Perumusan masalah Keaslian penelitian

8 b. Mengetahui besarnya daya antiinflamasi dan atau analgesik pada masing- masing dosis jus buah belimbing Averrhoa carambola L. yang digunakan dalam penelitian ini. 9

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Belimbing 1. Sistematika

Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Gymnospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Geranilases Famili : Oxalidaceae Genus : Averrhoa Spesies : Averrhoa carambola L. Lawrence, 1951

2. Kandungan kimia

Buah belimbing mengandung asam oksalat 0,03 dari berat buah segar, vitamin C 0,05 dari berat buah segar, monopolisakarida, karotenoid Heber, 2007, serta katekin Sukadana, 2009.

3. Kegunaan

Buah belimbing digunakan untuk mengobati diare, mual, dehidrasi, hemoroid, demam, dan nyeri hati Heber, 2007. Efek analgesik ditunjukkan pada sari buah belimbing pada dosis 5, 10, dan 20 mlkg BB, efek diuretik dan hipoglikemik pada dosis 5 dan 10 mlkg BB Rianti dkk., 1978. Selain itu, Sari 2008 menyatakan ekstrak etanol 96 buah belimbing memiliki efek antioksidan. 10

4. Morfologi tanaman

Merupakan tanaman berbatang kayu yang dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 5 meter. Bentuk daunnya berubah-ubah dan memiliki panjang 10-12 cm. bunganya berwarna keunguan, yang tumbuh pada cabang tanaman. Bentuk bunga radial dan strukturnya bersusun lima. Buahnya merupakan buah berair, panjangnya mendekati 10 cm, dan tersusun dari lima sisi dan bentuknya menyerupai bintang jika diiris secara melintang. Jika masak akan berwarna kuning tua Heber, 2007.

B. Flavonoid

O OH OH HO OH OH Gambar 1. Struktur katekin Strobel, Allard, Perez-Acle, Calderon, Aldunate, dan Leighton, 2005 Flavonoid adalah grup komponen polifenol yang terdapat di dalam buah dan sayuran. Familinya terbagi menjadi monomerik flavanol, flavanon, antosianindin, flavon, dan flavonol Watson, 2001. Lebih dari 4000 flavonoid telah teridentifikasi di dalam berbagai buah, sayuran, dan minuman. Flavonoid menjadi menarik akhir- akhir ini karena berbagai potensi efeknya yang menguntungkan bagi kesehatan manusia. Flavonoid telah dilaporkan memiliki aktivitas antiviral, anti alergi, antiplatelet, antiinflamasi, antitumor, dan antioksidan Buhler dan Miranda, 2000. 11 Flavonoid dikenal sebagai kelator transisi logam; sebagian besar uji inhibisi lipid peroksidasi mengukur kombinasi aktivitas pengkelat transisi logam biasanya besi dan penangkapan radikal bebas. Flavonoid memiliki elemen struktur kimia yang mungkin bertanggung jawab atas aktivitas antioksidan. Penelitian terkini oleh Dr. Van Acker dan koleganya di Belanda menunjukkan bahwa flavonoid dapat menggantikan vitamin E sebagai chain-breaking anti-oxidant di dalam membran mikrosomal liver. Peran flavonoid sebagai antioksidan dalam sistem pertahanan tubuh bisa didapatkan dengan komsumsi flavonoid 50-800 mg perhari. Kapasitas flavonoid sebagai antioksidan bergantung pada struktur molekulnya. Posisi dari gugus hidroksil dan rantai lain dalam stuktur kimia flavonoid penting untuk aktivitas antioksidan dan penangkapan radikal bebas Watson, 2001; Buhler and Miranda, 2000.

C. Peradangan 1. Pengertian peradangan

Peradangan merupakan suatu mekanisme respon pertahanan tubuh yang fundamental, dirancang untuk membebaskan diri dari penyebab awal kerusakan pada sel misalnya mikrobia, racun dan akibatnya seperti nekrosis sel dan jaringan. Tanpa peradangan, infeksi akan berlangsung tanpa terdeteksi, kerusakan tidak akan sembuh, dan kerusakan jaringan mungkin akan bertahan sehingga sangat menyakitkan Kumar dkk., 2010.