Kolagen Kolagen Untuk Skin Tissue Engineering

memungkinkan peningkatan sifat dari scaffold. Derajat deasetilasi DD kitosan, menunjukkan kelompok amina bebas yang ada dalam struktur kitosan, yang menjadi parameter utama yang merubah sifat fisikokimia seperti kelarutan, konformasi rantai dan sifat elektrostatik. Karena gugus kationik amina, kitosan menyediakan lingkungan yang sesuai untuk adhesi sel. Degradasi produk kitosan seperti sakarida dan glucosamines, yang sudah ada dalam metabolisme mamalia, dan senyawa ini dapat mengaktifkan makrophage yang memiliki reseptor untuk N-asetil-D-glukosamin dan mannose Muzzarelli, 2009; dan Jayakumar, et al., 2010. Harry, A, 2006, melaporkan bahwa pada kitosan yang dilakukan ikatan silang dengan glutaraldehide menunjukkan gel glutaraldehide kitosan berupa membran lapisan film tipis. Cross-linking scaffold berbasis kitosan merupakan metode yang efektif untuk memodifikasi tingkat biodegradasi dan untuk mengoptimalkan sifat mekanik Ma et al., 2003, Tsai et al., 2007. Oleh karena itu, pengolahan dengan metode kimia masih diperlukan pada hampir semua kasus. Penggunaan glutaraldehida, GA C 5 H 8 O 2 sebagai reagen ikat-silang bifungsional yang dapat menjadi penghubung dua gugus rantai amino polipeptida yang berdekatan, menjadi pilihan utama dalam teknik jaringan kulit, karena kelarutannya dalam air, efisiensi cross- linking yang tinggi dan biaya rendah. Selain itu glutaraldehid bersifat larut dalam air, alkohol dan benzene. Sebagai bahan ikat silang, desinfectan, penyamakan kulit dan penstabil bakteri dan virus Ma et al., 2003 . Gambar 2.4 Skematik kolagen cross-linked dengan glutaraldehid dalam kitosan

2.2.3 Kolagen

Ma, et al., 2003 Kolagen C 102 H 149 N 31 O 38 adalah salah satu protein yang menyusun tubuh manusia, keberadaannya adalah kurang lebih mencapai 30 dari seluruh protein yang terdapat di tubuh. Merupakan struktur organik pembangun tulang, gigi, sendi, otot, dan Universitas Sumatera Utara kulit. Serat kolagen memiliki daya tahan yang kuat terhadap tekanan. Kolagen memiliki struktur primer Glicin-X-Hidroxiprolin atau Glicin-Prolin-X. Rantai polipeptida-nya disintesa dalam ribosom yang ada di sekitar retikulum endoplasma. Sebagai struktur tertier-nya berupa triple helix, artinya tiga rantai polipeptid spiral left handed helix. Ketiga molekul helix-nya dihubungkan satu sama lain dengan ikatan hidrogen seperti pada α helix DNA. Kolagen biasanya di sintesa oleh sel fibroblast, secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Intrasellular, berada dalam organel ribosom di sekitar retikulum endoplasma dari ribosom. 2. Ekstrasellular, yang terjadi dalam intersellular atau ekstrasellular adalah eliminasi dari N- dan C-terminal. Kemudian eliminasi gugus N dari rantai molekul lisina secara oxidativ. Akibatnya grup aldehid dari kollagen monomer disatukan menjadi kolagen fibrillar. Kolagen saat ini telah ditemukan dan dibagi menjadi 28 kelas, yatu: • Kolagen fibrillar, yaitu kolagen tipe I, II, III, V, dan XI. • Kolagen yang membentuk jaringan, yaitu kolagen Tipe IV Lamina densa dari dasar membran Hemidesmosom, VIII dan X. • Kolagen yang fibrillar terasosiasi FACIT, yaitu kollagn tipe IX, XII, XIV, dan XXII. • Kolagen berbentuk rangkaian mutiara, yaitu kolagen tipe VI. • Verankerungsfibrillen, yaitu kolagen tipe VII. Kolagen dengan domain transmembran, yaitu kolagen tipe XIII, XVII, XXIII, dan XXV www.wikipedia.kolagen, 2013.

2.2.4 Kolagen Untuk Skin Tissue Engineering

Scaffold yang terbuat dari kolagen telah digunakan dalam berbagai aplikasi karena banyak kelebihannya, seperti efek hemostatik, antigenisitas rendah, dan sifat mekanik yang baik untuk digunakan dalam aplikasi rekayasa jaringan lunak. Selain itu, kolagen scaffold telah diteliti untuk menghasilkan sel dan pertumbuhan jaringan tambahan. Kolagen mengandung residu dasar, seperti lisin dan arginin, dan sisi spesifik adhesi sel seperti grup arginine-glycine-aspartat RGD. Kelompok RGD aktif menginduksi adhesi selular dengan mengikat reseptor integrin, dan interaksi ini memainkan peran penting dalam pertumbuhan sel, dan dalam diferensiasi dan regulasi keseluruhan fungsi sel. Kolagen dikenal sebagai material yang paling menjanjikan dalam aplikasi teknik jaringan Universitas Sumatera Utara dengan sifat biokompatibilitas dan biodegradasi yang sangat baik. Namun, biodegradasi yang cepat dan kekuatan mekanik yang rendah adalah masalah yang membatasi lebih lanjut menggunakan bahan ini. Untuk alasan ini, digunakan campuran dari biodegradabel polimer untuk menghasilkan scaffold Gaspar, et al., 2008. Distribusi, biosintesis dan struktur molekul kolagen pada semua jaringan ikat menjadikannya salah satu biomolekul yang paling banyak dipelajari dari matriks ekstraseluler ECM. Jenis protein berserat merupakan komponen utama dari kulit dan tulang dan mewakili sekitar 25 dari berat kering total mamalia. Kolagen dari jenis berbeda telah ditandai dan semua menampilkan struktur heliks tiga yang khas. Kolagen tipe I, II, III, V dan XI dikenal untuk membentuk serat kolagen. Molekul kolagen terdiri dari tiga rant ai α yang berkumpul bersama karena struktur molekul mereka. Setiap rantai α terdiri dari lebih dari seribu asam amino berdasarkan urutan -Gly-X-Y-. Kehadiran glisin sangat penting disetiap ketiga posisi asam amino untuk memungkinkan kemasan yang kuat dari tiga rantai α pada molekul tropocollagen dan posisi X dan Y adalah sebagian besar diisi oleh prolin dan 4-hydroxyproline Gaspar, et al., 2008. Ada sekitar dua puluh lima konformasi rantai α yang berbeda, masing-masing dihasilkan oleh gen mereka yang unik. Kombinasi rantai ini, di set tiga, berkumpul untuk membentuk dua puluh sembilan jenis kolagen yang dikenal saat ini. Meskipun banyak jenis kolagen telah dijelaskan, hanya beberapa jenis yang digunakan untuk menghasilkan biomaterial collagenbased. Kolagen tipe I saat ini merupakan standar emas dalam bidang jaringan-rekayasa. Fibroblast bertanggung jawab untuk sebagian besar produksi kolagen dalam jaringan ikat. Kolagen pro- α rantai mRNA disintesis dari dalam retikulum endoplasma kasar dan kemudian dipindahkan ke aparatus Golgi sel. Selama transfer ini, beberapa prolines dan lysines residu dihidroksilasi oleh enzim oxydase lysyl. Spesifik Lysines glikosilasi dan kemudian pro- rantai α merakit diri ke dalam prokolagen sebelum enkapsulasi dalam vesikel ekskretoris. Fibril kolagen pembentuk yang paling umum digunakan dalam produksi kolagen berbasis biomaterial. Kolagen tipe I hadir dalam fasciae, dermis dan tendon dan merupakan komponen utama dari jaringan parut. Dari 20 jenis kolagen, kolagen I, II, III, V dan XI berkumpul menjadi fibril. Kolagen membentuk jaringan lainnya, misalnya kolagen IV, komponen utama dari membran. Kolagen juga dapat membentuk transmembran protein, struktur manik-manik atau mengaitkan dengan fibril permukaan. Kolagen telah digunakan untuk beberapa waktu sebagai desain pengganti kulit, dan baru-baru ini telah digunakan untuk membuat model endothelialized, Universitas Sumatera Utara direkonstruksi dermis yang mempromosikan pembentukan kapiler manusia seperti jaringan secara spontan. Butler dan Orgill 2005, menggambarkan teknik jaringan yang menggabungkan autologus keratinosit terpilah dan, acellular kolagen-glikosaminoglikan matriks yang sangat berpori yang telah ditunjukkan dalam model babi untuk regenerasi dermis dan epidermis in vivo. Teknologi pengganti kulit tersebut merupakan aplikasi berguna bila dibuktikan secara klinis Gaspar, et al., 2008; dan Bareil, et al., 2010.

2.3 Sintesis Scaffold