Gambar 2.8. Proses Pemotongan Sinyal Terlihat dari Gambar 2.8 data sinyal hasil normalisasi pada Gambar A akan ditinjau
kembali untuk mencari urutan data yang nilai amplitudonya di atas nilai positif batas potong dan di bawah nilai negatif batas potong. Pada Gambar B data sinyal akan
dihilangkan dari awal hingga data pertama dari hasil pencarian. Setelah dihilangkan
kemudian urutan data sinyal dibalik dari belakang ke depan seperti pada Gambar C. Kemudian proses diulang kembali dengan peninjauan data sinyal dan menghapus data dari
awal hingga data pertama dari hasil pencarian. Pada Gambar E urutan data sinyal diurutkan kembali dari belakang ke depan agar urutan datanya kembali pada aslinya.
2.4.3 Windowing
Windowing merupakan proses untuk meminimalisir diskontinuitas sinyal pada
permulaan dan akhir tiap frame data sinyal suara dengan menggunakan fungsi window [6]. Diskontinuitas sinyal muncul pada data sinyal suara dibagian awal dan akhir akibat
pemotongan sinyal. Cara meminimalisir hal tersebut dengan mengarahkan secara tajam tepi-tepi data sinyal tersebut kearah 0. Proses ini dilakukan agar dapat menghilangkan
sinyal yang tidak diinginkan sebelum melakukan proses transformasi. Hasil dari windowing
dari Gambar 2.8 ditunjukkan pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9. Proses Windowing
Pada Gambar A dari Gambar 2.9 merupakan data sinyal hasil pemotongan yang akan diolah pada proses windowing. Gambar B merupakan pola jendela yang akan
digunakan dalam proses windowing. Jumlah titik-titik data pada pembentukan pola jendela tersebut harus sama terhadap banyak data pada data sinyal. Pada Gambar C merupakan
hasil windowing. Hasil tersebut diperoleh dari perkalian elemen dari Gambar A dengan Gambar B.
2.4.3.1 Tukey window
Tukey window adalah salah satu jenis jendela yang yang digunakan untuk
kebutuhan windowing. Jendela ini merupakan tapered window dengan pola kosinus, dimana bentuk pola bagian puncaknya mendatar dan dapat diatur menjadi lebih tumpul
atau lebih lancip. Rumus Tukey window dituliskan secara matematis sebagai berikut [7]:
dengan keterangan sebagai berikut : α = nilai ratio untuk mengatur bentuk pola jendela Tukey 0 ≤
α
≤ 1 x
= nilai data sinyal pada titik ke-N Nilai alfa
α
digunakan untuk pengaturan variasi pola bagian puncak jendela ini, dimana batasan nilainya yaitu 0
≤
α
≤ 1. Nilai ratio pembentukan pola Tukey window sesungguhnya yaitu
α
≤ 0,5. Jika nilai ratio
α
≤ 0, maka pola jendela ini akan sama seperti rectangular
window. Jika nilai ratio
α
≤ 1, maka pola jendela ini akan sama seperti Hann window
[7]. Simulasi bentuk pola jendela Tukey berdasarkan variasi perubahan nilai alfa
α
ditunjkkan pada Gambar 2.10.