Tanda-tanda peradangan Peradangan 1. Pengertian peradangan
20
kerusakan jaringan. Histamin pada konsentrasi relatif tinggi 10
-8
gL terbukti sebagai zat nyeri. Asetilkolin pada konsentrasi rendah mensensibilisasi reseptor nyeri
terhadap zat nyeri lain, sehingga senyawa ini bersama-sama dengan senyawa yang dalam konsentrasi yang sesuai secara sendiri tidak berkhasiat, dapat menimbulkan
nyeri. Pada konsentrasi tinggi, asetilkolin bekerja sebagai zat nyeri yang berdiri sendiri. Serotonin merupakan senyawa yang menimbulkan nyeri yang paling efektif
dari kelompok transmitter. Sebagai kelompok senyawa penting lain dalam hubungan ini adalah kinin, khususnya bradikinin, yang termasuk senyawa penyebab nyeri
terkuat. Prostaglandin, yang dibentuk lebih banyak dalam peristiwa nyeri, mensensibilisasi reseptor nyeri dan di samping itu menjadi penentu dalam nyeri yang
lama Mutschler, 1986 .
Selain prostaglandin, ada juga substantsi P yang bekerja meningkatkan sensitivitas ujung-ujung serabut saraf nyeri tetapi tidak secara langung
merangsangnya Guyton, 1986. Pembentukan prostaglandin dapat dilihat pada gambar 2.
Reseptor rasa nyeri yang terdapat di kulit dan jaringan lain semuanya merupakan ujung saraf bebas. Reseptor ini tersebar luas pada permukaan superfisial
kulit dan juga di jaringan dalam tertentu, misalnya poriosteum, dinding arteri, permukaan sendi, dan falks serta tentorium tempurung kepala. Rasa nyeri dapat
dirasakan melalui berbagai jenis rangsangan Guyton, 1986. Penghantaran nyeri dimulai dari adanya potensial aksi impuls nosiseptif
yang terbentuk pada reseptor nyeri, diteruskan melalui serabut aferen ke dalam akar
21
dorsal sumsum tulang belakang. Pada tempat kontak awal ini bertemu tidak hanya serabut aferen, yang impulsnya tumpang tindih, tetapi di sini juga terjadi refleks
somatik dan vegetatif awal misalnya menarik tangan pada waktu tangan tersentuh benda panas, terbentuknya eritema lokal melalui interneuron. Disamping itu pada
tempat ini juga terjadi pengaruh terhadap serabut aferen melaui sistem penghambatan nyeri menurun. Di bawah ini merupakan bagan proses terjadinya nyeri gambar 3:
Rasa nyeri Lokalisasi nyeri
Reaksi Pertahan
terkoordinasi
Reaksi vegetatif
Refleks pertahanan
Pembebasan zat mediator
Rangsang nyeri Impuls penghantaran nyeri yang meningkat
Reaksi nyeri Inhibisi nyeri endogen
Gambar 3.Terjadinya nyeri; penghantaran impuls; lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen dalam bagan sederhana
dimodifikasi menurut Hackenthal Mutschler, 1986.
Sistem limbik Korteks
Thalamus opticus
Formatio reticularis
Sumsum tulang Otak kecil
Reseptor nyeri
22