58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.  Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian 1.  Lokasi Penelitian
Penelitian  dilaksanakan  di  SD  N  1  Sabranglor  dan  di  SD  N  2 Sabranglor yang beralamat di Sabranglor, Sabranglor, Trucuk, Klaten.
Penelitian dilaksanakan  pada minggu ke dua sampai minggu keempat bulan April.
Secara keseluruhan kondisi bangunan sekolah  yang kokoh dan lingkungan  yang  bersih  dapat  memberikan  kenyamanan  dalam
kegiatan  belajar  mengajar,  serta  memiliki  sarana  dan  prasarana  yang cukup memadai.
2.  Subjek Penelitian Penelitian ini mengambil subjek penelitian pada kelas IV SD N
1 Sabranglor yang berjumlah 20 siswa dan kelas IV SD N 2 Sabranglor yang  berjumlah  21  siswa.  Setelah  dilakukan  observasi  dan
dokumentasi hasil ulangan tengah semester pada kedua kelas tersebut, dihasilkan  bahwa  kedua  kelas  tersebut  merupakan  kelas  yang  setara
dan  dapat  dijadikan  subjek  penelitian.  Hal  ini  diperkuat  dengan  nilai rata-rata UTS mata pelajaran IPS siswa  kelas IV pada masing-masing
sekolah  yaitu  SD  N  1  Sabranglor  sebesar  67,50  sedangkan  SD  N  2 Sabranglor sebesar 67,76.
59
Penelitian  ini  menggunakan  dua  kelompok  yaitu  kelompok eksperimen  dan  kelompok  kontrol.  Penentuan  kelas  eksperimen  dan
kelas  kontrol  dilakukan  dengan  cara  undian.  Peneliti  membuat gulungan kertas bertuliskan SD N 1 Sabrangor eksperimen dan SD N 2
Sabranglor  eksperimen.  Setelah  itu,  gulungan  kertas  dikocok  dan peneliti mengambil satu gulungan kertas yang ternyata bertuliskan SD
N  2  Sabranglor  eksperimen  dengan  demikian  maka  kelas  IV  SD  N  1 sabranglor  sebagai  kelas  kontrol.  Pada  penelitian  ini  kelompok
eksperimen  menggunakan  pembelajaran  koopertaif  tipe  Jigsaw, sedangkan
untuk kelompok
kontrol menggunakan
metode pembelajaran  konvensional  yaitu  dengan  menggunakan  metode
ceramah dan tanya jawab.
B.  Deskripsi Hasil Penelitian 1.  Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian  dilaksanakan  pada  minggu  kedua  sampai  minggu keempat  bulan  April.  Pada  penelitian  dilakukan  satu  kali  pretest
sebelum tiga kali treatment yang diakhiri dengan evaluasi pada setiap pertemuan  dan  satu  kali  posttest  setelah  treatment  ketiga.  Jumlah
waktu  proses  pembelajaran  pada  kelas  eksperimen  dan  kelas  kontrol adalah sama yaitu 3 kali pertemuan atau 6 jam pembelajaran.
60
Penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol mengambil pokok  bahasan  tentang  Mengenal  sumber  daya  alam,  kegiatan
ekonomi  dan  kemajuan  teknologi  di  lingkungan  kabupatenkota  dan provinsi,  kompetensi  dasar  mengenal  perkembangan  teknologi
produksi,  komunikasi,  dan  transportasi  serta  pengalaman  bagaimana cara  menggunakannya  dan  sembilan  indikator  yang  dibagi  untuk  3
kali  treatment.  Berikut  waktu  pelaksanaan  dan  pembagian  indikator pada masing-masing pertemuan.
Tabel 11. Jadwal Perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tanggal Perlakuan
Kelompok Materi
07-04-16 Treatmen I
Eksperimen 1.  Menjelaskan pengertian
teknologi produksi, komunikasi, serta
transportasi 2.  Menyebutkan macam-
macam teknologi produksi secara sederhana dan
modern 3.  Menyebutkan macam-
macam nama industri yang ada disekitar
08-04-16 Treatmen I
Kontrol 1.  Menjelaskan pengertian
teknologi produksi, komunikasi, serta
transportasi 2.  Menyebutkan macam-
macam teknologi produksi secara sederhana dan
modern 3.  Menyebutkan macam-
macam nama industri yang ada disekitar
14-07-16 Treatmen II  Eksperimen
1.  menyebutkan kelemahankelebihan
teknologi produksi, komunikasi serta transportasi
2.  menyebutkan macam-macam
61 teknologi komunikasi secara
sederhana dan modern 3.  menjelaskan cara
menggunakan alat komunikasi sederhana dan
modern.
15-04-16 Treatmen II
Kontrol 1.  menyebutkan
kelemahankelebihan teknologi produksi,
komunikasi serta transportasi 2.  menyebutkan macam-macam
teknologi komunikasi secara sederhana dan modern
3.  menjelaskan cara menggunakan alat
komunikasi sederhana dan modern.
21-04-16 Treatmen
III Eksperimen
1.  menyebutkan macam-macam alat
transportasi secara
sederhana dan modern 2.  menjelaskan
cara menggunakan
alat transportasi  sederhana  dan
modern 3.  menyebutkan  contoh  nama
lokasi  tempat  transportasi darat, laut dan udara.
22-04-16 Treatmen
III Kontrol
1.  menyebutkan macam-macam alat
transportasi secara
sederhana dan modern 2.  menjelaskan
cara menggunakan
alat transportasi  sederhana  dan
modern 3.  menyebutkan  contoh  nama
lokasi  tempat  transportasi darat, laut dan udara.
Setelah  pemberian  treatment,  pada  akhir  pembelajaran dilakukan  evaluasi  untuk  mengetahui  kemampuan  siswa  terhadap
materi yang sudah diberikan.
62
2.  Deskripsi Data Penelitian Variabel yang dibahas dalam deskripsi ini adalah variabel hasil
belajar IPS yang diperoleh dari pengujian pada kelas eksperimen yaitu kelompok yang mendapatkan perlakuan dengan menggunakan metode
pembelajaran  kooperatif  tipe  Jigsaw  dan  kelas  kontrol  dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.
Hasil pengukuran hasil belajar IPS ini diperoleh melalui pretest dan  posttest,  sehingga  masing-masing  kelompok  diperoleh  skor
kelompok  awal  dan  kelompok  akhir.  Sehingga  terdapat  empat  buah data  yakni hasil pengukuran awal kelas eksperimen, hasil pengukuran
awal kelas kontrol, hasil pengukuran akhir kelas eksperimen dan hasil akhir pengukuran kelas kontrol.
a.  Deskripsi  Data  Hasil  Belajar  IPS  Pretest  Kelompok Eksperimen
Sebelum  dilakukan  penelitian,  peneliti  melakukan pretest  terlebih  dahulu  untuk  mengetahui  kemampuan  awal
siswa.  Data  pretest  adalah  data  yang  diambil  sebelum mendapatkan  perlakuan.  Hasil  pengukuran  data  pretest  pada
kelas  eksperimen  dapat  dilihat  pada  tabel  distribusi  frekuensi dibawah  ini  dengan  menggunakan  rumus  Sturges  yang
dikemukakan oleh Sugiyono 2007:27.
63
Tabel 12. Distribusi frekuensi skor pretest kelompok eksperimen
Nilai Frekuensi
Frekuensi Frekuensi
Komulatif Frekuensi
Komulatif 59,6
– 64,4 7
33,3 7
33,3 54,7
– 69,5 6
28,6 13
61,9 49,8
– 54,6 2
9,5 15
71,4 44,9
– 49,7 1
4,8 16
76,2 40,0
– 44,8 5
23,8 21
100 Jumlah
21 100
Selanjutnya  bila  digambarkan  dalam  bentuk  grafik histogram akan terlihat sebagai berikut.
Gambar 3. Grafik histogram data pretest kelompok eksperimen Hasil  pengukuran  awal  kelas  eksperimen  menujukkan
nilai  tertinggi  yang  diperoleh  siswa  adalah  64  dan  nilai  terendah adalah 40 , dengan mean sebesar 54,10, median 56, modus 56,00
dan  simpangan  baku  7,961.  Apabila  digambarkan  dalam  bentuk tabel adalah sebagai berikut
1 2
3 4
5 6
7
40-44.8 44.9-49.7
49.8-54.6 54.7-59.5
59.6-64.4 5
1 2
6 7
Fre ku
e n
si
Interval
Pretes Eksperimen
64
Tabel 13. Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen
Kriteria Data
Pretest Kelompok Eksperimen
Jumlah Siswa 21
Nilai minimun 40
Nilai maximum 64
Mean 54,09
Median 56
Modus 56
Std. Deviation 7,96
b.  Deskripsi Data Nilai Pretest Kelompok Kontrol Sebelum  dilakukan  penelitian,  peneliti  melakukan
pretest  terlebih  dahulu  untuk  mengetahui  kemampuan  awal siswa.  Data  pretest  adalah  data  yang  diambil  sebelum
mendapatkan  perlakuan.  Hasil  pengukuran  data  pretest  pada kelas  kontrol  dapat  dilihat  pada  tabel  distribusi  frekuensi
dibawah  ini  dengan  menggunakan  rumus  Sturges  yang dikemukakan oleh Sugiyono 2007:27.
Tabel 14.Distribusi frekuensi skor pretest kelompok kontrol
Nilai Frekuensi
Frekuensi Frekuensi
Komulatif Frekuensi
Komulatif
58,8 – 64,4
5 25.0
5 25,0
53,1 – 58,7
5 25.0
10 50
47,4 – 53,0
7 35.0
17 85
41,7 – 47,3
1 5.0
18 90
36,0 – 41,6
2 10.0
20 100
Jumlah 20
100
Selanjutnya  bila  digambarkan  dalam  bentuk  grafik histogram akan terlihat sebagai berikut.
65
Gambar 5.Grafik histogram data pretest kelompok kontrol
Hasil  pengukuran  awal  kelas  kontrol  menujukkan  nilai tertinggi  yang  diperoleh  siswa  adalah  64  dan  nilai  terendah
adalah  36  ,  dengan  mean  sebesar  53,40,  median  54,  modus 52,00 dan simpangan baku 7,597. Apabila digambarkan dalam
bentuk tabel adalah sebagai berikut Tabel 15. Deskripsi Data Pretest Kelompok Kontrol
Kriteria Data
Pretest Kelompok Kontrol
Jumlah Siswa 20
Nilai minimun 36
Nilai maximum 64
Mean 53,40
Median 54
Modus 52
Std. Deviation 7,59
1 2
3 4
5 6
7
36-41.6 41.7-47.3 47.4-53.0 53.1-58.7 58.8-64.4
2 1
7 5
5
Fre ku
e n
si
Interval
Pretest Kontrol
66
c.  Deskripsi  Data  Posttest  Hasil  Belajar  IPS  Kelompok Eksperimen
Setelah  diberi  perlakuan  peneliti  melakukan  posttest. Data  posttest  adalah  data  yang  diambil  setelah  mendapatkan
perlakuan.  Hasil  pengukuran  data  posttest  pada  kelas eksperimen  dapat  dilihat  pada  tabel  distribusi  frekuensi
dibawah  ini  dengan  menggunakan  rumus  Sturges  yang dikemukakan oleh Sugiyono 2007:27.
Tabel  16.  Distribusi  frekuensi  skor  posttest  kelompok eksperimen
Nilai Frekuensi
Frekuensi Frekuensi
Komulatif Frekuensi
Komulatif 86,8
– 92,4 1
4,8 1
4,8 81,1
– 86,7 5
23,8 6
28,6 75,4
– 81,0 3
14,3 9
42,9 6,7
– 75,3 6
28,6 15
71,5 64,0
– 69,6 6
28,6 21
100 Jumlah
21 100
Selanjutnya  bila  digambarkan  dalam  bentuk  grafik histogram akan terlihat sebagai berikut.
Gambar 5. Grafik histogram data postest kelompok eksperimen
1 2
3 4
5 6
64-69.6 75.4-81.0
86.8-92.4 6
6
3 5
1 Fre
ku e
n si
Interval
Postes Eksperimen
67
Sedangkan  pengukuran  nilai  akhir    posttest    kelas eksperimen  menunjukkan  nilai  tertinggi  yang  diperoleh  siswa
adalah  92  dan  nilai  terendah  adalah  64,  dengan  mean    75,04, median 72, modus 71,00 dan simpangan baku 8,089 . Apabila
digambarkan dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut Tabel 17. Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen
Kriteria Data
Posttest Kelompok Eksperimen
Jumlah Siswa 21
Nilai minimun 64
Nilai maximum 92
Mean 75,04
Median 72
Modus 72
Std. Deviation 8,08
d.  Deskripsi Data Posttest Hasil Belajar IPS Kelompok Kontrol Setelah  diberi  perlakuan  peneliti  melakukan  posttest.
Data  posttest  adalah  data  yang  diambil  setelah  mendapatkan perlakuan.  Hasil  pengukuran  data  posttest  pada  kelas  kontrol
dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini dengan menggunakan rumus Sturges yang dikemukakan oleh Sugiyono
2007:27. Tabel 18. Distribusi frekuensi skor postest kelompok kontrol
Nilai Frekuensi
Frekuensi Frekuensi
Komulatif Frekuensi
Komulatif 78,8
– 84,4 3
15.0 3
15,0 73,1
– 78,7 2
10.0 5
25 67,4
– 73,0 9
45.0 14
70 61,7
– 67,3 5
25,0 19
95 56,0
– 61,6 1
0,05 20
100 Jumlah
20 100
68
Selanjutnya  bila  digambarkan  dalam  bentuk  histogram akan terlihat sebagai berikut
Gambar 6. Grafik histogram data posttest kelompok kontrol
Sedangkan  pengukuran  nilai  akhir    postest    kelas kontrol  menunjukkan  nilai  tertinggi  yang  diperoleh  siswa
adalah  84  dan  nilai  terendah  adalah  56,  dengan  mean    70  , median  70,  modus  72,00  dan  simpangan  baku  7,048.  Apabila
digambarkan dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut Tabel 19. Deskripsi Data Pretest Kelompok Kontrol
Kriteria Data
Posttest Kelompok Kontrol
Jumlah Siswa 20
Nilai minimun 56
Nilai maximum 84
Mean 70
Median 70
Modus 72
Std. Deviation 7,04
2 4
6 8
10
56-61.6 61.7-67.3 67.4-73.0 73.1-78.7 78.8-84.4 1
5 9
2 3
Fre ku
e n
si
Interval
Postes Kontrol
69
e.  Perbandingan Nilai Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Dibawah  ini  adalah  tabel  nilai  pretest  dan  posttest kelompok eksperimen.
Tabel 20. Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen.
No subyek
Nilai Pretest
Ketuntasan Nilai
Posttes t
Ketuntasan Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas Belum
Tuntas 1
56 √
84
√ 2
64 √
92
√ 3
40 √
84
√ 4
44
√
84
√ 5
44
√
72
√ 6
44
√
84
√ 7
52
√
80
√ 8
56
√
72
√ 9
56
√
80
√ 10
56
√
72
√ 11
60
√
72
√ 12
64
√
84
√ 13
60
√
64
√ 14
56
√
72
√ 15
60
√
64
√ 16
64
√
68
√ 17
48
√
68
√ 18
52
√
68
√ 19
64
√
72
√ 20
56
√
76
√ 21
40
√
64
√ Jumla
h 21 siswa
18 siswa
3 siswa Rerata
54,10 75,05
Dari  hasil  pengukuran  nilai  pretest  dan  posttest kelompok eksperimen menunjukkan bahwa pada saat dilakukan
pretest  semua  siswa  kelas  IV  dinyatakan  belum  tuntas,  dan setelah  diberikan  perlakuan  selanjutnya  dilakukan  posttest
70
hanya 3 siswa yang belum tuntas. Jumlah rerata pretest sebesar 54,10  dan  jumlah  rerata  posttest  sebesar  75,05.  Selisih  rerata
pretest dan posttest mengalami kenaikan sebesar 20,95 Dibawah  ini  adalah  tabel  nilai  pretest  dan  posttest
kelompok kontrol. Tabel 21. Data Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
No subyek
Nilai Pretest
Ketuntasan Nilai
Posttes t
Ketuntasan Tuntas  Belum
Tuntas Tuntas  Belum
Tuntas 1
56
√
84
√ 2
52
√
80
√ 3
40
√
76
√ 4
48
√
80
√ 5
44
√
68
√ 6
36
√
72
√ 7
52
√
72
√ 8
52
√
76
√ 9
60
√
72
√ 10
52
√
68
√ 11
48
√
68
√ 12
52
√
64
√ 13
64
√
64
√ 14
64
√
64
√ 15
60
√
68
√ 16
56
√
64
√ 17
64
√
72
√ 18
56
√
64
√ 19
56
√
56
√ 20
56
√
68
√ Jumla
h Rerata
53,40 20 siswa  70,00
14 6
Dari  hasil  pengukuran  nilai  pretest  dan  posttest kelompok  kontrol  menunjukkan  bahwa  pada  saat  dilakukan
pretest  semua  siswa  kelas  IV  dinyatakan  belum  tuntas,  dan setelah  dilakukan  posttest  hanya  6  siswa  yang  belum  tuntas.
71
Jumlah  rerata  pretest  sebesar  53,40  dan  nilai  rerata  posttest sebesar  70,00.  Selisih  rerata  pretest  dan  posttest  mengalami
kenaikan  sebesar  16,60.  Apabila  hasil  belajar  IPS  disajikan dalam bentuk grafik histogram adalah sebagai berikut
Gambar7. Grafik Histogram Nilai Pretest-Posttest Hasil Belajar IPS
Secara  keseluruhan  rangkuman  nilai  mean  pretest  dan posttest  hasil belajar  IPS kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 22. Rangkuman Mean Pretest-Posttest Hasil Belajar IPS
Kelompok Mean
Pretest Mean
Posttest Selisih
Pretest- Posttest
Eksperimen  54,10 75,04
20,95 Kontrol
53,40 70,00
16,60
54.1 53.4
75.05 70
10 20
30 40
50 60
70 80
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol N
ILAI
pretest posttest
72
Selanjunya  selisih  mean  pretes-posttest  kelompok eksperimen  dan  kelompok  kontrol  apabila  disajikan  dalam
bentuk grafik histogram adalah sebagai berikut
Gambar 8. Grafik Histogram selisiih Mean Pretest-Posttest
3.  Deskripsi Hasil Observasi Hasil  observasi  terhadap  keberlangsungan  diskusi  dalam
pelaksanaan  Jigsaw  menunjukkan  bahwa  siswa  telah  mampu melaksanakan  diskusi  dengan  lancar  dan  aspek-aspek  dalam  diskusi
pun telah terlaksana dengan baik. Ini dapat dilihat dari hasil observasi yang telah dilaksanakan peneliti seperti tercantum dalam tabel dibawah
ini
5 10
15 20
25
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Selisih Mean Pretest-Posttest
Eksperimen Kontrol
73
Tabel 23. Hasil Observasi Siswa Terhadap Pelaksanaan Diskusi dengan Metode Jigsaw Pertemuan I - III
Pertemuan I
Aspek Jumlah siswa yang termasuk dalam
kriteria Sangat
baik Cukup
baik Kurang
baik
1.Berpasrtisipasi antar anggota kelompok
13 8
-
2.Keaktifan dalam kerja kelompok
12 9
-
3.Mampu bertanggung jawab dalam menjelaskan materi ajar
11 10
-
4.Bekerja sama dengan baik antar sesama anggota
kelompok
12 9
-
Pertemuan II
Aspek Jumlah siswa yang termasuk dalam
kriteria Sangat
baik Cukup
baik Kurang
baik
1.Berpasrtisipasi antar anggota kelompok
15 6
-
2.Keaktifan dalam kerja kelompok
13 8
-
3.Mampu bertanggung jawab dalam menjelaskan materi ajar
12 9
-
4.Bekerja sama dengan baik antar sesama anggota
kelompok
15 6
-
Pertemuan III
Aspek Jumlah siswa yang termasuk dalam
kriteria Sangat
baik Cukup
baik Kurang
baik
1.Berpasrtisipasi antar anggota kelompok
17 4
-
2.Keaktifan dalam kerja kelompok
15 6
-
3.Mampu bertanggung jawab dalam menjelaskan materi ajar
16 5
-
4.Bekerja sama dengan baik antar sesama anggota
kelompok
15 6
-
74
Pada  tabel  di  atas  menunjukkan  bahwa  aspek  1 Berpartisipasi  antar  anggota  kelompok  pada  pertemuan  kesatu
sebesar  61,90  ,  kemudian  pada  pertemuan  kedua  naik  menjadi 71,42, dan pertemuan ketiga menjadi 80,95. Aspek 2 Keaktifan
dalam  kerja  kelompok  pada  pertemuan  kesatu  sebesar  57,14, kemudian  pada  pertemuan  kedua  naik  menjadi  61,90,  dan
pertemuan  ketiga  menjadi  71,42.    Aspek  3  Mampu  bertanggung jawab  dalam  menjelaskan  materi  ajar  pada  pertemuan  pertama
sebesar  52,38,  kemudian  pada  pertemuan  kedua  naik  menjadi 57,14,  dan  pertemuan  ketiga  menjadi  76,61.  Aspek  4  Bekerja
sama  dengan  baik  antar  sesama  anggota  kelompok  pada  pertemuan pertama  sebesar  57,14,  pada  pertemuan  kedua  dan  ketiga  naik
menjadi 71,42. Ini menunjukkan bahwa setiap pertemuan mengalami kenaikan  pada  setiap  aspek  dan  telah  mampu  melaksanakan  diskusi
dengan baik. C.  Uji Prasyarat Analisis
Teknik  analisis  data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah statistik  deskriptif  karena  penelitian  ini  dilakukan  pada  populasi  tanpa
diambel  sampel,  maka  distribusi  sudah  dianggap  normal  sehingga  tidak perlu uji normalitas . Sugiyono  2007:21, mengemukakan bahwa statistik
deskriptif  adalah  statistik  yang  berfungsi  untuk  mendiskripsikan  atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sebagaimana
adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat  kesimpulan  yang berlaku
75
umum.  Oleh  karna  itu  penelitian  ini  tidak  menggunakan  uji  signifikansi. Maka,  teknik  analisis  data  yang  digunakan  hanya  membandingkan  nilai
mean. Statistik  deskriptif  digunakan  dalam  penelitian  ini  untuk
menyajikan  data  hasil  belajar  kognitif  yang  diambil  dari  pretest  dan posttest hasil belajar IPS pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
D.  Pengujian Hipotesis Hipotesis  merupakan  jawaban  dari  pertanyaan  atau  permasalahan
dalam penelitian. Hipotesis diuji setelah semua data penelitian terkumpul. Hipotesis  dalam  penelitian  ini  diuji  dengan  menggunakan  uji  t
Independent  Sampel  T-Test  dengan  tujuan  untuk  mengetahui  perbedaan hasil belajar IPS pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
1.  Uji t pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Tahap ini bertujuan untuk  mengetahui ada tidaknya perbedaan
signifikan  hasil  pretest  kelompok  eksperimen  dan  kelompok  kontrol. Perhitungan  uji  t  dilakukan  dengan  bantuan  komputer  program  SPSS
13  for  windows.  Hipotesis  statistik  yang  diuji  dalam  penelitian  ini adalah:
Ho : tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara nilai
pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Ha
:  ada  perbedaan  pengaruh  yang  signifikan  antara  nilai pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
76
Kriteria  yang digunakan adalah  apabila nilai  t
hitung
t
tabel
atau sig  0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sedangkan apabila nilai
t
hitung
t
tabel
atau sig  0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima. Setelah dianalisis menggunakan rumus t test diperoleh data sebagai berikut.
Tabel  24. Hasil Perhitungan Uji  t  Pretest  Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat pada tabel bagian t-test for  Equality  of  Means  hasil  analisis  uji  t  menunjukkan  bahwa  nilai
t
hitung
sebesar 0,286 dan  signifikansi  sebesar 0,777. Nilai t
hitung
tt
abel
dan  nilai  sig    0,05.  Sehingga,  dapat  disimpulkan  bahwa  Ha  ditolak dan  Ho  diterima  yang  artinya  “tidak  ada  perbedaan  pengaruh  yang
signifikan  antara  nilai  pretest  kelompok  eksperimen  dan  kelompok kontrol”.  Jadi  dapat  disimpulkan  bahwa  kelompok  eksperimen  dan
kelompok kontrol memiliki kemampuan yang sama. 2.  Uji t Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Uji  t  tahap  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  ada  tidaknya perbedaan  signifikan  hasil  posttest  kelompok  eksperimen  dan
Group Statistics
20 53.4000
7.59778 1.69892
21 54.0952
7.96181 1.73741
Kelas Kontrol
Eksperimen Pretes
N Mean
Std. Deviati on Std. Error
Mean
Independent Samples Test
.283 .598
-.286 39
.777 -.69524
2.43285 -5.61613
4.22566 -.286
39.000 .776
-.69524 2.43000
-5.61038 4.21991
Equal variances as sumed
Equal variances not ass umed
Pretes F
Sig. Levenes Test for
Equality of Variances t
df Sig. 2-tailed
Mean Difference
Std. Error Difference
Lower Upper
95 Confidence Interval of the
Difference t-test for Equality of Means
77
kelompok  kontrol.  Perhitungan  uji  t  dilakukan  dengan  bantuan komputer program SPSS 13 for windows. Hipotesis statistik yang diuji
dalam penelitian ini adalah Ho
: tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara nilai posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Ha :  ada  perbedaan  pengaruh  yang  signifikan  antara  nilai
posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Kriteria  yang  digunakan  adalah  apabila  nilai  t
hitung
t
tabel
atau sig    0,05  maka  Ha  diterima  dan  Ho  ditolak.  Sedangkan  apabila  nilai
t
hitung
t
tabel
atau sig  0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima. Setelah dianalisis menggunakan rumus t test diperoleh data sebagai berikut.
Tabel  25.  Rangkuman  Hasil  Uji  t  Posttest  Kelompok  Eksperimen  dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan  tabel  di  atas,  hasil  analisis  uji  t  menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 2,126 dan sig sebesar 0,040. Nilai t
hitung
tt
abel
dan  sig    0,05.  Sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  Ha  diterima
Group Statistics
20 70.0000
7.04870 1.57614
21 75.0476
8.08997 1.76538
Kelas Kontrol
Eksperimen Postes
N Mean
Std. Deviati on Std. Error
Mean
Independent Samples Test
1.104 .300
-2.126 39
.040 -5.04762
2.37471 -9.85093
-.24431 -2.133
38.705 .039
-5.04762 2.36659
-9.83567 -.25957
Equal variances as sumed
Equal variances not ass umed
Postes F
Sig. Levenes Test for
Equality of Variances t
df Sig. 2-tailed
Mean Difference
Std. Error Difference
Lower Upper
95 Confidence Interval of the
Difference t-test for Equality of Means
78
dan Ho ditolak yang artinya “ada perbedaan pengaruh yang signifikan antar posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
E.  Pembahasan Penelitian  ini  diawali  dengan  pelaksanaan  pretest  dan  di  akhiri
dengan  posstest  pada  kelas  eksperimen  dan  kelas  kontrol.  Tujuan dilakukan  pretest  ini  untuk  mengetahui  kemampuan  awal  pemahaman
awal siswa. Setelah pretest selesai selanjutnya kelas eksperimen dan kelas kontrol  masing-masing  melaksanakan  proses  pembelajaran.  Untuk  kelas
eksperimen  pembelajaran  dilakukan  dengan  menggunakan  model koopertaif  tipe  jigsaw  sedangkan  kelas  kontrol  menggunakan  metode
konvensional  yaitu  ceramah  dan  tanya  jawab.  Hal  ini  dilakukan  untuk melihat  hasil  belajar  IPS  siswa,  yang  dipelajarinya  dengan  model
pembelajaran yang berbeda. Untuk  melihat  hasil  pembelajaran  yang  diperoleh  siswa,  maka
setelah selesai memberikan treatment dilakukan posttest pada kelas kontol dan  kelas  eksperimen.  Soal  yang  digunakan  untuk  posttest  sama  dengan
soal  yang  digunakan  untuk  pretest.  Hasil  dari  posttest  ini  di  analisis dengan  uji  T  karena  untuk  mengetahui  apakah  ada  perbedaan  yang
signifikan atau tidak. Namun, sebelum uji T dilakukan terlebih dahulu uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
Setelah nilai pretest dihitung normalitas dan homogenitas hasilnya adalah berdistribusi normal dan variannya homogen. Buktinya adalah hasil
79
uji normalita kelompok kontol memperoleh nilai Asymptotic Sig 2-tailed pada  Kolmogorov-Smirnov  variabel  pretest  sebesar  0,839  dan  posttest
sebesar 0,559. Hal ini dapat diartikan bahwa data tersebut lebih besar dari α  =  0,05  sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  distribusi  data  posttest  dan
pretest  pada  kelompok  eksperimen  dan  kelompok  kontrol  berdistribusi normal. Untuk uji homogenitas menunjukkan bawah kedua kelas tersebut
memiliki  varian  yang  homogen  karena  diperoleh  data  pretest  kelompok eksperimen-kontrol  sebesar  0,283  dan  data  posttest  eksperimen-kontrol
sebesar  1,104.  Asymptotic  Sig  2-tailed  pada  Levene  Test  data  pretest sebesar  0,598  dan  pada  data  posttest  sebesar  0,300.  Berdasarkan  hasil
perhitungan data tersebut  maka dapat  diartikan bahwa bahwa data pretest dan  posttest  lebih  besar  dari  h
arga α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut bersifat homogen.
Secara  keseluruhan  perolehan  nilai  rata-rata  yang  hampir  sama yaitu  53.40  untuk  kelas  kontrol  ,  54.10  untuk  kelas  eksperimen.  Jadi
selisihnya  sangat  sedikit  0,7.  Nilai  mean  pretest  kelompok  eksperimen sebesar 54,10 dan untuk posttest sebesar 75,04.  Dari ini berarti dari hasil
pretest  ada  peningkatan  sebesar  20,94  pada  hasil  posttest.  Nilai  mean pretest kelompok kontrol adalah 53,40 dan posttest sebesar, 70,00. Hal ini
berarti ada peningkatan sebesar 16,60 pada hasil posttest untuk kelompok kontrol.  Berdasarkan  data  tersebut,  dapat  dilihat  bahwa  selisih  mean
pretest-postest kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan selisih mean pretest-posttest kelas kontrol.
80
Dari  hasil  observasi  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  Jigsaw mempunyai  peranan  lebih  dalam  meningkatkan  hasil  belajar  IPS,  hal
tersebut  ditunjukkan  dengan  adanya  peningkatan  pada  masing-masing aspek  di  setiap  pertemuan.  Aspek-aspek  tersebut  diantaranya  yaitu
1berpartisipasi  antar  anggota  kelompok,  2  keaktifan  dalam  kerja kelompok, 3 mampu bertanggungjawab dalam menjelaskan materi, dan 4
bekerja  sama  dengan  baik  antar  sesama  anggota  kelompok.  Dari  hasil observasi  tersebut  sesuai  dengan  pendapat  Slavin  menyatakan  bahwa
kelebihan  model  kooperatif  tipe  Jigsaw  yaitu  1  dapat  mengembangkan hubungan  antar  pribadi  secara  positif  diantara  siswa  yang  mempunyai
kemampuan  belajar  yang  berbeda,  2  menerapkan  bimbingan  sesama temanbekerjasama,  3  rasa  harga  diri  siswa  yang  lebih  tinggi,  4  sikap
apatis  berkurang,  meningkatkan  keaktifan  siswa,  5  pemahaman  materi yang lebih mendalam dan 6 meningkatkan motivasi belajar siswa.
Penggunaan model
pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar IPS. Pengaruh tersebut antara lain dalam penggunaaan metode kooperatif tipe Jigsaw peserta didik harus
mempertanggung-jawabkan  hasil  diskusi  mereka  bersama  kelompok  ahli kepada  kelompok  asal.  Ketika  mempresentasikan  hasil  diskusi  tidak
dengan  sikap  yang  tanggung  jawab  dan  percaya  diri,  maka  akan memberikan  hasil  yang  tidak  maksimal  untuk  pemahaman  kepada
kelompok  asal  terhadap  materi  pembelajaran  tersebut.  Pembelajaran dengan  menggunakan  model  kooperatif  jigsaw  dapat  membantu  siswa
81
meningkatkan  pengetahuan,  pemahaman,  dan  penerapan  siswa  terhadap konsep  siswa  yang  dipelajari.  Peningkatan  ini  terjadi  dikarenakan  siswa
secara  langsung  mencari  dan  memahami  konsep  serta  menjelaskan kembali  pada  teman-teman  satu  kelompoknya,  baik  kelompok  asal
maupun kelompok ahli. Penggunaan  metode  konvensional  ceramah  dan  tanya  jawab  juga
mempunyai  pengaruh  pada  siswa  dalam  hasil  belajar  IPS.  Hal  ini disebabkan  karena  peran  guru  yang  sangat  besar  yaitu  menyampaikan
materi  pelajaran  dengan  ceramah  dan  terkadang  diselingi  dengan  tanya jawab.  Kegiatan  siswa  selama  guru  menerangkan  adalah  mendengarkan
dan ada juga yang menyimak buku teks. Dari  hasil  penelitian  ini  model  pembelajaran  jigsaw  mempunyai  peranan
lebih  efektif  dalam  meningkatkan  hasil  belajar  IPS.  Sesuai  dengan pendapat Abdul Majid 2014:175 menyatakan bahwa tujuan pembelajaran
kooperatif  yaitu  1  Meningkatkan  kinerja  siswa  dalam  tugas-tugas akademik.  Model  kooperatif  ini  memiliki  keunggulan  dalam  membantu
siswa  untuk  memahami  konsep-konsep  yang  sulit;  2  Agar  siswa  dapat menerima  teman-temannya  yang  mempunyai  berbagai  perbedaan  latar
belakang;  3  Mengembangkan  keterampilan  sosial  siswa,  berbagai  tugas, aktif  bertanya,  menghargai  pendapat  orang  lain,  memancing  teman  untuk
bertanya,  mau  menjelaskan  ide  atau  pendapat,  dan  bekerja  dalam kelompok.  Hal  diatas  menunjukkan  munculnya  tujuan  pembelajaran
kooperatif seperti yang disebutkan.
82
Berdasarkan  beberapa  hasil  perhitungan  nilai  rata-rata  dari  hasil pretest  dan  posttest  di  atas,  dapat  disimpulkan  bahwa  peningkatan  hasil
belajar  kelompok  eksperimen  lebih  tinggi  jika  dibandingkan  dengan kelompok  kontrol.  Oleh  karena  itu  dalam  penelitian  ini  dapat  dinyatakan
bahwa ada pengaruh metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap hasil  belajar  IPS  kelas  IV  SD  N  Sabranglor,  Trucuk,  Klaten  tahun  ajaran
20152016. F.  Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan  dalam  penelitian  pengaruh  metode  pembelajaran  kooperatif tipe Jigsaw terhadap hasil belajar IPS yaitu :
1.  Dalam  pelaksanaan  penelitian  ini,  peneliti  tidak  menggunakan  media yang bersifat nyata untuk mendukung proses pembelajaran.
2.   Sebaiknya pada kelas kontol ada metode berbeda  yang setara dengan tindakan treatment.
3.  Proses  pembelajaran  sebaiknya  diobservasidiukur  untuk  memberi gambaran  dalam  membuat  instrumen  pada  proses  pembelajaran
Jigsaw.
83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN