Uji FTIR HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembuatan scaffold kitosan-kolagen dilakukan dengan menggunakan freeze-dryer. Alat ini sering digunakan dalam sintesis scaffold atau modifikasi scaffold karena pengurangan kadar air dari bahan terjadi tanpa merusak struktur tiga dimensinya. Scaffold kitosan-kolagen yang diperoleh berbentuk seperti film transparan, lunak apabila terkena air dan menjadi kaku apabila dikeringkan. Untuk mengetahui karakteristik scaffold kitosan-kolagen, dilakukan analisis gugus fungsi dengan menggunakan FTIR, morfologi scaffold dengan SEM, uji termal dengan TGA dan uji pertumbuhan sel diatas scaffold dengan mikroskop inverted.

4.1 Uji FTIR

Spektra FTIR gabungan scaffold dari kolagen murni, kitosan murni, kitosankolagen, dan kitosankolagenGA, ditunjukkan pada Gambar 4.1. Interaksi antara bahan-bahan penyusun scaffold dapat diketahui dengan uji FTIR. Informasi pengaruh struktur dapat diketahui dalam analisis FT-IR menggunakan Spektrum Perkin Elmer GX FT-IR sistem. Scaffold dengan ketebalan sekitar 10 µM digunakan dalam tes inframerah. FT-IR analisis didasarkan pada identifikasi penyerapan pita yang bersangkutan dengan vibrasi gugus fungsional yang ditunjukkan dalam makromolekul. 4000 3000 2000 1000 Int ens itas - Bilangan Gelombang cm -1 Kitosan Kolagen Kitosankolagen KitosankolagenGA Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Spektrum FT-IR scaffold kitosankolagen dengan komposisi campuran yang berbeda kitosankolagen: a 0100, b 1000, c 5050, dan d KitosankolagenGA Keempat spektrum menunjukkan bentuk hampir sama, dari gambar terjadi interaksi antara kitosan dan kolagen yang ditandai dengan bergesernya sejumlah puncak. Untuk spektrum murni kitosan, karakteristik pita absorpsi dari kitosan dapat dilihat pada enam puncak. Vibrasi gugus hidroksil amina bebas muncul masing-masing pada bilangan gelombang 3439 dan 3300 cm 2080. -1 , penyerapan pita pada bilangan gelombang 1655, 1560, dan 1381 cm -1 Dalam spektrum murni kolagen, dapat diamati karakteristik lima pita absorpsi pada bilangan gelombang 3439, 3324 1659, 1550, dan 1274 cm menunjukkan peregangan C=O, penurunan -NH2, dan peregangan C-O. Derajat deasetilasi DD kitosan, menunjukkan kelompok amina bebas yang ada dalam struktur kitosan, yang menjadi parameter utama yang merubah sifat fisikokimia seperti kelarutan, konformasi rantai dan sifat elektrostatik. Karena gugus kationik amina, kitosan menyediakan lingkungan yang sesuai untuk adhesi sel. -1 . Umumnya, Pita amida I pada bilangan gelombang 1659 cm -1 berasal dari vibrasi peregangan gugus C=O dan vibrasi menurun N-H. Pita amida II pada bilangan gelombang 1550 cm -1 timbul dari vibrasi lentur gugus N-H dan vibrasi peregangan C-N. Amida III mewakili kombinasi puncak antara deformasi N-H dan vibrasi peregangan C-N. Dua pita lainnya, yang timbul dari vibrasi peregangan gugus N-H bebas, medium dengan intensitas lemah, muncul pada bilangan gelombang 3324 cm -1 dan vibrasi gugus hidroksil, -OH, muncul pada bilangan gelombang 3440 cm -1 Spektrum kolagenkitosanGA pada berbagai komposisi pencampuran menunjukkan karakteristik puncak yang sama. Sebagai contoh, intensitas puncak amida I pada bilangan gelombang 1650 cm . -1 mulai menurun secara bertahap ketika meningkatnya proporsi kitosan. Di sisi lain, karakteristik puncak kitosan, seperti ikatan glikosidik, tampak lebih jelas ketika komposisi kitosan meningkat. Hasil uji FTIR terhadap scaffold kitosankolagenGA menunjukkan tidak ada pita tambahan yang teridentifikasi. Interaksi antara kitosan dan kolagen terjadi dengan pembentukan ikatan hidrogen. Gugus –OH, - NH 2 dan C=O dalam kolagen mampu membentuk ikatan hidrogen dengan –OH dan – NH 2 dalam kitosan.

4.2 Uji Mikrostruktur