118
4.2.2.1 Kelebihan Materi
Penyusunan materi bertujuan untuk mendidik Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta melalui kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang berdasar pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP hari pertama dan RPP hari kedua. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA dijadikan sebagai perantara tersampaikannya
pendidikan lingkungan. Kompetensi Dasar 6.4 yang akan dicapai pada RPP hari pertama dan kedua, diajarkan sebagai bentuk pendidikan lingkungan dan bukan
sebatas pada ilmu lingkungan, sehingga diharapkan siswa menjadi lebih sadar dan peduli terhadap lingkungan. Sebagian besar siswa berasal dari daerah Kecamatan
Jetis. Wilayah Kecamatan Jetis merupakah salah satu wilayah yang dilewati oleh aliran Sungai Code serta termasuk dalam 5 kecamatan yang berpotensi mengalami
kekeringan dikarenakan semakin sedikitnya lahan hijau. Materi yang dikembangkan peneliti bertujuan untuk memberikan pendidikan yang mampu menyadarkan siswa
sehingga pada akhirnya diharapkan dapat semakin peduli terhadap pentingnya kebersihan sungai dan terhadap keberadaan tumbuhan.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang dikembangkan juga menggunakan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif. Penggunaan Pendekatan
PPR akan membantu siswa lebih mudah dalam memahami konteks pembelajaran melalui pengalaman belajar yang nyata. Siswa juga diajak untuk merefleksikan
pengalaman belajar yang didapat untuk kemudian menentukan aksi nyata yang akan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan tanya jawab antara guru dan siswa
terus dibangun dalam proses pembelajaran untuk mengupayakan terwujudnya Pendidikan Emansipatoris.
Dialog yang terjalin antara guru dan siswa diharapkan dapat membangun kesadaran kritis diantara keduanya khususnya terhadap terhadap permasalahan
lingkungan. Penggunaan dialog dan wawancara selama proses pelaksanaan pembelajaran menjadi usaha dalam menghormati hak-hak dari setiap siswa. Siswa
diperbolehkan untuk bertanya jika mereka merasa belum dapat memahami maksud dari materi yang disampaikan oleh guru, mereka berhak untuk menjawab pertanyaan
119 yang diajukan oleh guru serta memberikan pendapat atau tanggapan atas
pembelajaran yang berlangsung. Pembelajaran yang berlangsung menggunakan materi ini selalu mengingatkan guru untuk tidak membatasi kehendak siswa yang
positif melainkan mendorong siswa untuk mengekspresikan dirinya sebagai bentuk pemberdayaan diri siswa empowering khususnya dalam pengembangan kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Jawaban ataupun pendapat yang disampaikan oleh siswa tidak boleh
dikatakan “salah” pada waktu yang bersamaan ketika siswa menjawab atau berpendapat. Guru diharapkan dapat menggali lebih dalam apa maksud dari jawaban
siswa tersebut. Pengalaman menjalin dialog bersama dengan siswa dapat digunakan pula sebagai sarana untuk mengetahui karakteristik siswa yang tidak terlihat oleh
mata, yakni dengan merasakan dan memahami apa yang sebenarnya dipikirkan dan dirasakan oleh siswa.
Hal yang abstrak bagi siswa ketika diminta untuk memahami faktor penyebab banjir dan pentingnya tumbuhan bagi kehidupan manusia. Eksperimen digunakan
sebagai sarana untuk membantu anak dalam memahami hal yang abstrak melalui pengalaman yang nyatakonkret sesuai dengan pandangan dari Jean Piaget.
Penggunaan eksperimen dalam pembelajaran merupakan perwujudan dari penggunaan Model Conservation Scout
CS. Eksperimen “Penyebab Banjir” diberikan untuk menyadarkan siswa terhadap faktor penyebab banjir sedangkan
eksperimen “Fungsi Akar” diberikan untuk menyadarkan siswa agar memahami pentingnya tumbuhan bagi kehidupan mereka dan manusia. Pelaksanaan kegiatan
eksperimen dilakukan secara berkelompok, dengan harapan bahwa siswa akan saling belajar dan saling membantu, untuk bersama-sama memahami materi pembelajaran
sesuai dengan pandangan dari Lev Semionovich Vygotsky. Pengalaman yang didapatkan siswa melalui kegiatan eksperimen diharapkan
akan menumbuhkan kebahagiaan dalam diri siswa, mereka dapat bermain sambil belajar sesuai dengan pandangan Maria Montessori tentang anak. Panduan
eksperimen yang dipersiapkan diharapkan juga dapat membantu siswa agar lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120 mudah melakukan eksperimen. Penyusunan panduan eksperimen didasarkan analisis
kebutuhan siswa kelas III B dan juga berdasar pada 10 prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson. Tomlinson merupakan salah satu ahli terkemuka dunia pada
bidang pengembangan materi untuk pembelajaran bahasa.
Pengalaman yang sudah direfleksikan diharapkan akan mendorong siswa untuk menentukan aksi nyata bagi lingkungan. Teknik peertutoring yang digunakan
dalam proses
pembelajaran diharapkan
dapat membantu
siswa dalam
mewujudnyatakan aksi mereka dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang ditawarkan merupakan cerminan dari pendidikan yang humanis. Siswa akan
terbimbing untuk berkembang dari “aku anak didik” kemudian berubah menjadi
“aku pendidik”, melalui penugasan untuk mentutori orang-orang lain di sekitarnya berdasarkan pada pengalaman belajar yang didapatkan.
4.2.2.2 Keterbatasan Materi