5. Digunakan mikroskop dengan perbesaran 10x-40x 6. Sel dihitung yang bright clear viable dan kebiruan non viable pada seluruh
ruangan 1mm
2
7. Dihitung jumlah sel viable dan non viable dengan rumus berikut: minimal, selesai dalam 5 menit setelah pencampuran trypan blue.
80 μLPBS + 10 μL trypan blue + 10 μL sel
………………… 3.2 A = rerata jumlah sel viable
B = rerata jumlah sel non-viable C = 5, faktor dilusi
10
4
AxCxD = Konsentrasi sel viable per mL = faktor koreksi.
BxCxD = Konsentrasi sel non viable Total jumlah sel viable = sel viable x vol
Total jumlah sel = jumlah sel viable + jumlah sel non viable Persentase viabilitas = jumlah sel viable x 100total jumlah sel.
Isolasi keratinosit menghasilkan jumlah sel berkisar 10
6
, kepadatan sel yang ditanam biasanya 20.000 selcm
2
.
f. Kultur sel fibroblast manusia pada scaffold kitosankolagen
1. Disiapkan dish 35mm, gunting, pinset, alkohol 70, dan larutan PBS.
2. Scaffold dipotong dengan ukuran 2cmx2cm dengan gunting steril.
3. Dilakukan sterilisasi scaffold kitosankolagen dengan mencuci dalam alkohol
70, diikuti dengan membilas dengan larutan PBS, diamkan hingga scaffold terendam ke dasar dish. Larutan PBS dibuang, dan diratakan permukaan scaffold
di atas dish, diinkubasi semalaman. 4.
Dipipet suspensi sel 50.000-10.000 sel diatas scaffold, 2 tetes, usahakan suspensi sel tidak turun dari permukaan scaffold, amati di bawah mikroskop dan foto.
5. Ditambahkan medium kultur 2 ml hingga scaffold terendam seluruhnya, inkubasi
dilanjutkan hingga hari ke-7. 6.
Pengamatan pertumbuhan sel diatas scaffold dilakukan pada hari 1-7. Setiap
Universitas Sumatera Utara
perubahan bentuk sel difoto dan dicatat.
I. Bagan Penelitian
1.1 Proses pengolahan scaffold kolagenkitosan yang di-cross-linked dengan GA
1.2 Kultur Sel larutan kolagenkitosan dalam 1 asam asetat,
dengan perbandingan berat divariasikan ww 10:0, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 3:7, 4:6, 2:8, 0:10
Larutan Biomakromolekul
Kolagen dalam asam asetat 0,5 bv
Larutan Biomakromolekul
Kitosan dalam asam asetat 0,5 bv
- larutan kitosan dituangkan ke dalam
suspensi kolagen dengan variasi perbandingan
berat dan diaduk, dihomogenisasi untuk
memperoleh blending kolagenkitosan.
dicrosslink dengan larutan
GA wv konsentrasi
0,25, 1,5 dari berat total
polimer
- Disentrifuse untuk menghilangkan bagian-
bagian yang tidak larut. - Gelembung air
dihilangkan. - Larutan diinjeksikan ke
dalam cetakan kaca 7x7 mm, tebal 5 mm
- Scaffold kemudian difreeze drying selama 48 jam, -
40
o
C, tekanan 105 torr. - Scaffold dilepaskan dari
cetakan perlahan - Setelah itu dicuci dengan
double distilled water setiap 10 menit sebanyak
5x. - Scaffold dikeringkan lagi
- Scaffold disimpan dalam tempat yang kedap udara,
siap untuk diuji.
Gambar 3.1 Bagan proses pengolahan scaffold kitosankolagen yang di-cross-linked dengan GA Scaffold kolagenkitosan
Blending homogen kolagenkitosan
Scaffold kolagenkitosan yang dicrosslink dengan GA
Uji Mikro struktur
SEM Uji
FTIR Cell culture
Scaffold kolagenkitosan yang dicrosslink dengan GA kering
Blending homogen kolagenkitosan dalam cetakan
Uji Termal TGA
Uji pertumbuhan
sel di atas scaffold
- Scaffold didiamkan pada suhu kamar, sampai
mengeras, selama 48 jam.
Universitas Sumatera Utara
a. Tahap Isolasi Sampel preputium manusia
Preputium yang masih mengandung lemak dan
pembuluh darah Preputium steril
- Potongan sampel kulit direndam dalam medium transport a MEM + antibiotik + gentamicyn, disimpan semalam pada 4
o
C sebelum dipergunakan, tidak lebih dari 24 jam.
- Sampel kulit dimasukkan ke ruang steril, dibersihkan terlebih dahulu dengan betadine 2 x 2 menit dan alkohol 2 x 2 menit.
-
Sampel kulit kemudian dibersihkan lagi pada laminar flow dengan HBSS 2 x pencucian.
-
Disiapkan peralatan: 2 pinset salah satu ujungnya bergigi, gunting, scapel pisau bedah, cawan petri, dan petridish 35 mm.
-
Dipipet HBSS sebanyak 2 mL ke dalam cawan, sampel kulit diletakkan dengan posisi dermis diatas dan epidermis dibawah.
-
Dipisahkan kulit dari lemak-lemak dan pembuluh darah yang menempel perlahan-lahan dengan pinset yang ada giginya
Larutan HBSS 2 mL
-
Dipisahkan kulit dari lemak-lemak dan pembuluh darah yang menempel perlahan-lahan dengan pinset yang ada giginya diujung
dan penjepit, hingga tinggal lapisan dermis yang agak kebiru- biruan, diusahkan tidak sampai sobek.
-
Sampel kulit dibalik, lapisan epidermis diatas, dipotong-potong memanjang, dengan ukuran 0,5 x 2 cm.
-
Potongan kulit dimasukkan ke dalam dish 35 mm, tiap cawan berisi 4-5 potong, dituang larutan dispase I enzim untuk
melepaskan bagian dermis dari epidermis 2 mL, yang telah diencerkan denagan PBS 2 mL, dibiarkan mengambang, bagian
epidermis jangan terendam.
-
Disimpan dalam freezer semalaman 4
o
C, 18-20 jam.
-
Disimpan di dalam inkubator 37
o
C, untuk diperiksa keesokan harinya.
Potongan dermis dan epidermis terpisah
dalam petridish baru
Potongan dermis dan epidermis hasil inkubasi
Suspensi Sel Larutan
dispase I 2 mL
-
Disiapkan alat dan bahan seperti conical tube 15 mL, HBSS, trypsin 0,25, cawan petri, dan pipet tips 1000 µL.
-
Dipipet 3 mL HBSS, dituang ke dalam tube 15 mL + 2 mL trypsin.
-
Dipisahkan kulit dari lapisan dermis dan epidermis, dimasukkan ke dalam tube 15 mL dan dimasukkan inkubator selama 30
menit.
-
Setiap 5 menit dikocok-kocok sel sebanyak 10x hingga merata.
-
Larutan dalam inkubator tadi diinaktivasi dengan medium α
MEM, PSAG 20, FBS sebanyak 5 mL, 1:1, dimasukkan ke dalam tube 50 mL.
-
Kemudian larutan ditriturasi homogenkandipipet naik turun dan saring dengan filter 70 µm pada tube 50 mL, lalu dibilas
dengan HBSS sebanyak 5 mL.
-
Larutan dipipet dan dipindahkan ke tube 15 mL, disentrifuse 1500 rpm selama 20 menit.
-
Setelah itu larutan supernatan dibuang, endapan difliking dijentik-jentik, ditambahkan HBSS sebanyak 6 mL.
-
Larutan disentrifuse kembali dengan kecepatan 1500 rpm selama 10 menit,
-
Suspensi sel ditriturasi dicampur dengan pipet 10 mL, dan sel siap dihitung dengan hemocytometer.
- larutan HBSS 3 mL
- tripsin 2 mL
- medium kultur - Larutan HBSS
Suspensi Sel
Keratinosit Suspensi
Sel fibroblast
Perhitungan sel Keratinosit
dengan hemocitometer
Perhitungan sel Fibroblas
dengan hemocitometer
Universitas Sumatera Utara
b. Tahap pergantian medium dan pasasi sel.
Gambar 3.2 Bagan Kultur sel tahap isolasi -
Suspensi sel fibroblas setelah dihitung, kemudian dimasukkan ke dalam inkubator pada suhu 37
o
C, 5 CO
2
.
-
Medium sel diperiksa di bawah mikroskop, dilihat terdapat perubahan
-
Sel yang melekat di dasar dish kultur adalah sel yang hidup, sel yang berbentuk bulat-bulat, terang dan melayang adalah
sel yang mati.
-
Disiapkan larutan PBS dan α - MEM.
-
Diambil cairan yang ada pada omnitray menggunakan pipet lalu buang.
-
Dicuci dengan PBS sebanyak 10 mL, digoyangkan omnitraynya, di buang lagi PBS nya.
-
Untuk sel fibroblas, digunakan medium α- MEM sebanyak 5
mL.
-
Digoyangkan perlahan-lahan, disimpan lagi ke dalam inkubator 37
o
C, 5 CO
2
.
-
Medium diganti setiap 2-3 hari sekali.
-
Panen sel baru bisa dilakukan bila sel yang attach melekat didasar dish sudah mencapai 70-80.
Suspensi Sel Fibroblast
Suspensi Sel Fibroblast hasil
inkubasi - larutan PBS
- lar utan α - MEM
- larutan PBS -
larutan α - MEM Suspensi Sel
konfluen 70-90
- larutan trypsin EDTA 500 µL1 mL
Sel terlepas dari permukaan dish
- larutan
α MEM+20 FBS 500µL1 mL.
Medium Sel
Supernatan dibuang
-
Setelah itu supernatan dibuang, dilakukan fliking dengan jari pada bagian bawah tube.
-
Ditambahkan medium α MEM 500 µL.
-
Sel dihitung dengan sel counter. - Hasil inkubasi dikeluarkan dari inkubator, medium dibuang,
sel dicuci dengan larutan PBSHBSS 500 µL1 mL. - Larutan trypsin EDTA 0,1 ditambahkan 500 µL1mL,
diikubasi selama 10-15 menit. - Diamati pelepasan sel dari permukaan dish di bawah
mikroskop. -
Inaktivasi kerja enzyme dengan medium α MEM+20 FBS 500µL1 mL. Diamati pelepasan sel, jika masih ada yang
menempel atau melekat triturasi lagi. - Medium sel dipindahkan ke dalam tube 15 mL, disentrifuse
dengan kecepatan 1500 rpm selama 7 menit.
Endapan Sel Medium α MEM
500 uL
Gambar 3.3 Bagan tahap proses pergantian medium dan pasasi sel. Sel siap untuk
ditransportasi atau ditransplantasi
Universitas Sumatera Utara
c. Kultur sel fibroblast manusia pada scaffold kitosan kolagen
- Disiapkan dish 35mm, gunting, pinset, alkohol 70, dan larutan PBS.
- Scaffold dipotong dengan ukuran 2x2 cm dengan gunting steril.
- Dilakukan sterilisasi scaffold kitosan kolagen dengan mencuci dalam alkohol
70, diikuti dengan membilas dengan larutan PBS, diamkan hingga scaffold
terendam ke dasar dish. Larutan PBS dibuang, dan diratakan permukaan
scaffold diatas dish, inkubasi semalaman.
Gambar 3.4 Bagan tahap kultur sel fibroblast manusia pada scaffold kitosankolagen Potongan Scaffold
KitosanKolagen Scaffold KitosanKolagen
Potongan Scaffold KitosanKolagen steril
Potongan Scaffold KitosanKolagen hasil inkubasi
- Alkohol 70 - PBS
- Suspensi sel - Medium
kultur
Potongan Scaffold KitosanKolagen hasil inkubasi
Perkembangan pertumbuhan sel diatas
scaffold Mikroskop Inverted
- Pipet suspensi sel 50.000-10.000 ke atas scaffold, 2 tetes, usahakan
suspensi sel tidak turun dari permukaan scaffold, diamati di
bawah mikroskop dan difoto.
- Tambahkan medium kultur 2 ml hingga scaffold terendam
seluruhnya, inkubasi, pengamatan dilanjutkan hingga hari ke-7.
- Pengamatan pertumbuhan sel diatas scaffold pada hari 1-7. Setiap
perubahan bentuk sel difoto dan
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembuatan scaffold kitosan-kolagen dilakukan dengan menggunakan freeze-dryer. Alat ini sering digunakan dalam sintesis scaffold atau modifikasi scaffold karena
pengurangan kadar air dari bahan terjadi tanpa merusak struktur tiga dimensinya. Scaffold kitosan-kolagen yang diperoleh berbentuk seperti film transparan, lunak apabila terkena
air dan menjadi kaku apabila dikeringkan. Untuk mengetahui karakteristik scaffold kitosan-kolagen, dilakukan analisis gugus fungsi dengan menggunakan FTIR, morfologi
scaffold dengan SEM, uji termal dengan TGA dan uji pertumbuhan sel diatas scaffold dengan mikroskop inverted.
4.1 Uji FTIR
Spektra FTIR gabungan scaffold dari kolagen murni, kitosan murni,
kitosankolagen, dan kitosankolagenGA, ditunjukkan pada Gambar 4.1. Interaksi antara bahan-bahan penyusun scaffold dapat diketahui dengan uji FTIR. Informasi pengaruh
struktur dapat diketahui dalam analisis FT-IR menggunakan Spektrum Perkin Elmer GX FT-IR sistem. Scaffold dengan ketebalan sekitar 10 µM digunakan dalam tes
inframerah. FT-IR analisis didasarkan pada identifikasi penyerapan pita yang bersangkutan dengan vibrasi gugus fungsional yang ditunjukkan dalam makromolekul.
4000 3000
2000 1000
Int ens
itas -
Bilangan Gelombang cm
-1
Kitosan Kolagen
Kitosankolagen KitosankolagenGA
Universitas Sumatera Utara