Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi melanosit dan pengenalan alergen sel Langerhans.
b. Dermis Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai
“True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal
pada telapak kaki sekitar 3 mm. Dermis terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan papiler; tipis
mengandung jaringan ikat jarang dan lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.
Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.
Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis. Fungsi dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces
dan respon inflamasi. c. Subkutis
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar
dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk
regenerasi. Fungsi Subkutishipodermis: melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber
Boyce, 2001; dan Schul, et al
., 2000.
2.9 Karakterisasi Scaffolds
Desain scaffold dan pemilihan material untuk setiap aplikasi spesifik tergantung pada beberapa variabel, terdiri dari sifat fisik misalnya: mekanik, degradasi,
pembentukan gel, sifat transportasi massa misalnya difusi, dan sifat biologi misalnya adhesi sel dan sinyal.
2.9.1 Tes Swelling
Scaffold kolagenkitosan ditempatkan dalam air suling pada suhu kamar dan berat basah w scaffold ditentukan setelah inkubasi selama 24 jam. Rasio pembengkakan
scaffold didefinisikan sebagai rasio kenaikan berat scaffold w-wo, terhadap berat awal wo. Tiap pengukuran merupakan nilai rata-rata dari tiga pengukuran paralel Ma, 2003.
Sampel scaffold dipotong bundar dengan ketebalan awal To dan diameter Do.
Universitas Sumatera Utara
Sampel-sampel diinkubasi dalam phosphate buffered saline PBS, pH 7,4 pada suhu 37
o
C, film seluruhnya direndam. Ukuran scaffold dihitung satu jam untuk memperoleh swelling rate, tebal akhir Tt dan diameter akhir Dt. Tingkat swelling dihitung dengan
persamaan 2.1 di bawah ini:
Tingkat swelling = 100DtDo
2
TtTo ……………………… 2.1
Uji dilakukan masing-masing tiga kali Faikrua, 2009. Equilibrium swelling ratio Es dihitung dengan metode gravimetri konvensional.
Berat kering scaffold dihitung sebelum direndam dalam PBS 0,05M pH 7,4 pada suhu 37oC dan excess surface PBS dibersihkan dengan kertas absorbent. Berat basah Ws dari
scaffold dihitung setelah inkubasi selama 24 jam. Ratio swelling kesetimbangan dihitung sebagai kenaikan berat Ws-Wd dengan berat awal Wd dari sampel kering. tiap nilai
rata-rata dari tiga perhitungan paralel. Es dihitung menggunakan persamaan 2.2 berikut:
Es = Ws-WdWd ……………………… 2.2
dimana Ws dan Wd sebagai berat setelah mengembang dan berat kering Tangsadthakun, 2006.
2.9.2 Water uptake
Hydrophilicity adalah karakteristik penting dari biomaterial. untuk mendapatkan Hydrophilicity dari poros scaffold, bulk water absorption dari scaffold diperoleh dari
kemampuan hydrophilicnya. Untuk menghitung water uptake, scaffold direndam dalam PBS pada 37
o
C untuk memperoleh perubahan dalam water uptake terhadap waktu. enam sampel dihitung untuk tiap jenis scaffold. Persentase dari water uptake dihitung
menggunakan persamaan 2.3 berikut:
water uptake =W
wet
-W
dry
W
dry
x 100 ……………………… 2.3
Dimana W
dry
dan W
wet
adalah berat scaffold sebelum dan sesudah direndam dalam PBS Tsai, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.9.3 Density dan porosity