pengembangan bisnis di sektor pertanian. Potensi sumberdaya manusia yang melimpah, ketersediaan teknologi dan pasar Indonesia juga turut mendukung pengembangan usaha di sektor pertanian tersebut. Adapun salah satu subsektor dalam pertanian yang dapat dikembangkan adalah holtikultura yang meliputi tanaman sayuran, buah-buahan, tanaman hias florikultura dan tanaman obat-obatan biofarmaka. Pengembangan usaha di bidang hortikultura dapat menjadi sumber pangan dan gizi melalui komoditas sayuran dan buah-buahan, sumber estetika melalui tanaman hias, sumber bahan baku industri obat-obatan dan kosmetika yang berasal dari tanaman biofarmaka, dan sumber pendapatan bagi rumah tangga yang melakukan kegiatan produksi di bidang hortikultura. Bahkan secara nasional komoditas hortikultura mampu memberikan sumbangan Produk Domestik Bruto PDB yang cukup besar. Sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2008, kontribusi subsektor holtikultura terhadap PDB Indonesia terus mengalami peningkatan. Hal tersebut menunjukan bahwa subsektor holtikultura merupakan subsektor yang mempunyai prospek baik untuk mendorong perekonomian Indonesia di masa yang akan datang, sehingga layak untuk dikembangkan. Perolehan Nilai Produk Domestik Bruto PDB pada beberapa tahun terakhir tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1. Tanaman hias merupakan subsektor hortikultura yang berbeda dengan subsektor hortikultura lainnya. Hal tersebut dikarenakan tanaman hias merupakan tanaman nonpangan yang pemanfaatannya ditujukan untuk kebutuhan estetika. Tanaman tersebut berbeda dengan tanaman yang pemanfaatannya ditujukan untuk konsumsi seperti halnya sayuran, buah-buahan, dan tanaman obat. Kendati demikian, tanaman hias juga dapat turut mendorong perekonomian negara melalui sumbangan terhadap PDB seperti yang terlihat pada Lampiran 1. Beberapa 2 negara yang ikut serta dalam bisnis tanaman hias mampu mendorong perekonomiannya melalui devisa ekspor tanaman hias. Misalnya pada tahun 2008 Costarica, Kolombia, dan Indon esia memperoleh devisa dari tanaman hias masing-masing mencapai 400 juta dolar AS, satu miliar dolar AS, lima belas juta dolar AS pertahun dari total perdagangan internasional yang mencapai 90 miliar dolar AS pertahun 1 . Saat ini bisnis tanaman hias terbuka lebar untuk pasar dunia maupun domestik bagi Indonesia. Pada beberapa tahun , ekspor tanaman hias Indonesia ke beberapa negara tujuan mengalami peningkatan yang cukup signifikan, baik dari volume maupun nilainya. Pasar ekspor tanaman hias Indonesia terbesar adalah negara Jepang, diikuti Korea,Belanda, Amerika Serikat dan Singapura. Salah satu contoh peluang pasar dunia dapat terlihat dari adanya kelebihan permintaan dari Negara Belanda sebesar dua belas kontainer pertahun 2 . Selain itu, untuk pasar domestik peluang bisnis tanaman hias juga menunjukan hal yang sama. Hal tersebut dikarenakan berkembangnya kesadaran masyarakat terhadap nilai estetika dan kesehatan lingkungan sehingga mendorong minat terhadap pemanfaatan tanaman hias. Tanaman hias banyak dimanfaatkan untuk memperindah lingkungan sekitar baik di dalam ruangan indoor maupun di luar ruangan outdoor. Sebagai penghias dalam ruangan, tanaman hias dapat diletakan dalam pot yang ditempatkan di meja ataupun areal rumah, perkantoran, hotel, restoran atau apartemen. Sedangkan pemanfaatan di luar ruangan dapat dijadikan sebagai tanaman pelindung, penghias taman, centre point, bedengan dan penutup tanah. Selain itu, tanaman hias juga dapat berperan dalam kesehatan lingkungan yaitu sebagai penyaring udara baik di dalam maupun di luar ruangan. Tanaman hias juga dapat dimanfaatkan untuk dekorasi dalam acara perkawinan dan perayaan hari besar sehingga dapat menambah keindahan. Tanaman hias dapat ditanam pada areal yang sempit bahkan dapat dimanfaatkan pada lahan vertikal melalui konsep taman tegak. 1 Sinar Tani. 2011. Memetik Dolar dari Tanaman Hias. http:www.sinartani.com. Diakses pada tanggal 18 April 2011 2 Loc.cit 3 Semakin berkembangnya pemanfaatan tanaman hias dan besarnya peluang pasar menjadi pemacu para produsen tanaman hias untuk meningkatkan produksinya. Hal tersebut terlihat dari beberapa produksi tanaman hias Indonesia yang cenderung mengalami peningkatan pada Tabel 1. Tabel 1. Produksi Tanaman Hias di Indonesia Periode 2003 ± 2009 TAHUN Sedap Malam Melati Palem Dracaena Anyelir Gerbera Tangkai Kg Pohon Pohon Tangkai Tangkai 2003 16.139.563 15.740.955 668.154 2.553.020 2.391.113 3.071.903 2004 33.226.112 21.622.699 445.126 1.778.582 2.196.377 2.349.399 2005 32.611.284 22.552.537 751.505 1.131.621 2.216.123 4.065.057 2006 30.373.679 24.795.995 986.340 905.039 1.781.046 4.874.098 2007 21.687.493 15.775.751 1.171.768 2.041.962 1.901.509 4.931.441 2008 25.180.043 20.357.698 1.094.096 1.845.490 2.995.153 4.103.560 2009 51.047.807 28.307.326 1.260.408 2.262.505 5.320.824 5.185.586 Sumber : Badan Pusat Statistik 2009 Pada Tabel 1, terlihat bahwa produksi tanaman hias di Indonesia mengalami fluktuasi namun cenderung mengalami peningkatan. Hal tersebut terlihat dari produksi tanaman hias antara lain sedap malam, melati, palem, anyelir, Gerbera, dan Dracaena. Peningkatan produksi terbesar terjadi tahun 2007 pada tanaman Dracaena yaitu sebesar 125,62 persen. Pada tahun 2008 produksinya sempat mengalami penurunan sebesar 8,72 persen, namun kembali mengalami peningkatan pada tahun 2009 sebesar 22,6 persen. Pada tahun 2011, jumlah produksi tanaman hias juga ditargetkan mengalami peningkatan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura. Untuk tanaman bunga atau daun potong ditargetkan produksi sebesar 270.770.892 tangkai dengan laju pertumbuhan 9,15 persen dan untuk tanaman pot dan lanskap ditargetkan produksi sebesar 12.809.235 pohon dengan laju pertumbuhan 5,14 persen. Sementara itu, untuk tanaman bunga tabur ditargetkan produksi sebesar 27.364.964 kg dengan laju pertumbuhan 9,59 persen 3 . 3 Direktorat Jenderal Hortikultura. 2010. Pedoman Umum Pelaksanaan Pengembangan Hortukultura Tahun 2011. Jakarta. Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Hortikultura. Hlm 9. 4 Jenis tanaman hias yang diproduksi di Indonesia terdiri dari berbagai macam jenis yang disesuaikan dengan kondisi alam masing ± masing daerah di Indonesia. Adapun salah satu daerah di Indonesia yang menjadi sentra tanaman hias adalah Jawa Barat Dithias 2009. Provinsi Jawa Barat sendiri memiliki beberapa sentra tanaman hias yang meliputi Bandung, Cianjur, Sukabumi, Karawang, Bekasi, Garut, Depok, dan Bogor. Masing ± masing daerah tersebut memiliki komoditas unggulan yang berbeda ± beda mulai dari tanaman hias bunga potong, tanaman hias daun potong, dan tanaman hias dalam pot yang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jenis Tanaman Hias Menurut Sentra Tanaman Hias di Jawa Barat KABUPATENKOTA JENIS TANAMAN HIAS Kab. Bandung Mawar, Anggrek, Kaktus, Krisan, Gladiol, Anthurium, Palem, Bougenville, Heliconia, Gerbera Cianjur Mawar, Sedap malam, Kaktus, Anggrek, Krisan, Gladiol. Gerbera, Dracaena, Zingeberase, Aspharagus Sukabumi Mawar, Melati, Sedap malam, Kaktus, Helioconia, Cicas, Pakis Bogor Anggrek, Mawar, Melati, Krisan, Zingiberaceae, Heliconia, Pakis, Adenium, Ficus, Aglaonema, Euphorbia. Karawang dan Kab.Bekasi Cemara, Palem, Melati, Zingiberaceae, Anggrek, Adenium, Aglaonema, Dracaena Garut Anggrek, Palem, Melati, Kaktus, Krisan, Gladiol, Anthurium, Dracaena, Cordiline Depok Anggrek, Bougenville, Cemara, Palem, Dracaena, Cordeline, Aglaonema, Adenium, Anthurium Sumber : Direktorat Budidaya Tanaman Hias 2009 Berdasarkan Tabel 2, maka dapat terlihat bahwa kota Depok merupakan salah satu daerah sentra tanaman hias di Jawa Barat yang memiliki jenis tanaman yang bervariasi. Hal tersebut dikarenakan keadaan geografis Kota Depok yang didukung dengan iklim tropis, perbedaan curah hujan yang cukup kecil dan dipengaruhi oleh iklim musim. Adapun jumlah curah hujannya mencapai 2684 mtahun, bentang alamnya merupakan daerah dataran rendah sampai perbukitan bergelombang lemah dengan elevasi antara 50 ± 140 meter di atas permukaan laut dan kemiringan lerengnya kurang dari 15 persen. Temperatur udara mencapai 24,3º-33º Celsius dengan kelembaban rata-rata sekitar 25 persen, penguapan rata- 5 rata sebesar 3,9 mmth, kecepatan angin rata-rata sebesar 14,5 knot, dan penyinaran matahari rata-rata sebesar 49,8 persen. Keadaan geografis tersebut sangat mendukung dalam pengembangan berbagai jenis tanaman hias di Depok. Selain itu, ketersediaan lahan pertanian yang cukup di kota Depok yang berjumlah seluas 932 hektar juga merupakan faktor pendukung keberhasilan produksi tanaman hias di kota Depok 4 . PT Godongijo Asri merupakan salah satu perusahaan tanaman hias yang berlokasi di Sawangan Depok, Jawa Barat. Perusahaan tersebut mengusahakan berbagai macam jenis tanaman hias. Sejak awal tahun 2010, PT Godongijo Asri mulai mengembangkan bisnis tanaman taman tegak atau vertical garden VEGA dan berusaha menjadi trendsetter di Indonesia. Vertical garden VEGA merupakan inovasi tanaman yang pertama kali dikenal di Babilonia pada tahun 600 SM. Daerah tersebut kemudian dikenal dengan sebutan Hanging Garden of Babylon dan dipercaya sebagai cikal bakal berkembangnya roof garden dan vertical garden. Walaupun cikal bakal berkembangnya VEGA berasal dari Babilonia, namun justru Negara Perancis yang menjadi pionir taman ini. Seorang ilmuwan asal Perancis yang bernama Patric Blanc mengenalkan konsep VEGA kepada masyarakat. Beliau terinspirasi oleh aneka tumbuhan lumut dan paku-pakuan yang hidup di bebatuan dan batang pohon di hutan hingga akhirnya Beliau mulai terpikir untuk membuat tiruan dari tanaman tersebut yaitu dengan teknik penanaman secara vertikal. Saat ini di Indonesia, konsep VEGA belum banyak dikenal dan dikembangkan. Banyak perumahan di Indonesia dengan lahan yang terbatas dan perkantoran yang berada di tengah kota dengan polusi udara yang menumpuk memerlukan keasrian dan keindahan. Selain itu, adanya peraturan pemerintah daerah Ibu kota DKI Jakarta yang mencanangkan Ruang Terbuka Hijau sebesar 30 persen di setiap bangunan atau wilayah untuk mengurangi polusi udara. Hal- hal tersebut menjadi pertimbangan PT Godongijo Asri dalam mengembangkan konsep VEGA dalam kegiatan bisnisnya. 4 Kota Depok. 2011. Kondisi Geografi. http:www.depok.go.id. Diakses pada tanggal 16 April 2011 [11:58:46 PM] 6

1.2 Perumusan Masalah